-22- Di Balik Layar

284 108 3
                                    

Empat jam yang lalu.

"Kita harus menyusun rencana terlebih dahulu."

Ash membuka Information Center melalui EARS dan mencari informasi apapun 5 tahun lalu yang berhubungan dengan kota Didio. Karena hanya sebuah kota kecil, tak banyak orang yang membicarakan kota ini. Namun ada sebuah artikel yang cukup banyak mendapat perhatian. Artikel itu berisi berita kematian massal yang terjadi di kota Didio. Penyebabnya diduga karena keracunan air sungai yang terkontaminasi racun dari monster. Peristiwa itu memakan korban mencapai puluhan orang.

"Nona, apa kau tahu peristiwa keracunan massal yang terjadi 5 tahun lalu?" Ash bertanya pada Mona. Wanita itu baru saja kembali dari dapur sambil membawa cemilan untuk Ash dan kawan-kawan.

"Ya, aku tahu. Kejadiannya tepat beberapa hari sebelum Gridy diangkat menjadi Walikota. Sangat banyak korban yang berjatuhan, salah satunya adalah Ayahku. Tapi syukurlah nyawa Ayahku tertolong walau sekarang ia harus terbaring di ranjang."

"Apa kau tahu racun jenis apa itu?" tanya Niel.

"Aku kurang paham, seingatku itu racun dari monster Twin-Head Cobra. Itu sangat aneh. Monster itu hidup di Hutan Tunan dan tidak mungkin terbawa arus sungai sampai kesini karena arusnya berlawanan arah."

"Itu benar, monster itu dapat ditemui di Hutan Tunan dan Hutan di distrik 7. Tak mungkin terbawa arus, kecuali ada orang yang membawa racun monster itu kesini." Ash membaca barisan info tentang Twin-Head Cobra yang disebutkan Mona.

"Aku sempat mencoba membicarakannya dengan Harris. Tapi dia terlihat menghindariku. Dan setelahnya dia menyerahkan jabatan walikota pada Gridy, padahal Harris awalnya bersedia menggantikan tugas Ayahnya."

"Apa paman Harris diancam?"

"Sky benar, kemungkinan Harris dipaksa untuk menyerahkan jabatan walikota pada Gridy. Tapi ini hanya dugaan dan kita tak punya barang bukti." Entah kenapa Niel mulai bersemangat. Ini terasa seperti bermain menjadi detektif dan dia sangat menyukainya.

"Sebenarnya dulu ada warga yang melapor telah melihat orang mencurigakan dipinggir sungai sebelum kejadian itu terjadi. Namun sebelum pihak keamanan memeriksanya, orang itu ditemukan tewas bunuh diri."

"Bunuh diri?! Bagaimana mungkin?" Niel tak habis pikir. Saksi itu pasti dibunuh oleh Gridy. ini persis seperti cerita dalam drama yang ditontonnya.

"Penyelidikan berhenti sampai disitu. Gridy lalu melarang warga membicarakan kejadian itu dengan dalih agar jiwa-jiwa warga yang menjadi korban dapat pergi dengan tenang."

"Kalau seperti ini kita jadi kembali ketitik semula. Apa tak ada informasi lain yang bisa kau bagikan?"

Mona membuat gestur berpikir lalu teringat sesuatu. "Aku kenal cukup dekat dengan adik dari saksi itu. Saat pemakaman kakaknya, dia bilang padaku kalau kakaknya tidak mungkin bunuh diri."

"Ash, kita temui adik dari saksi itu."

***

Party Ash sampai di sebuah toko senjata yang sedikit kumuh. Beberapa senjata yang dijual terlihat berkarat dan senjata yang masih bagus dihargai sangat mahal. Ash membunyikan lonceng lalu menunggu sang pemilik keluar.

"Selamat datang, ingin mencari senjata apa?" Seorang gadis muda seumuran Ash menyambut mereka. Walaupun penampilannya tidak terlalu terawat, kecantikan alaminya tidak bisa ditutupi.

"Apa anda Nona Mia?"

Ash mulai membicarakan maksud kedatangannya kesini. Ia mengungkapkan keinginannya untuk melengserkan Gridy dari jabatannya sekarang. Namun raut gadis itu tidak terlihat senang. Malah terkesan menjadi lebih dingin.

The Land : Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang