King's Obsession (Complete)

12. Langkah Baru

Setelah ditinggalkan oleh Jacky dan juga Clyndie, aku mulai merubah sikapku. Bagaimanapun juga mereka meninggalkanku karena kebodahan yang kulakukan. Aku telah menyakiti mereka yang selama ini selalu berada di sampingku untuk menemaniku di saat suka maupun duka. Mereka yang selama ini menjadi sandaranku selain Ayah dan juga Freya, kini telah meninggalkanku. Sangat kasihan, bukan, diriku ini?

Aku tidak ingin dicap sebagai 'playboy' lagi, aku ingin kembali menjadi sosok Elwin yang dulu, sosok yang selalu tenang, tidak akan dibuai oleh nafsu hubungan seksual seperti yang kulakukan sebelumnya. Aku ingin menjadi diriku sendiri. Aku sudah bertekad. Aku harus bisa. Supaya di saat mereka kembali lagi ke kehidupanku, mereka bisa melihat perubahanku, aku berharap mereka bisa lagi kembali menjadi sahabatku meski kesempatan hanya 0,000 sekian persen, aku tetap akan memperjuangkan kesempatan ini.

Setelah aku kembali menjadi Elwin yang dulu, Ayah sudah tidak begitu sering marah padaku meski dia masih sering mengoceh tentang Freya yang kulupakan itu. Dia selalu mengatakan aku sudah melupakannya, padahal kenyataannya adalah Freya yang meninggalkanku. Aku tahu Ayah sebenarnya sudah mengetahui itu karena aku sudah bercerita dengannya, namun dia seperti tidak terlalu peduli, dia percaya bahwa suatu hari nanti Freya akan kembali ke sini, dan kembali ke sisiku. Aku hanya terkekeh di saat dia mengatakan hal itu padaku.

Ayah. 

Kini hanya Ayah yang menjadi sandaran hidupku, aku ingin menjadi orang sukses yang bisa membanggakan Ayah di kemudian hari. Aku ingin dia memujiku, aku ingin dia mengatakan bahwa dia sangat bangga padaku, maka dari itu, aku berusaha meraih nilai PK-ku setinggi mungkin, karena dengan itu, aku akan dengan mudah mendapatkan perkerjaan yang bagus.

Setelah dua tahun aku berkutat di duniaku sendiri setelah kepergian mereka, aku berhasil meraih gelar S1-ku dengan nilai yang sangat memuaskan, bagaimana tidak? Nilai PK-ku hampir mencapai sempurna -predikat Summa Cum Laude, Ayah juga sempat meneteskan air matanya ketika menghadiri acara wisudaku. Aku memeluk Ayah dengan erat, karena dia yang menjadi patokan dalam hidupku, dia yang sudah berhasil membimbingku menjadi Elwin yang sekarang.

Sehari setelah acara Wisuda, rumahku kedatangan beberapa tamu yang menawariku untuk bekerja di perusahaan mereka, aku tersenyum pada mereka semua dan meminta beberapa hari untuk memikirnya, dan akhirnya pilihanku jatuh pada perusahaan swasta yang sudah memiliki beberapa cabang di luar negeri. Aku mulai menyiapkan segala sesuatu yang biasanya digunakan untuk melamar pekerjaan, sayangnya bukan aku yang melamar pekerjaan, pekerjaanlah yang datang melamarku, sehingga aku hanya menyiapkannya dan akan mengirimnya ke perusahaan tersebut keesokan harinya.

***

Aku menatap bangunan besar di hadapanku dengan penuh kekaguman. Masih kuingat kejadian beberapa hari yang lalu, dimana beberapa orang mengunjungiku dengan menawarkan pekerjaan yang menggiurkan, sehingga di sinilah aku, perusahaan yang aku pilih untuk bekerja.

Dengan langkah yang percaya diri, aku menghampiri seorang resepsionis yang sedang berada di balik counter, aku mengatakan keperluanku dan dia dengan senang hati membawaku ke ruangan Manajer. Aku berterima kasih padanya sebelum dia meninggalkanku.

"Selamat pagi, Pak," sapaku sembari tersenyum tipis. Pak Manajer membalas sapaanku sebelum menyuruhku untuk duduk di hadapannya. Aku menurut.

"Saya sangat senang karena Anda bersedia menerima pekerjaan yang ditawarkan perusahaan ini. Saya percaya dengan nilai Anda itu pasti banyak perusahaan yang berusaha menawari pekerjaan pada Anda.

"Baiklah, karena sudah menjadi ketentuan perusahaan bahwa setiap ada karyawan baru, mereka harus memulainya dari nol, dan itu juga berlaku pada Anda. Jadi, saya harap Anda bisa bekerja sama dengan kami semua. Jika enam bulan setelah ini Anda dapat bekerja sesuai keinginan kami, maka kami akan mempertimbangkan untuk menaikkan jabatan Anda."