Our Story ; satu

8.5K 627 103
                                    

Seokmin berjalan menuju sebuah gedung tua. Ia mengenakan setelan jas lengkap. Dibelakangnya ada beberapa pria bertubuh kekar yang diyakini sebagai pengawalnya.

Bruk'. Saat memasuki gedung, sesorang menubruk dan memeluk kaki seokmin.

"Ku-mohon. To-long akh-ku dan tem-teman teman ku" pinta orang itu.

Orang yang berlutut itu seorang pemuda dengan mata sipit yang bahkan tak terlihat lagi karena air matanya membuat mata itu semakin sipit. Ia hanya memakai kaos putih tipis dan celana bahan bewarna putih. Kedua tangannya dirantai. Begitu pula dengan kedua kakinya. Seokmin yakin itu berat.

"Khu-mohon tuan"suaranya terdengar kesakitan.

Seokmin membantu pemuda itu berdiri.

"Sial. Tempat ini benar-benar ada" umpat seokmin.

seokmin menyerahkan pemuda sipit itu pada pengawalnya. Lalu ia mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

"Coups hyung, aku akan membeli semua budak di distrik 7, siapkan uangnya. Akan ku kirim nomor rekeningnya nanti." setelah menutup telepon. Seokmin berjalan menuju sebuah ruangan.

Pengawalnya membukakan pintu besar itu dan mempersilahkan seokmin masuk.

"Lama tidak bertemu pak tua"sapa seokmin sarkastik.

"Lama tidak bertemu tuan penguasa" balas pria tua di hadapannya.

"Apa mau mu datang ke tempat kumuh seperti ini?" tanya pria tua itu.

"Kau sepakat untuk menjual gedung ini. Dan aku akan membelinya-" ucap seokmin.

"Beserta seluruh budak mu"lanjut seokmin lagi.

"Kau tau , budak-budak ku itu mahal"ucap pria tua itu.

"Dan kau tau aku ini orang kaya" balas seokmin.

"Jadi berapa yang kau minta pak tua?"tanya seokmin lagi.

"Aku punya 20 budak dan mereka dibawah umur. Kau harus membayar mahal atas itu" ucap pria tua itu.

"200 miliyar won" lanjut pria tua itu.

"Ku kira kau akan minta berapa" seokmin terkekeh

"Bahkan itu masih jauh dari seper-delapan kekayaan ku"

Setelah mendapat nomor rekening, seokmin langsung mengirimkan nya ke tangan kanan nya yang ia panggil coups tadi.

Seokmin keluar dari ruangan itu dengan setumpuk kunci. Lalu ia memberinya ke salah satu pengawalnya.

"Bebaskan semua budak dan kirimkan mereka ke yayasan ku yang ada di jepang" perintah seokmin.

"Baik tuan"

Seokmin terus melangkah , hingga ia kembali bertemu dengan pemuda yang tadi berlutut di hadapannya.

"Kau. Ikut aku"perintahnya.
Pemuda itu menatapnya bingung.
Seokmin melempar kunci yang ia dapat dari pria tua itu untuk membuka rantai di kaki dan tangan para budak.

Pemuda itu menangkap kunci itu.
"Aku sudah membeli mu dan teman-teman mu. Kau bebas" ucap seokmin.

"Be-narkah?" tanya pemuda itu.

"Buka rantai sialan itu dan ikut aku",perintah seokmin.

Seorang budak sudah dilatih untuk selalu menurut, dan itulah yang dilakukan pemuda ini.

"Dimana teman-temanku?" tanya pemuda itu dingin.

"Aku mengirim mereka ke jepang"jawab seokmin.

"Kenapa aku tidak ikut mereka?" tanya pemuda itu lagi.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang