our story ; empat

4.1K 470 47
                                    

Sebelumnya....

"Jelaskan! Jelaskan padaku kenapa Lim Xin Wu bisa berkeliaran di Seoul"

"APA! Mustahil! Dia sudah jelas jelas mati! Dokter yang mengautopsinya sudah memastikan kalau itu dia"

"Aku tidak tau,tapi dia masih hidup! Siapa dokter yang memeriksa mayat itu?"

"Dia dokter ...."

..............

"Dia dokter-- dokter apa ya, ah aku lupa siapa"

"Bagaimana bisa kau melupakan hal sepenting itu ?" ujar Seokmin dengan nada kesal.

"Maaf, aku akan cari tau. akan aku kabari segera"

"Ah , hyung , cari tahu latar belakang Lim Xin Wu"

"Baiklah"

Setelah menutup panggilan tersebut , seokmin merenung, ia punya firasat bahwa ada sesuatu yang tidak ia ketahui tentang Lim Xin Wu.

.
.
.
.

Waktu sudah menunjukkan jam 3 pagi, dan Seokmin baru saja terbangun dari tidur satu jamnya.

Ia keluar kamarnya dan membuka pintu kamar Soonyoung pelan.

"Aku tidak tau kau tidur seperti ini" batinnya, ia terkekeh geli. Ia melihat Soonyoung tidur dengan bantal yang sudah jatuh dilantai dan selimut yang tersingkap sebagian.

Seokmin meneguk ludahnya, matanya tak sengaja melihat perut putih banyak bekas luka milik Soonyoung.

"Sialan, aku ini kenapa?"

Ia menggelengkan kepalanya kasar , menepis pikiran-pikiran kotor yang hampir saja ia bayangkan.

Dengan cepat ia membenarkan posisi tidur Soonyoung.

Seokmin duduk di pinggiran kasur lalu mengangkat pelan kepala Soonyoung dan meletakkan bantal di bawahnya. Menutup baju Soonyoung yang tersingkap lalu menarik selimut menutupi tubuh Soonyoung sampai ke dada.

Seokmin mengelus surai Soonyoung, "bagaimana bisa bocah seperti mu tersiksa seperti ini" gumamnya pelan.

"Eungh-eomma"erang Soonyoung dalam tidurnya.
Seokmin tersenyum. Ia lalu menjauhkan tangannya dari pucuk kepala Soonyoung lalu pergi meninggalkan pemuda sipit itu.
.
.
.

Soonyoung memang nyenyak sekali kalau sedang tidur. Tapi, sejak ia dijadikan budak, ia begitu sensitif dengan bunyi decitan pintu.

Ia membuka mata ketika mendengar bunyi itu lalu langsung menutup matanya kembali ketika menyadari Seokmin masuk.

Ia merasa dingin dibagian perutnya karena baju nya tersingkap sedikit.

Ia malu sebenarnya, tapi ia terlalu takut untuk bergerak. Ia takut jika Seokmin tau kalau ia tidak tidur.

Jantung Soonyoung berdetak cepat ketika tangan besar Seokmin mengangkat separuh tubuhnya dan membaringkan nya diatas bantal, bau maskulin dari tubuh Seokmin menyapa indra penciumannya dan entah kenapa wajahnya memanas hanya karena hal kecil itu.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang