our story ; delapan

3.3K 431 36
                                    

Soonyoung membuka matanya ketika suara berisik terdengar dari luar kamarnya.

Wajahnya terasa mengeras karena sisa air mata yang semalam belum sempat ia bersihkan.

Soonyoung melirik sisi kosong tempat tidurnya, ia merona tatkala mengingat bagaimana ia meminta Seokmin untuk tidur bersamanya. Memalukan sekali.

"Aku tidak mau tahu! Segera temukan Yoon Jeonghan!"

Suara marah Seokmin membuyarkan lamunan Soonyoung.

Soonyoung hendak melihat keluar tapi ia mengurungkan niatnya karena percakapan yang menurutnya tidak boleh terpotong hanya karena kehadirannya ,ia memilih untuk menguping.

"Kalau bisa juga aku akan membawanya sekarang, jangan terlalu egois Seokmin!" itu suara Seungcheol.

"Cih, aku punya kuasa hyung, harusnya kau bisa memanfaatkan kekuasaan ku untuk menemukannya!"

"Lim Xin Wu masih hidup, kita harus waspada bodoh! Aku hidup lebih lama dari mu, jadi dengarkan aku. Bukan kah kau bilang kau akan bertindak kalau dia bertindak! Jadi sabarlah"

"Hah-- baiklah aku menurut. Tapi kalau sampai dia mengincar Soonyoung karena kita tak segera bertindak, aku tak akan memaafkanmu hyung. Bocah itu sudah terlalu menderita"

Soonyoung yang tadi berdiri bersandarkan pintu di belakangnya merosot, kakinya tak lagi mampu menahan beban tubuhnya. Dia takut. Nama pria tua itu bagaikan virus mematikan yang dapat membunuhnya kapan saja.

Soonyoung memeluk lututnya, ia menggigit bibirnya agar tidak melantur. Ia tak mau Seokmin tau kalau ia mengetahui fakta bahwa Lim Xin Wu masih hidup.

"Jangan dekati aku! Jangan sentuh aku! --hiks" soonyoung terisak. Batinnya terus meronta ketakutan.

Setetes darah mengalir  karena ia terlalu keras mengigit bibirnya.

Suara derap langkah yang Soonyoung yakini adalah langkah kaki Seokmin membuatnya segera menghapus kasar air mata serta darah di bibirnya, membuat darah itu menempel di pipi nya.

Soonyoung langsung menaiki tempat tidurnya dan menutup tubuhnya dengan selimut. Ia menutup wajahnya dengan bantal yang semalam Seokmin gunakan.

Soonyoung memeluk bantal itu erat berharap getaran tubuhnya berhenti.

"Hey, bangun lah.. Soonyoung bangunlah.. Eh-kau menangis? Soonyoung!" seokmin menarik paksa bantal yang menutupi wajah soonyoung. Mata nya membulat ketika melihat bercak darah di bantal. Ia lalu menatap Soonyoung , bibir pemuda itu terluka.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang