special chapter (2)

2.8K 303 54
                                    

[a/n] latarnya setelah chapter terakhir ya... Warn! Typo(s) :)

•••••••

Seokmin tersenyum simpul. Ia senang, ia bahagia. Pemuda yang kini masih memeluk lehernya itu selalu saja berhasil menlukiskan senyum di wajah tampannya.

Soonyoung masih duduk dipangkuan Seokmin , dan ia masih memeluk Seokmin erat. Hanya saja kini ia tertidur, Soonyoung menangis cukup lama tadi , baju Seokmin jadi basah karena air matanya. Seokmin sih senang-senang saja Soonyoung tidur di pangkuannya –sambil memeluknya pula—kalau bukan karena ia khawatir Soonyoung akan pegal-pegal ia tak akan beranjak dari sofa tunggal itu.

Dalam tidurnya Soonyoung menyamankan diri di ceruk leher Seokmin , tak sadar bahwa tubuhnya kini sedang di gendong ala koala oleh Seokmin. Sesekali Seokmin mengecup bahu Soonyoung yang terkspos karena ia mengenakan piyama yang sedikit kebesaran.

Seokmin terus melangkah menuju kamarnnya dan meletakkan Soonyoung di atas tempat tidurnya , sedikit kepayahan karena Soonyoung memeluknya begitu erat membuat ia juga ikut terjatuh ketempat tidur menimpa tubuh Soonyoung. Dengan perlahan Seokmin melepas dirinya dari rengkuhan Soonyoung dan membenarkan posisi tidur pemuda yang ia cintai itu.

Ia menatap wajah Soonyoung lama, lalu mengusap pipi Soonyoung. Kulit halus nan lembut milik Soonyoung selalu menjadi bagian favorit Seokmin nomor dua karena nomor satu yang menjadi bagian terfavoritnya adalah bibir ranum Soonyoung yang kini tengah ia tempeli dengan bibir nya sendiri. Seokmin tersenyum ketika ia menajuhkan bibirnya dari bibir Soonyoung, ia gemas melihat Soonyoung tersenyum dalam tidurnya.

Seokmin berjalan ke sisi lain tempat tidurnya, membaringkan tubuhnya disamping Soonyoung. Ah-hampir saja ia lupa, Seokmin pun memiringkan tubuhnya menghadap Soonyoung , menarik selimutnya hingga sebatas dada Soonyoung dan menarik selimut untuk dirinya sendiri. Ia lagi-lagi tersenyum.

“mimpi indah”bisiknya.

.

.

Soonyoung tersenyum , wajahnya memerah , ternyata kulit putihnya masih belum ‘terbiasa’ dengan Seokmin. Pasalnya ketika ia membuka mata di pagi hari , yang ia lihat adalah dada bidang Seokmin. Yang ia dengar adalah suara detak jantung Seokmin. Yang ia rasakan adalah tangan Seokmin yang memeluknya erat. Soonyoung malu tapi ia suka.

“kau melamun?” suara Seokmin membuat Soonyoung kaget, terlalu tiba-tiba.

“tidak”jawabnya singkat. Soonyoung ingin sekali melepas pelukan Seokmin , tapi ia malu.

“Soonyoung…” panggil Seokmin. Soonyoung yang masih berada dalam peulukan Seokmin menengadahkan kepalanya , menatap Seokmin dengan tatapan polosnya “ya?”

“bisa ku minta morning kiss ku?” tanya Seokmin yang membuat Soonyoung dengan refleks memukul dada Seokmin

“Yak! Dasar mesum”

Seokmin terkekeh , ia menyentil pelan hidung Soonyoung lalu mengecup bibir Soonyoung singkat.

“Sudah! Terimakasih Soonyoung” ujarnya setelah mencuri satu ciuman dari Soonyoung. Seokmin mengecup bibir Soonyoung satu kali lagi sebelum akhirnya ia segera berlari keluar dari kamarnya –menghindari lemparan bantal yang Soonyoung lakukan.

Soonyoung menggigit bibirnya sendiri , membayangkan bagaimana lembutnya bibir Seokmin diatas bibirnya ugh –malu, Soonyoung langsung menutup wajah dengan kedua tangannya.

Siang harinya , setelah selesai makan siang, Soonyoung mengekori Seokmin menuju ruang kerja nya. Entah lah, dia hanya ingin mengikuti Seokmin.

Sejak kejadian dimana ia diculik Jun, Seokmin belum kembali ke kantornya. Seokmin selalu sibuk dengan dirinya dan sesekali memeriksa pekerjaan yang di bawa Seungcheol ke rumahnya. Soonyoung jadi merasa bersalah.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang