our story ; dua belas

3K 400 18
                                    

Sebelumnya...

"Baiklah, aku akan menjawab.Dia mengancam akan membunuh adik ku, belakangan ini aku tahu kalau itu hanya gertakan. Dia bahkan tak tau dimana adik ku berada. Dia hampir gila karena istrinya begitu menginginkan putra nya kembali, dan yah--"

"--dia memang berniat balas dendam, dia bersumpah untuk membunuh mu dengan tangannya" sambungnya lagi.

.
.
.

Seokmin berdecak, "ck, lalu kenapa kau menyembunyikan identitas mu?"

"Aku--" ucapan Jeonghan terpotong. Dering ponsel Seokmin membuatnya berhenti berbicara,membiarkan Seokmin menerima panggilannya.

"Sial! Kita pergi sekarang, siapkan pesawatnya, dan aku ingin Park ahjussi yang jadi pilotnya!"

Seokmin berdiri dari duduknya, "kau belum menjawab. Kita lanjutkan pembicaraan ini nanti" setelah itu seokmin bergegas pergi meninggalkan Jeonghan.

.
.

"Coups hyung, bersiap-siaplah. Kita pergi ke Inggris sekarang" ujar Seokmin , ia berbicara dengan Seungcheol lewat telpon.

Sebelum pergi ke bandara , ia pulang kerumahnya untuk menjemput Soonyoung. Ia tidak mempercayai bocah itu untuk tinggal sendirian.

Seokmin semakin mempercepat laju kendaraan nya, ia benar-benar harus pergi ke Inggris sekarang.

Panti asuhannya baru saja di ledakkan oleh Micheilis , salah satu keluarga mafia di inggris. Dan kini anak-anak disana dan juga seorang biarawati disandera oleh Micheilis. Mereka menginginkan Lee Seokmin turun tangan dalam penyelamatan sandera atau semuanya akan dibunuh. Tentu saja Seokmin tidak ingin hal tersebut terjadi.

Setelah sampai dirumah nya , ia --dengan sedikit berlari-- menghampiri Soonyoung dan langsung menarik tangan pemuda sipit itu.

"Akh,sakit. Kau kenapa?" tanya Soonyoung, ia sedikit meringis dan juga kaget pasalnya ia baru saja tertidur di sofa saat seokmin tiba-tiba menarik tangannya, bahkan ia tak memakai alas kaki apapun.

"Pasang seatbelt mu" perintah Seokmin. Soonyoung pun menurut.

"Kau kenapa?" tanya Soonyoung lagi. Ia mencengkeram celana nya kuat, sungguh Seokmin terlalu ngebut, dan ia takut.

"Aku harus pergi" jawabnya singkat.

"Apa aku juga ikut?" tanya Soonyoung.

Seokmin menggeleng, "tidak, kau akan tetap di Seoul , kau akan tinggal bersama Joshua hyung selama aku tidak ada" jelasnya.

"Tapi kau mau kemana?" tanya Soonyoung lagi.

"Inggris, ada yang harus aku selesaikan disana"

"Kenapa aku tidak ikut?"

"Karena ini bukan sesuatu yang bisa kau tangani, lebih baik kau belajar untuk kuliah mu nanti"

Soonyoung diam, ia tau , seokmin itu seorang boss mafia. Ia juga tau pekerjaan seokmin itu berbahaya. Ia ingat saat seokmin mengatakan bahwa ia pernah diancam dengan samurai, dengan mendengarnya saja Soonyoung tau seberapa berbahayanya hidup seokmin.

"Kau-- kau akan kembali kan?" tanya Soonyoung ragu.

"Jika kau ingin aku kembali , maka aku akan kembali, tentu saja jika aku tidak mati"

Kepala Soonyoung tiba-tiba terasa sakit, "apa nyawamu terancam?"

"Aku cukup dibenci untuk tetap dibiarkan hidup"

Tak terasa kini mereka sudah sampai didepan sebuah apartemen sederhana.

"Masuklah, apartemen mereka nomor 17" ucap Seokmin.

