Sudah satu minggu Jun berada di kediaman keluarga Kwon. Keluarga yang hangat , tak seperti keluarganya. Selama ini Jun hanya mendapat perhatian penuh dari kakaknya dan juga dari ibu tirinya. Ia tau keluarganya menyayanginya namun ia tidak berada dideretan 'priorias'. Dan selama seminggu ini ia terus memikirkan Lee Seokmin, orang yang ia anggap bertanggung jawab penuh atas kematian ibunya. Ia berjanji akan membalaskan dendam ibunya.
Beberapa hari yang lalu ia menghubungi kakaknya memberitahu tentang kondisinya. Karena kakaknya sedang melakukan tugas di luar negeri ia harus menunggu beberapa hari sampai kakaknya datang menjemput. Jun hidup dilingkungan kemafiaan, ia juga sering diajak ayah nya untuk ikut menyaksikan transaksi-transaksi illegal serta beberapa pembunuhan. Ia tumbuh dilingkungan yang tidak sehat.
Hari itu Jun menghampiri ayahnya Soonyoung, ia mengatakan jika ia akan segera pulang.
"ahjussi, mungkin kakak ku akan menjemputku dalam beberapa hari" ujarnya.
"ah , kenapa cepat sekali, yeobo aku kehilangan satu anak lelaki ku. Soonyoung akan kesepian jika kau pergi , tidak bisakah kau disini sedikit lebih lama?" tanya Junyong.
"kalau bisa aku pun ingin disini lebih lama ahjussi. Tapi aku punya banyak hal yang harus ku lakukan" ujar Jun.
"sepertinya kau remaja yang cukup sibuk nak"
Jun terkekeh , "ya begitulah"
.
.
.
.
Jeonghan menjemput Jun beberapa hari setelah nya ia memberikan uang sebagai rasa terimakasih , namun keluarga sederhana itu menolaknya dengan alasan ikhlas. Soonyoung berdiri dibelakang tubuh ayahnya , ia melihat sendu kepergian Jun, sebagai anak tunggal ia cukup merasa kesepian saat teman main nya pergi.
Bukannya diantar pulang kerumah menemui ayahnya, Jeonghan membawa Jun ketempat yang asing. Tentu saja Jun bingung.
"hyung , kita kemana?" tanya Jun.
"hyung tidak mau kau tinggal dengan ayah"
"kenapa?" tanya Jun lagi.
"lelaki itu adalah pengaruh buruk untuk mu Jun, hyung akan memalsukan kematian mu. Kau akan pakai marga ibu mu mulai sekarang. Bukan Lim Junhui lagi , tapi Wen Junhui. Kau ingat itu baik-baik ya" ujar Jeonghan panjang lebar.
Jun hanya mengangguk mengerti.
"untuk sekolah mu , kau akan homeschooling" ucap Jeonghan lagi. Jun hanya bergumam menanggapi kakaknya.
"hyung , kau tau Lee Seokmin?" tanya Jun tiba-tiba. Jeonghan yang sedang menyetir menatapnya sekilas.
"kau mengenalnya?"
"aku membencinya" ujar Jun dingin
Jeonghan kembali menatapnya sekilas, "kenapa? Bukankah dia orang yang baik?"
"baik ya-" jun mendengus.
"dia membuat ibu mati"
"tapi itu hanya kecelakaan Jun!" protes Jeonghan yang tak suka dengan pendapat adiknya, hidup dilingkungan yang sama dengan ayahnya membuat Jun jadi pendendam.
.
.
"Aku melihat Lee Seokmin dengan seorang pemuda di kampus ku" ujar Jun.
"Lalu?" tanya Jeonghan terdengar santai namun sesungguhnya ia khawatir, ia takut rasa benci yang tumbuh di dalam hati adiknya membuat ia menjadi buta.
"Aku akan menghancurkannya" ucap Jun sirat akan kebencian.
"Kau bercanda!? Dia bukan lawan yang seimbang." Uajr Jeonghan mencoba mencegah adiknya.
"Aku tidak peduli! Aku sudah punya rencana, ku mohon, biarkan aku kali ini saja" pinta Jun.
"Aku tidak bisa! Kau bisa mati" ucap Jeonghan menaikkan nada suaranya.
"Maka aku akan membuatnya ikut ke neraka bersamaku"ujar Jun dingin.
Harusnya sejak dulu Jeonghan menjauhkan Jun dari ayahnya. Didikan dari ayahnya membuat Jun jadi tak memiliki hati, ia jadi memutuskan sesuatu berdasarkan yang ia lihat dari satu sudut pandang. Membuatnya mengabaikan fakta-fakta yang sebenarnya terjadi. membuatnya buta.
.
.
Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga, peribahasa itu adalah peribahasa yang tepat untuk apa yang terjadi sekarang. Meskipun Jeonghan sudah menyembunyikan Jun dengan sangat baik, ayahnya itu tetap bisa menemukan Jun.
"hai anak ku" sapa Lim Xin Wu saat ia sengaja mengunjungi Jun di flat kecil yang di beli Jeonghan sebagai tempat persembunyian Jun.
Jun menaikan sebelah alisnya , "hai ayah , kau menemukan ku?" lalu tersenyum miring. Ia tau perihal Lee Seokmin yang hampir membunuh ayahnya dengan meledakkan mobilnya beberapa minggu lalu. ia juga tau tentang kakaknya yang diancam oleh ayahnya sendiri jika Jeonghan tak memalsukan kematian ayahnya. Ia tau semuanya—
"pulanglah , ibumu merindukan mu"
"aku akan pulang sebentar lagi , sampai tujuan ku tercapai"
--tentang ibunya yang gila karena merindukan nya. Tentang ayahnya yang juga membenci Lee seokmin. Ia juga tau tentang Kwon Soonyoung yang tinggal bersama Seokmin, juga tentang Soonyoung yang akan masuk ke universitas milik Seokmin. Yang membuatnya menemukan sebuah ide brilian untuk menghancurkan Seokmin. Ia akan kembali ke universitas dan memulai rencananya.
Jun tau semuanya. Ia tak cukup bodoh untuk mengabaikan hal-hal itu. Ia juga tau tentang kakak nya yang bertemu dengan Lee Seokmin di salah satu rumah sakit, juga tentang—
Lee Jihoon, mata-mata yang dipekerjakan kakaknya.
.
.
to be continue...
Note :
flashback nya udah selesai, '-' jadi Jihoon itu mata-mata. makanya dia tau kalau si Jun masih di Seoul. tapi yah percuma jadi mata-mata kalau Jun nya juga tau '-'
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
Fanfiction[Complete] Lee seokmin , pemuda 24 tahun.pengusaha sukses dan juga pemimpin mafia yang disegani. Kwon Soonyoung, 17 tahun. Seorang budak. "Kumohon tolong aku!" SEOKSOON ; slight! Meanie. Cheolsoo.