Di suatu tempat di Argatroz. Sejam yang lalu.
Seorang gadis berambut pirang terpogoh-pogoh menyusuri lorong gelap yang hanya diterangi pencahayaan dari obor di dinding. Dipelukannya ia membawa sebuah bola kristal berwarna perak dengan inti keemasan. Sesekali gadis itu menoleh ke belakang seolah-olah dirinya sedang dikejar-kejar.
"Aku tak punya banyak waktu."
Akhirnya gadis itu sampai di tempat seluas lapangan sepak bola di mana sebuah altar besar berada di tengah-tengahnya. Ia segera menaiki altar tersebut dan menidurkan diri di pusat altar. Tangannya memegang kristal tadi di atas perutnya lalu memejamkan mata.
"Wahai Dewi Ramuna, pelindung Argatroz yang mulia. Aku Erina selaku keturunanmu akan mengabdikan diriku sepenuhnya. Kirimlah para utusanmu sekali lagi dan selamatkan Argatroz dari keserakahan makhluk di dalamnya. Dengan ini, aku akan mengorbankan diriku untuk membuka gerbang bagi para pahlawan yang kau kirim."
Bola kristal itu mulai bersinar. Rune kuno muncul disekelilingnya seolah membungkus tubuh gadis itu. Cahayanya kian menerang menyinari seluruh penjuru tempat. Erina dapat merasakan seluruh tubuhnya mulai mati rasa. Ini adalah cara terakhir yang dapat ia lakukan untuk menyelamatkan orang-orang di Argatroz.
"Irina, maafkan aku. Bimbinglah para pahlawan yang datang kemari dan gantikanlah tugasku."
Lalu perlahan bebatuan mulai berjatuhan. Gempa mulai melanda beberapa Distrik Argatroz terutama distrik terluar. Altar diruangan itu mulai runtuh dan bersamaan dengan itu tubuh Erina berubah menjadi partikel cahaya yang menyebar ke segala arah.
***
Kantor Asosiasi Explorer Nasional di seluruh dunia tengah sibuk. Tiba-tiba mereka mendapat laporan bahwa akses informasi ke The Land telah terputus. Mereka bahkan tidak bisa berkomunikasi dengan para Explorer yang sedang berada di sana.
Padahal belum selesai permasalahan mengenai rencana penaklukan Stage 32. Dunia pun dilanda bencana alam yang mengganggu aktivitas dan telah memakan korban sampai satu juta jiwa.
"Kumpulkan seluruh perwakilan Asosiasi Explorer Nasional di ruang rapat."
Seharusnya hari ini seluruh perwakilan Asosiasi sudah kembali ke negara masing-masing. Namun karena cuaca buruk yang melanda kota Kanada, penerbangan mereka terpaksa dibatalkan.
"Apa kejadian ini berhubungan dengan insiden 25 tahun lalu?" Seorang perwakilan dari Rusia mengemukakan pendapatnya.
"Dulu pernah terjadi masalah seperti ini?" Perwakilan Australia yang lebih muda terlihat kebingungan. Pasalnya ia baru bekerja di Asosiasi selama tujuh tahun. Masalah yang terjadi 25 tahun lalu itu cukup lama baginya.
"Itu benar. Duapuluh lima tahun yang lalu pernah terjadi kejadian serupa, dimana The Land tiba-tiba mengisolasi Explorer yang ada di sana dan terjadilah bencana alam di dunia kita. Karena masih minimnya teknologi yang ada, kami tidak mengetahui apa permasalahan yang sebenarnya terjadi," jelas Andrew, perwakilan dari Kanada. Dia adalah perwakilan paling senior yang telah bekerja di Asosiasi selama 30 tahun.
"Lalu apa yang terjadi pada saat itu?"
"The Land kembali normal setelah hampir 2 tahun. Namun tidak ada satupun Explorer yang kembali dengan selamat. Itu sebabnya tidak banyak catatan yang merekam kejadian ini. Terlalu banyak luka untuk dikenang."
"Tapi sekarang berbeda," Thomas, lelaki berkacamata yang menjadi moderator rapat menunjukkan tampilan pada layar proyektor di ruangan itu.
"Kami berhasil menyusup ke dalam sistem The Land dan mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Land : Another World
FantasiaThe Land : Another World [Season 1 END - Hiatus] Bumi, tahun 2081. Tepat 50 tahun lalu dunia digemparkan dengan kabar jatuhnya 13 meteor ke bumi. Meteor itu jatuh di 13 tempat yang berbeda dan menimbulkan kerusakan yang cukup besar. Namun setelah it...