Soonyoung melepas seatbelt nya, ia membuka pintu lalu turun, sebelum ia benar-benar menutup pintu itu kembali, Soonyoung berucap , "ku mohon , jangan mati" , seokmin dapat mendengar suatu pengharapan dalam kalimat itu, ia bisa merasakan bahwa Soonyoung sungguh-sungguh. Baru kali ini ia bertemu dengan orang yang benar-benar ingin dia hidup, selain ayah angkatnya. Bahkan ayah kandungnya dulu lebih menginginkan ia mati.

"Hm, kau juga, jangan menangis saat aku pergi" ia terkekeh setelahnya saat matanya menangkap bahwa Soonyoung menahan tangis.

Dengan cepat Soonyoung menutup pintu mobil dengan keras, dari dalam Seokmin dapat melihat Soonyoung mengusap matanya kasar, ia kembali terkekeh saat melihat Soonyoung dengan langkah kesal berjalan masuk kedalam apartemen.

Seokmin jadi lupa tentang perjalanannya ke Inggris.

Dengan segera ia kembali melajukan mobilnya menuju bandara.

.
.
.

Soonyoung menekan bel berkali-kali, ia mulai putus asa karena pintu tak kunjung terbuka. Rasa paniknya hampir saja muncul kalau saja Joshua tida segera membuka pintu nya.

"Kau sudah lama?" tanya Joshua dengan suara seraknya

"Apa aku membangunkanmu?" tanya Soonyoung, merasa tak enak hati melihat Joshua yang tampak masih mengantuk.

Joshua menggeleng, "tidak, Seungcheol tadi menelpon, dia yang membangunkanku. Ayo masuk!" ujar Joshua mempersilahkan Soonyoung masuk.

"Eoh- kau tidak pakai alas kaki?" tanya Joshua heran.

"Seokmin menarik ku bahkan aku tak sempat memakai sendal atau lainnya"

Joshua terkekeh, "kau tau, dia tak pernah begitu pada orang lain. Bisa ku bilang, kau hebat"

Soonyoung sedikit bersemu meskipun ia tak menyadarinya, "i-itu bukan hal yang bisa di bangga kan" ucapnnya, entah kenapa ia terbata.

"Itu harus. dia orang yang cukup berpengaruh untuk dunia" kata Joshua sambil sedikit membersihkan ruang tengahnya.

"Cuci kaki mu, mungkin saja kau menginjak kotoran diluar sana"ucap Joshua diiringi dengan tawa ringannya.

Soonyoung menurut, tadinya ia ingin merajuk, tapi dia pikir mereka tak terlalu dekat untuk hal manja seperti itu.

Selesai mencuci kaki, Soonyoung menghampiri Joshua diruang tengah.

"Kemana Seungcheol hyung?" tanya Soonyoung.

"Inggris, mereka akan melakukan hal yang berbahaya lagi" jawab joshua.

"Memangnya, apa yang akan mereka lakukan?" entah kenapa jantung soonyoung berdetak tak tenang, ia jadi gelisah.

"Micheilis, salah satu keluarga mafia terkuat di inggris. Mereka menaruh dendam pada seokmin" ujar Joshua. Soonyoung menyimak.

"Tahun lalu, Seokmin meruntuhkan tempat perbudakan seks milik Micheilis dan memerdekakan para budak"

Soonyoung masih trauma, garis bawahi itu. Dan kini ia mulai berkeringat dingin. Tiba-tiba saja dia takut.

"Jika mereka bertemu, mungkin akan terjadi perang dunia ke tiga-" joshua melirik Soonyoung, ia menepuk keningnya.

"Maaf, aku tidak bermaksud membuat mu takut" sambungnya lagi sambil mengelus lembut punggung Soonyoung.

Joshua pun memilih mengalihkan topik pembicaraan, "kau akan kuliah?" tanya Joshua.

Soonyoung mengangguk.

"Ingin belajar sekarang?"

Soonyoung menggeleng, "kurasa tidak" jawabnya.

"Oke, lalu apa yang akan kita lakukan untuk mengisi sisa hari ini?"

"Ceritakan!" kata Soonyoung.

"Ceritakan semua tentang Lee Seokmin!" sambungnya lagi.

.
.
.

To be continue...

Note:
Setelah dipikir-pikir, udah hampir 4 tahun jadi fujoshi tapi aku belum menemukan alasan kenapa suka hal ginian 😂

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang