our story ; duapuluh enam

2.5K 353 42
                                    

Seokmin berjalan dengan sebuket bunga ditangan kanannya. Ia melangkah kan kaki nya menaiki bukit. Diatas sana ayah angkatnya bersemayam. Seokmin berjongkok di hadapan makam ayahnya , mengusap pusara itu lembut. Ia rindu ayahnya.

"Hai abeoji, maaf sudah lama aku tak mengunjungimu" ucap nya sambil meletakkan buket bunga yang ia bawa.

"Abeoji, aku pikir, aku akan berhenti menjadi mafia. Aku--"

"Aku tak ingin berurusan dengan bahaya lagi"

"Abeoji, karena aku, orang-orang yang aku cintai terluka"

"Aku belum mengenalkannya pada mu, namanya Kwon Soonyoung."

"Aku mencintainya abeoji"

"Tapi karena aku, dia kembali terluka."

"Sudah tiga hari dan dia belum sadarkan diri"

"Wonwoo masih dalam masa kritisnya"

"Hahah" Seokmin tertawa , tapi matanya menangis.

"Mingyu membenci ku abeoji, aku mengacaukan keluarga kita"

"Dino harus merelakan pentas tari internasional nya karena ku, aku menghancurkan mimpinya"

"Karena pengeroyokan itu , hansol mendapat luka permanen di wajahnya, padahal dia seorang model"

"Karena aku, mereka semua mendapat imbasnya abeoji."

"Coups hyung dan juga Joshua hyung jadi repot untuk mengurusi semua masalahku"

"Aku--aku harus apa abeoji?"

Setelah berkeluh kesah dimakam ayahnya , Seokmin kembali kerumah sakit. Rasanya sudah lama sekali ia tidak menangis. Terakhir ia menangis saat ayahnya meninggal 4 tahun lalu.

Sesampainya dirumah sakit ia menjenguk Dino dan juga Hansol yang ditempatkan dalam satu ruangan.

Ia berdiri di antara ranjang Dino dan juga Hansol.

"Hei bocah" seru Seokmin.

Dino memutar bola matanya malas , "aku sudah 17 tahun , berhenti memanggil ku bocah hyung"

Seokmin tersenyum yang justru membuat keduanya bergidik , pasal nya Seokmin jarang tersenyum.

Keduanya tambah merinding saat Seokmin membungkukkan badannya sembilan puluh derajat.

"Hyung, kau sedang apa!?" tanya mereka bingung.

"Aku Lee Seokmin ,minta maaf, karena aku kalian jadi terluka"

"Hoi hoi hyung, kau kerasukan ya?" tanya Hansol bingung.

"Karena aku karir model mu mungkin akan jadi lebih sulit." ujar Seokmin pada Hansol.

"Dan karena aku juga, kau tak bisa tampil di acara internasional itu" kata Seokmin pada Dino.

Dino dan Hansol tertawa.

"Menggelikan hyung, dengan luka ini aku tetap tampan" ujar Hansol membanggakan luka goresan di hidungnya

"Asal kau tau hyung, harga apartemen yang kau berikan untuk ku jauh lebih mahal dari gaji yang aku dapat di pentas itu. Lagi pula aku masih bisa mengikutinya lain waktu" kata Dino.

Seokmin tersenyum-lagi- membuat kedua remaja itu terdiam. Mereka tak pernah melihat Seokmin tersenyum sebahagia itu.

Seokmin mengacak rambut keduanya. "Terimakasih! Terimakasih banyak kalian sudah mau mengabdi selama beberapa tahun untuk ku. Setelah ini kalian bisa jadi remaja biasa" ujar Seokmin.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang