Ash berbaring di tempat tidur yang tersedia di Camp milik Dewan Petualang. Di punggung tangannya tersambung selang yang mengalirkan cairan dari kantung yang di gantung di tiang di samping tempat tidurnya. Ash tidak mengira akan ada sesuatu seperti infus di dunia ini. Ia kira semua bisa di sembuhkan dengan sihir pemulihan.
Ash menatap Sky terbaring tidak sadarkan diri di sebelahnya. Anak itu menderita luka yang cukup parah akibat serangan Boss Monster. Ash menjadi merasa bersalah karena membawa Sky melewati jalan ini.
"Kau pasti sangat mengkhawatirkan saudaramu."
Ash menoleh menatap Alfreed yang duduk di tempat tidurnya. Saat ini sebenarnya ranjang Ash berada di antara Sky dan Alfreed. Pria itu sudah terlihat jauh lebih sehat padahal sebelumnya ia nyaris kehilangan nyawa.
"Tentu saja aku khawatir."
"Bagaimanapun, aku ingin berterima kasih. Kalau tidak bersama kalian aku tidak yakin apa kelompokku bisa kembali dengan selamat."
Ash tersenyum mendengar ucapan tulus dari Alfreed, "Tak perlu berterimakasih. Keberhasilan ini karena kerjasama kita semua."
"Tapi serangan terakhirmu adalah kunci keberhasilan ini. Skill seperti apa itu?" Alfreed masih ingat bagaimana Boss Monster tiba-tiba membatu. Setelah itu bahkan serangan biasa akan memberikan kerusakan besar.
"Itu skill yang bisa menghancurkan inti mana milik monster. Biasanya saat dihancurkan, inti mana dapat terbentuk kembali secara alami dalam beberapa jam. Saat inti mana mereka hancur secara tiba-tiba, mereka akan kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri. Saat itulah aku menggunakan serangan lain untuk mengalahkannya."
"Skill yang luar biasa."
Ash terkekeh melihat reaksi Alfreed, "Walau begitu, skill itu sulit digunakan karena jumlah Mana yang banyak dan Cooldown yang panjang. Makanya aku memintamu mengulur waktu. Aku juga tidak yakin apa skill itu akan berhasil mengingat monster yang kita lawan adalah Rare Lord."
"Tapi kita berhasil."
"Benar, jangan lupa membagi item yang kau kumpulkan dengan adil," ucap Ash lalu keduanya tertawa bersama.
"P-permisi, Tuan Ash. Sudah waktunya untuk mengganti perban." Seorang perawat membawa sekotak peralatan medis mendekat ke ranjang Ash sedikit malu-malu.
"Tapi aku tidak diperban." Ash memiringkan kepalanya.
"M-maafkan aku. Aku akan mengganti infus anda dengan dosis yang lebih tinggi."
Ash membiarkan perawat itu melakukan pekerjaannya. Tapi setiap gerakan gadis itu terlihat sangat canggung seolah-olah ia tengah gugup. Wajahnya juga terlihat lebih merah dari sebelumnya.
"Santai saja. Kau tidak sedang merawat seorang Raja." Ash terkekeh pelan. Namun ucapannya justru membuat wajah perawat itu semakin memanas.
"A-aku akan membawakan makan malam kalian." Perawat itu membungkukkan badan lalu bergegas pergi.
Alfreed tertawa kencang melihat gadis yang salah tingkah itu. "Kau telah membuatnya gila."
"Aku tidak melakukan apapun."
"Kau pasti tidak sadar bagaimana wajah para perawat saat kau melepas jubahmu. Mereka memandangmu seolah-olah melihat dewa turun dari langit. Aku tidak menyangka kau punya wajah yang lumayan." Harga dirinya masih tidak mau mengakui kalau Ash memang tampan.
"Mereka terlalu berlebihan."
"Aku yakin yang lebih mengejutkan dari wajahmu adalah identitasmu. Kau seorang pahlawan kan?"
Ash sangat terkejut dengan perkataan Alfreed yang tiba-tiba. Tapi ia hanya diam tidak memberikan jawaban apapun.
"Kau terlihat seperti tidak berasal dari dunia ini. Kalian semua kuat. Aku tidak akan bertanya mengapa kalian merahasiakannya, tapi aku tidak akan membocorkannya pada siapapun. Bagaimanapun kalian telah membantu kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Land : Another World
FantastikThe Land : Another World [Season 1 END - Hiatus] Bumi, tahun 2081. Tepat 50 tahun lalu dunia digemparkan dengan kabar jatuhnya 13 meteor ke bumi. Meteor itu jatuh di 13 tempat yang berbeda dan menimbulkan kerusakan yang cukup besar. Namun setelah it...