Oppa

23.5K 2.8K 99
                                    

"Ke mana?"

Aku menatap punggung Wonwoo oppa yang sedang sibuk dengan gamenya. Astaga, setidaknya tatap aku kalau sedang bicara.

"Rumah Yerin," jawabku singkat. Sebelum pergi ada baiknya minum air putih dulu. Daripada dehidrasi di tengah perjalanan. Ya kan?

"Sendiri? Sudah malam, Na. Aku antar."

"No! Cuma ke rumah Yerin kok. Kan dekat," tolakku cepat-cepat.

Bukan apa-apa sih, tapi bisa panjang urusannya kalau mengajak Wonwoo oppa. Semua teman-temanku yang notabene fansnya sedang berkumpul di rumah Yerin.

Kalian pasti sudah bisa menebak apa yang akan terjadi kalau oppaku yang tampan dan populer itu berdiri di hadapan mereka.

"Jeon Han--"

"Dah, aku pergi!"

Aku segera berlari keluar rumah sebelum dia melayangkan protes ini-itu.

Sambil berjalan, aku akan cerita sedikit tentang; bagaimana rasanya jadi adik Jeon Wonwoo?

Bukannya mau pamer, tapi kurasa kalian juga sama-sama kepo seperti mereka di luar sana. Jujur, aku sudah mendengar pertanyaan itu jutaan kali.

Jadi adik Jeon Wonwoo itu; diluar ekspetasi kalian. Apa kalian salah satu dari banyak wanita yang berpikir kalau Wonwoo oppa itu cool dan perfect?

Heol, kalian salah besar.

Pertama, oppaku itu tukang ikut campur. Oppa pernah melarangku pacaran dengan Mingyu sunbae. Alasannya simpel, karena Mingyu sunbae terkenal. Dia takut aku dipermainkan.

Saat itu aku langsung merengut dan berkata; kau lebih terkenal darinya, oppa. Tapi aku tidak pernah melihatmu gonta-ganti pacar.

Bingo. Ucapanku langsung membuatnya menyerah. Dia setuju aku pacaran dengan Mingyu sunbae dengan catatan; izin pada Jeon Wonwoo sebelum pergi kencan.

Dia juga posesif, cerewet dan tukang bohong. Sudah ratusan kali dia membohongiku yang polos dan bodoh ini.

Mulai dari hal konyol seperti; Na, lihat deh adik itu celananya terbalik sampai yang paling parah; Na, kemarin aku lihat Mingyu keluar sama perempuan lain.

Yah pokoknya dia oppa diluar ekspetasi kalian.

"Hanna ya? Adiknya Wonwoo?"

Aku menyerngitkan dahi melihat lima laki-laki di depanku. Mereka bukan teman-teman oppa. Aku kenal hampir semua teman Wonwoo oppa.

"Siapa kalian?" tanyaku sedikit kesal. Buang waktu saja.

"Tenang saja cantik, kita cuma butuh umpan buat balas dendam."

Eh? Bicara apa sih dia? Umpan? Kalian kira aku cacing apa. Dan lagi, balas dendam? Sejak kapan oppa punya musuh.

"Ayo ikut kita ke basecamp," kata salah satu dari mereka sambil merangkul tubuhku.

"Apaan sih!"

Aku mendorong tubuhnya kuat-kuat. Gila, Mingyu sunbae saja jarang merangkulku, dia malah seenak jidat melakukannya. Benar-benar!

"Pilih mana, ikut kami dengan cara halus atau kasar?" ancam laki-laki bertubuh bongsor.

Shit! Badan saja yang besar, beraninya sama wanita!

"Brengsek!"

Bugh! Aku hampir menjerit saat melihat laki-laki itu jatuh ke tanah. Empat temannya segera mundur selangkah melihat si peninju.

"Na, kau baik-baik saja kan?"

"Oppa..."

Aku menatapnya tak percaya. Sejak kapan dia ada disini? Maksudku... apa dia mengikutiku?

"Bilang pada Seungcheol kalau dia hanya berurusan denganku, jadi jangan libatkan siapapun, apalagi perempuan. Brengsek!"

Dan lima laki-laki itu lari menjauh dari gang sepi ini. Uh, apa oppa punya musuh? Siapa Seungcheol?

"Oppa--"

"Ada yang luka?" potongnya. Aku menggeleng. "Lupakan, mereka cuma preman yang disewa Seungcheol untuk balas dendam."

"Oppa punya musuh?"

"Hm, musuh di lapangan. Basket tidak sesederhana itu, Na. Mungkin dia kesal gara-gara sekolahnya kalah lagi dengan sekolah kita."

Ah, jadi itu? Astaga, aku tak habis pikir. Gara-gara olahraga--yang katanya hanya game--si Seungcheol jadi hilang akal. Ckck.

"Aku kan sudah bilang, ini sudah malam, biar aku yang antar! Mana si Mingyu? Harusnya dia tidak membiarkan pacarnya pergi sendiri."

Kan, mulai lagi. Aku mencubit pipi oppaku ini gemas.

"Aku melarang Mingyu sunbae mengantarku. Aku sudah besar, oppa. Aku juga mau pergi naik bus sendiri, jalan sendiri. Lagipula pergi denganmu atau Mingyu sunbae tidak terlalu asik. Aku jadi pusat perhatian gara-gara kalian."

Jalan beriringan dengan laki-laki tampan dan populer tidak semudah itu kawan.

Wonwoo oppa tersenyum tipis lalu merangkulku erat.

"Bagiku kau tetaplah Jeon Hanna, si bayi yang harus kujaga. Kau tidak akan tumbuh dewasa, dik."

Aku menatapnya kesal. "Oppa yang bayi! Masa belum punya pacar sampai sekarang. Hampir sembilan belas tahun juga."

"Jeon Hanna!"

O-ow, oppaku mulai kesal rupanya. Ah, satu lagi yang harus kalian ketahui tentang; bagaimana rasanya jadi adik Jeon Wonwoo?

Itu anugerah yang paling aku syukuri. Wonwoo oppa, saranghae!

***

Wkwk, rasanya absurd parah bayangin wonwoo jadi mas. Tapi kalo aslinya gini, aku juga pingin punya kakak macem dia😂😂😂

Kalo kalian gimana? Hayoo, jangan salfok pengen punya pacar kayak mingyu ya /gadeng.

Kunjungi wattpadku untuk baca seventeen imagine dan tsundere yg lagi on going wkwk.

Jgn lupa vomentnya yaa. Kalian bisa request loh, nanti bakal aku tampung. Ciaoo~~~

Wonwoo AsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang