Seoul, june 15th, 20:00KST
“kau lelah?” tanya Seokmin pada Soonyoung yang duduk disebelahnya. Sejak sampai di korea ia jadi lebih diam. Dari tadi yang ia lakukan hanya memandang ke luar jendela mobil.
Soonyoung memutar kepalanya mengahadap Seokmin, dan Seokmin pun panik dibuatnya.
“hey, kau kenapa? Kau sakit? kenapa menangis?” tanya Seokmin.
“a-aku –hiks,aku senang. Aku tidak menyangka bisa kembali ke tanah kelahiran ku –hiks” ucap nya terisak.
Seokmin tidak menanggapi lebih, ia kembali memandang lurus kedepan. Namun perlahan, ia mengangkat tangan kirinya untuk mengelus surai pemuda sipit itu.
.
.
.“ini kamar ku, dan ini kamar mu." tunjuknya.
"Pembantunya belum bekerja hari ini, aku akan ambilkan air hangat untuk membersihkan dirimu. Dan aku juga akan membantumu mengganti perbannya.”sambungnya lagi.
“aku bis-“
“kau tanggung jawab ku sekarang” titah pemuda beramarga Lee itu.
Soonyoung duduk di tempat tidur barunya , sementara Seokmin kembali kekamarnya untuk mengganti pakaian. Seokmin kemudian berjalan ke dapur untuk mengambil air hangat.
“kau bisa membersihkan dirimu sendiri kan?” tanya Seokmin. Ia mengalihkan pandangan mata nya dari tubuh toples soonyoung yang masih terlilit perban.
Soonyoung mengangguk, “hm , aku bisa”
Dengan dibantu Seokmin, Soonyoung melepas perban yang melilit ditubuhnya , ia mulai memeras handuk yang tadi terendam air hangat. Ia mengusap pelan tubuhnya.
“err, bisa kau keluar? Sepertinya aku malu dilihat seperti itu” ujar Soonyoung.
“aku akan tetap disini, kau tidak bisa mengoles betadine di punggungmu yang penuh luka itu”ucap Seokmin. Soonyoung mengangguk saja, memang sedikit sulit sih.
Setelah selesai dengan membersihkan diri , Seokmin membantu Soonyoung untuk mengobati luka serta memasangkan perban.
“kulitmu halus” ucap Seokmin tiba-tiba.
“bisa kau ulangi?”
“aku bilang kulit mu halus. Tua Bangka itu malah merusaknya. Kalau lukanya sudah mengering dan bekasnya menghilang, aku akan menyuruh bawahan ku untuk membawamu ketempat perawatan kulit”
Soonyoung membuka mulutnya hendak berbicara, namun ia menutupnya kembali, lalu barulah ia berbicara, “kau berlebihan tuan kaya raya”
Seokmin terkekeh, ia lalu menyodorkan botol kecil yang Soonyoung ketahui itu adalah obat untuk hole nya. “mau aku oleskan?”
Soonyoung segera merebut botol kecil itu, “aku bisa sendiri, jadi tolong keluar”—wajahnya memerah.
Seokmin pun keluar dan berjalan menuju kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Soonyoung. Ia tersenyum, ”rasanya sudah lama sejak terakhir kali aku tersenyum”
.
.
.Seokmin menyamankan tubuhnya di sandaran tempat tidur. Ia menerawang jauh, “kenapa aku mau mengurusi orang yang baru ku kenal” batinnya.
“aku tak pernah begini sebelumnya” ia menghela napasnya, ia bingung dengan apa yang telah ia lakukan. Biasanya ia kan mengirimkan anak-anak terlantar ke yayasannya bukan nya dengan senang hati merawat dengan tangannya sendiri.
Tok’tok’
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya, ia lalu turun dari kasurnya dan membuka pintu yang sempat ia kunci tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
Fanfiction[Complete] Lee seokmin , pemuda 24 tahun.pengusaha sukses dan juga pemimpin mafia yang disegani. Kwon Soonyoung, 17 tahun. Seorang budak. "Kumohon tolong aku!" SEOKSOON ; slight! Meanie. Cheolsoo.