Keesokan harinya aku membawa Freya mengunjungi Ayah. Ayahku yang mulanya tidak mengetahui Freya--mengira aku membawa pacar baru lagi--sempat memarahiku tanpa aba-aba di hadapannya. Untung Freya dengan sigap segera mengatakan bahwa dirinya adalah Freya, gadis kecil yang begitu dirindukannya dulu sekarang sudah menjadi seorang wanita. Ayah sangat senang ketika aku menjelaskan tujuan kedatangannya kali ini.
“Jadi, kalian ke sini tujuannya untuk mengatakan bahwa kalian ingin menikah? Elwin, kenapa tidak kamu bawa Freya datang ke sini dari jauh hari, huh? Padahal kamu tahu kalau ayahmu sudah sangat merindukannya. Kamu sengaja ingin mengerjaiku, begitu?”
Freya terkekeh pelan melihatku yang diomeli Ayah. Sekilas aku merasa seperti kembali ke zaman SMA dulu. “Ayah, sudahlah, bukannya aku sudah membawanya ke sini? Lalu Ayah, setelah menikah nanti, kita akan pindah ke rumah yang lebih besar,” ujarku.
Ayah tersenyum begitu mendengar apa yang kukatakan tadi lalu menggeleng pelan. “Ayah tidak ingin pindah, Win. Ayah tidak ingin mengganggu kalian.”
“Tidak, Paman harus ikut dengan kami, biarkan kami yang menjagamu, Paman,” timpal Freya yang mengundang kekehan Ayah. Freya menatap bingung Ayah.
“Kenapa kamu masih memanggilku dengan sebutan ‘Paman’? Ayo, panggil Ayah,” ujar Ayah yang membuat pipi Freya merona merah.
“Ayah,” panggil Freya malu-malu.
“Yah, benar apa yang dikatakan Freya, biarkan kami yang menjagamu. Ini sudah saatnya Ayah menikmati hidup
tuamu, Yah, jadi, ikut kami, ya?” sahutku kemudian.Ayah menggelengkan kepalanya lagi. “Ayah ingin tinggal di sini, Win. Meskipun tidak semewah rumah dulu yang pernah kita tinggal, tapi Ayah sudah nyaman dan terbiasa di sini. Tetangga di sini pun baik-baik, tidak keberatan membantu atau sekadar menjadi teman bicara Ayah. Kalian tidak usah mengkhawatirkanku. Kalian kan bisa sering mengunjungi Ayah kalau kangen. Bolehlah seminggu sekali atau dua kali."
“Tapi…”
“Sudahlah, tidak usah membahas ini lagi, kalian sudah harus memulai menyiapkan semua kebutuhan pernikahan kalian, bukan?”
Percakapan selanjutnya diisi oleh ceramah Ayah tentang arti sebuah pernikahan dan juga perintah-perintahnya yang menyuruhku harus menjaga Freya atau sejenisnya.
Malam ini aku sangat senang, sudah lama aku tidak berkumpul dengan Ayah dan ngobrol dengannya, plus dengan Freya yang semakin melengkapi keluarga kecil ini. Di saat seperti ini, aku teringat Ibu. Apa yang dilakukan Ibu di sana? Apakah Ibu senang karena aku akan segera menikah? Apakah Ibu menyukai Freya? Aku semakin merindukan Ibu. Jika saja tidak ada kecelakaan itu, mungkin Ibu tidak akan meninggalkan kami, tapi, aku tidak akan bertemu dengan Freya.
Ibu, apakah semua ini adalah takdir?
***
Beberapa minggu terakhir ini, aku sibuk mengatur pernikahanku dengan Freya. Mulai dari mencoba baju penggantin, foto pre-wedding, menyiapkan dan membagikan undangan, membooking tempat acara, hingga mencari rumah yang baru. Ternyata menyiapkan segala kebutuhan yang dibutuhkan di sebuah pernikahan itu sangat capek, tapi tidak jarang juga aku tertawa sendiri karena sebentar lagi aku akan menjadi suami Freya.
