Satu bulan kemudian....
.
.Setelah melakukan kelas persiapan bersama Joshua , kini tiba lah hari dimana Soonyoung memulai harinya menjadi seorang mahasiswa.
"Kau gugup?" tanya Seokmin sambil membenarkan tatanan dasinya.
"Uhm. Aku tidak tau harus bersikap seperti apa nanti" jawab Soonyoung.
Luka-luka Seokmin dahulu sudah pulih, ia sudah kembali dengan aktivitas nya sebagai seorang pengusaha dan juga boss mafia.
Mereka kini sedang duduk di meja makan, mulai menyantap sarapan yang disajikan bibi Ahn.
"Aku tau kau orang yang mudah bergaul" ujar seokmin disela sarapannya.
"Ya-tapi kau tau sendiri" Soonyoung bergumam pelan.
Dia masih takut saat bertemu dengan orang asing. Setidaknya ia butuh satu yang ia kenal.
Sebernya ada, tapi Seokmin merahasiakannya.
"Beritahu aku jika ada yang berani menyentuhmu" ujar Seokmin.
Soonyoung mendelik, "kau protektif"
Seokmin mengabaikannya dan mulai beranjak meninggalkan meja makan.
"Masih ingin tetap disana atau kau akan terlambat di hari pertamamu?"
Mendengar itu Soonyoung langsung mengikuti langkah Seokmin, ia menyempatkan diri untuk menghabiskan susunya, baru beberapa langkah , ia kembali lagi ke meja makan mengambil tasnya dan juga jas Seokmin. Ia menggeleng pelan , bagaimana bisa Seokmin lupa dengan jasnya.
Soonyoung pun berlari kecil menghampiri Seokmin di garasi. Ketika sampai ia melihat Seokmin sedang bercakap-cakap dengan seseorang di telpon. Ia memutuskan untuk diam sampai Seokmin menyelesaikan pembicaraannya.
"Ini-" ujar Soonyoung menyodorkan jas milik Seokmin ketika pria bermarga Lee itu menyelesaikan sambungannya.
"Ah terimakasih" jawabnya .
Soonyoung berjalan ke sisi lain mobil lalu mendudukan dirinya di sebelah Seokmin.
Meski samar tapi Seokmin tau , Soonyoung gugup dan juga sedikit cemas.
Seokmin menggerakkan tangannya menggenggam lembut tangan Soonyoung , "semua akan baik-baik saja" ujar nya memberi keyakinan pada Soonyoung.
Soonyoung tersipu.
Entah sejak kapan , tapi hubungan keduanya sudah semakin dekat. Sangat dekat malah.
Sesekali Soonyoung akan tidur dikamar Seokmin dan begitu pula sebaliknya. Dan Seokmin juga sering mencuri cium di area manapun di wajah Soonyoung yang bisa ia sentuh dengan bibirnya.
Tak bisa Soonyoung pungkiri bahwa semakin hari degup jantungnya semakin kencang ketika ia bersama Seokmin. Dia tidak bodoh untuk menyadari bahwa ia menyukai pria yang telah menyelamatkan hidupnya ini.
Tapi mereka tak terikat hubungan apapun. Hal itu membuat Soonyoung berhenti berharap akan sesuatu yang ia tak tau pasti.
"Kau melamun, kita sudah sampai" ujar Seokmin membuyarkan lamunan Soonyoung.
Soonyoung melirik keluar, ia meneguk ludahnya kasar.
"Seokmin, kita pulang saja ya" cicitnya.
Seokmin menghela napasnya, "dasar anak kecil, segitu saja minta pulang" cibir Seokmin.
"Yak! Aku bukan anak kecil!" protes Soonyoung.
"Kalau begitu keluar lah. Aku harus bekerja" ujar Seokmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
Fanfiction[Complete] Lee seokmin , pemuda 24 tahun.pengusaha sukses dan juga pemimpin mafia yang disegani. Kwon Soonyoung, 17 tahun. Seorang budak. "Kumohon tolong aku!" SEOKSOON ; slight! Meanie. Cheolsoo.