Gelap.
Satu kata yang terlintas ketika Soonyoung membuka matanya. Seingatnya tadi ia pergi bersama Jun menjemput Jihoon, tapi kenapa sekarang ia duduk dengan tangan dan kaki terikat serta mata yang ditutup?
Soonyoung menggerakkan tangannya, tapi kedua tangan itu hanya bergerak tak sampai 10 senti. Soonyoung takut. Sungguh ia sangat takut. Ia tak bisa menggerakkan kakiknya karena kakit-kaki itu terikat dengan kuat di kaki kursi. Jantung Soonyoung berdetak dengan cepat. Ia butuh Seokmin. Soonyoung benar-benar takut.
"Seokmin....Seokmin..." panggilnya. Namun tak satu pun suara yang berhasil didengarnya. Hening. Soonyoung mulai terisak bayangan masa lalu kelamnya kembali berputar-putar seperti kaset kusut didalam kepalanya.
"siapapun , lepaskan aku ..." Soonyoung mulai terisak.
Soonyoung bergidik ketika sebuah tangan mengelus lembut pipi nya , "kau sudah bangun Soonyoungie?"
"J-Jun.. Jun bantu aku lepaskan ikatan ini , ku mohon." pinta Soonyoung dengan isakannya.
"Jangan menangis. Kita akan bersenang-senang sambil menunggu pangeran mu datang" tangan Jun masih terus mengelus pipi Soonyoung yang kini sudah di banjiri air mata.
"a-apa yang kau lakukan!!" Soonyoung terkejut bukan main saat tangan besar Jun menjalar ke bagian lehernya, membelai nya seduktif.
"Sudah ku bilang kita akan bermain-main sampai pangeran mu datang, tenang lah , aku seorang good player ." ucap Jun sebelum mengecup bibir Soonyoung.
Soonyoung semakin takut. Tangannya bahkan bergetar, menjijikkan, sentuhan Jun begitu menjijikan meski ia tampan sekali pun. Rasanya sama seperti saat ia disetubuhi oleh antek-antek tuan nya dulu.
Soonyoung menghentakkan tangannya berharap tali-tali yang mengikatnya terlepas, tapi seperti nya mustahil.
Tarikan kasar pada rambutnya membuat ia mendongakkan kepalanya , menampakkan leher putihnya. "Diam!!" bentak Jun. Tubuh Soonyoung semakin bergetar, ia benar-benar takut.
Tangan kanan Jun masih ia gunakan untuk mencengkram rambut Soonyoung sedangkan tangan lainnya ia gunakan untuk membuka kancing kemeja yang Soonyoung kenakan sementara bibirnya asik mencumbu leher dan juga bibir Soonyoung. Sesekali ia akan memberi tanda miliknya dileher Soonyoung.
Dalam hati Soonyoung berdo'a agar Seokmin segera datang, ia merasa kotor sekarang.
Soonyoung menggigit bibirnya , menahan suara erangan dan desahan yang mungkin saja keluar dari mulutnya. "selamat kan aku Tuhan, Seokmin cepatlah datang" Soonyoung masih terisak , ia menangisi takdir yang tuhan berikan untuknya. Ia pikir ia tak akan mendapatkan pelecehan seperti ini lagi. Tapi nyatanya.
"jangan gigit bibir mu! kau akan melukainya" ujar Jun sambil mengusap darah yang mulai mengalir dari bibir Soonyoung.
Jun sudah melepas kan cengkraman pada rambut Soonyoung, ia kini beralih pada sesuatu yang lebih menggiurkan. Jun melepas kemeja Soonyoung hingga kemeja itu menggantung di tangannya.
"banyak bekas luka, sepertinya anak buah ayah bermain kasar" ujar Jun yang membuat mata Soonyoung membulat sempurna di balik kain hitam yang menutup matanya.
"k-kau..."
"iya , aku anak Lim Xin Wu, pria tua yang memperbudak mu dulu"
Soonyoung memberontak dalam ikatannya, ia ingin pulang, ia tak mau berada disini dengan sentuhan-sentuhan yang Jun berikan.
"lepaskan, lepaskan aku!!!" teriak Soonyoung frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
Fanfiction[Complete] Lee seokmin , pemuda 24 tahun.pengusaha sukses dan juga pemimpin mafia yang disegani. Kwon Soonyoung, 17 tahun. Seorang budak. "Kumohon tolong aku!" SEOKSOON ; slight! Meanie. Cheolsoo.