Hubungan David –Suzan yang awalnya hanya sebuah sandiwara, sekarang sudah menjadi real, aku tentu sangat senang. Karena dengan itu, Suzan tidak akan mengganggu hubunganku dengan Freya. Sebelumnya aku sudah membuat perjanjian dengan Suzan agar dia terus menjaga rahasia ini, dengan senang hati dia menerimanya, karena dia juga tidak ingin David meninggalkannya setelah mengetahui rencana kami.
Aku menatap kalender yang terletak di atas meja kerjaku. Minggu depan adalah hari pernikahanku dengan Freya, aku tersenyum lebar. Ternyata segala hal yang kulakukan tidak ada satupun yang gagal. Tindakan selanjutnya yang akan kuambil adalah merebut perusahaan Steven. Jika semuanya berjalan sesuai apa yang kurencanakan, maka semuanya akan berhasil dengan perfect, aku akan menjadi Direktur sebagaimana mestinya. Jika saja perusahaan Ayah tidak bangkrut dulunya, tentu saja aku yang akan menjadi Direktur, bukan? Aku hanya kembali ke posisi semula yang memang menjadi hak milikku.
***
Pernikahan kami berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan. Tamu-tamu yang datang menikmati acara kami dengan senang. Meski Ayahku cacat, ia mudah berbaur dengan orang lain, beda dengan biasanya yang cuek dingin melebihi es. Ia pasti sangat senang sampai tidak bisa mengontrol emosi yang biasa ia lakukan. Dan menurut cerita Freya, Ayahnya yang sesungguhnya tidak begitu suka dengan orang miskin ternyata bisa bercakap dengan Ayahku juga, bahkan sangat seru dan lancar. Apa karena mereka berdua adalah mantan direktur, jadinya bisa menjadi lawan bicara yang cocok? Entahlah. Aku dan Freya hanya saling tertawa melihat semua orang berbahagia.
Setelah resepsi pernikahan kami selesai, kami langsung menuju ke bandara. Berhubung karena sudah memasuki bulan April, maka kami memilih Jepang - Tokyo sebagai tempat yang akan kami kunjungi untuk bulan madu. Freya ingin sekali melihat bunga-bunga sakura yang mekar di sana saat musim semi. Menurut info-info yang kutemukan, Jepang termasuk salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi oleh para honeymooners, mungkin dikarenakan tempatnya yang memiliki 4 musim, tempat-tempat sejarahnya, dan juga termasuk salah satu dunia entertaimen yang banyak menaung dan direkomendasikan artis-artis Korea Selatan yang sekarang semakin mendunia.
Kami mengunjungi banyak tempat di sana, seperti Showa Memorial Park, Taman dan Kebun Binatang Ueno, Museum Nasional Tokyo yang berada di kawasan yang sama dengan Taman Ueno, juga tempat-tempat lainnya yang pemandangannya sangat indah. Kami melewati 5 hari 4 malam di Tokyo dengan penuh kebahagiaan. Bulan madu yang begitu menyenangkan.Jika aku berada di dalam sebuah buku cerita, kemungkinan saat-saat ini adalah Happy Ending yang paling sempurna, yang paling diidam-idamkan oleh semua pembaca yang membaca ceritaku.
********************Hai apa kabar?
Apakah masih ada yang mengingat dan merindukan Elwin?
Aku yang sebagai pencipta merasa sangat kasihan sudah menelantarkannya, apalagi mengetik bagian di mana dia merindukan IbunyaOugh, hati ini sungguh sakit dan bersalah 😭
Sebelum Twisted Fate (cerita sebelah) berakhir, aku memutuskan untuk menamatkan cerita ini dulu.Lho? Bukannya sudah ending ya? Itu ditulis di atas
Belum dong. Kisah Elwin dengan rencana liciknya masih panjang, hehehe 😎Penasaran? Stay tuned ya 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
King's Obsession (Complete)
Ficção Geral(Belum Revisi) "Bangkrut? Hah, syukurin lo sudah jadi gembel." "Hey, kami sudah gak takut lagi sama lo, jadi jangan harap buat nge-bully kami lagi!" "Ops sorry, orang miskin yang gak selevel gak bisa masuk ke group kami." Pada hari yang tertakdirkan...