our story ; duapuluh tujuh

2.3K 342 11
                                    

[a/n] mungkin ini mengecewakan, tapi sejak awal alurnya memang sudah aku rencanakan seperti ini.
.
.

Sebelumnya...

"Halo , dengan Lee Seokmin-ssi?" tanya suara dari seorang sana.

"Hm"

"Kami dari kepolisian Seoul. Tahanan atas pelecehan serta percobaan pembunuhan terhadap Kwon Soonyoung ditemukan tewas dengan luka tembak didalam ruang besuk dengan seorang pemuda yang menggunakan baju rumah sakit"

"Hah!?" Seokmin segera berlari keluar meninggalkan Soonyoung yang kebingungan.

Ia pergi menuju sebuah ruangan yang berjarak 3 pintu dari ruangan Soonyoung.

"Sial!!"

.
.
.

       Rasa takut mulai menghampiri Soonyoung. Seokmin pergi begitu tiba-tiba, bahkan ia keluar tanpa mengatakan sepatah katapun. Soonyoung menekuk kedua kakinya, ia menutup telinganya dan memejamkan mata erat

           "Jangan pergi...aku takut... Jangan..."racau nya diikuti dengan buliran air mata.

      Cklek' pintu ruangannya kembali terbuka membuat Soonyoung merasa semakin ketakutan.

       "Maaf" itu suara Seokmin. Terdengar  begitu menyesal. Soonyoung membuka matanya dan langsung menghambur ke pelukan Seokmin.

       "Jangan pergi....ku mohon.. Tetap disini, Seokmin" ujarnya semakin mengeratkan pelukannya.

        "Aku tidak akan kemana-kemana. Tak usah takut" kata Seokmin mengelus lembut punggung Soonyoung.

        Setelah sedikit lebih tenang , Soonyoung bertanya, "tadi..kemana?"

        "Ke--toilet" jawab Seokmin asal.

        Soonyoung menatap sendu kamar mandi di depannya. Seokmin berbohong. Tapi ia pikir mungkin Seokmin tak bisa memberitahukannya.

        "Uhm, seok.." panggil Soonyoung seraya melepaskan pelukannya.

          "Ya?"

            Soonyoung menggeser tubuhnya-- "ma-mau kah kau naik?" --memberikan ruang yang cukup untuk Seokmin diatas kasur yang ditempatinya.

         Seokmin terkekeh, ia mengacak rambut Soonyoung sebelum akhir nya menuruti kemauan Soonyoung.

        Bangsal yang ditempati Soonyoung hanya cukup untuk satu orang sebenarnya, tapi dengan sedikit paksaan sepertinya cukup untuk berdua.

        Wajah Soonyoung memerah , ia tak pernah semanja ini sebelumnya. Mereka pun tak pernah berada dalam jarak sedekat ini. Dimana Soonyoung berbaring diatas lengan Seokmin dengan Seokmin yang terus mengelus rambut dan mencium kepalanya berkali-kali.

         "Aku mencintaimu" bisik Seokmin.

       Soonyoung mengulum senyum nya , wajah nya benar-benar memerah sekarang. "A-aku juga mencintaimu" cicitnya sambil menenggelamkan wajahnya diceruk leher Seokmin.
.
.
.
.

         "Bagaimana bisa ini terjadi!" erang Seungcheol.

Flashback..

     Seokmin berlari keluar meninggalkan Soonyoung seorang diri. Ia pergi kesebuah ruangan yang hanya berjarak 3 pintu dari ruangan Soonyoung

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang