Guru Olahraga

14.9K 1.9K 230
                                    

"Lihat Pak Jeon."

"Sial, tubuhnya bikin ngiler."

"Duh, nggak bisa konsen."

"Salah fokus terus."

"Dia ribuan kali lebih tampan kalau basah kayak gitu."

Aku mendesah mendengar suara teman-temanku. Ck, apa tubuh kekar dan wajah tampan lebih penting dari nyawa anak tak berdosa?

Pertama, sekarang kelasku praktik renang.

Kedua, gurunya Pak Jeon lagi! Aku nggak suka banget sama dia. Dia itu judes, dingin, galak dan pelit kalau ngasih nilai. Benci banget deh!

Ketiga, aku nggak bisa berenang. Mungkin hanya aku satu-satunya murid yang nggak bisa berenang. Huaaaa.

Pak Jeon (dengan tubuh basahnya) berdiri di hadapanku dan teman-teman lainnya. Sial, mending dapet nilai 0 deh daripada disuruh renang.

"Kalian harus mempraktikan gaya yang sudah saya contohkan tadi," perintahnya.

Aku menatap Pak Jeon setengah kesal. Maksudmu mempraktikan gaya kupu-kupu? Hello, yang aku bisa hanya gaya balon! Diam lalu mengambang. Hahah--

"Yang tidak bisa, siap-siap mengulang dengan adik kelas."

Hanjir! Mengulang dengan adik kelas katanya! Sial, bisa double malu nih. Masa kalah sama adik kelas sih.

Tapi tunggu. Kenapa dia menatapku? Apa dia sedang menyindirku?

"Kalau tetap diajarin Bapak sih, saya mending ngulang aja, Pak," kata Yoomi yang langsung buat seisi tempat ini bergemuruh.

"Sayangnya bukan saya gurunya. Pak Ji yang akan menggantikan saya."

Pffft, aku hampir ngakak. Pak Ji yang hampir pensiun itu? Astaga. Tapi nggak apa-apa sih. Pak Ji kan lumayan baik kalau memberikan nilai.

"Okay, sekarang saya akan mengabsen setiap anak untuk maju lalu mempraktikannya. Yang pertama, Jeno."

Jeno pun maju dengan percaya diri. Huft, jelas saja, dia kan hobi berenang. Gaya kupu-kupu sih kecil buat dia.

Hampir setengah jam berlalu. Semua temanku sudah maju dan mereka berhasil. Sial. Jadi tinggal aku saja? Bagaimana ini? Apa aku pura-pura pingsan saja ya? Tapi kan mal--

"Sekarang kalian boleh kembali ke kelas."

What? Sudah selesai? Aku nggak dipanggil? Baguslah. Jadi aku nggak perlu susah-susah menghindari kolam renang yang menyebalkan itu.

Akupun memutuskan ikut teman-temanku berdiri meninggalkan kolam renang. Yah, karena aku duduk di barisan paling belakang, akupun harus rela menjadi siswa terakhir yang meninggalkan kol--

Puk! Aku tersentak saat seseorang memegang puncak kepalaku dari belakang. What the! Tangan siapa ini? Bukannya aku orang terakhir ya?

"Siapa suruh kau pergi?"

Anjir! Ini kan suaranya Pak Jeon. Sialsial. Dia mau apa? Aish, padahal aku sudah senang setengah mati tadi.

"Kembali ke kolam renang," perintahnya lagi.

"T-tapi, Pak--"

"Kau mau mengulang dengan adik kelasmu?"

Aku menggigit bibirku. Uh, mana teman-teman sudah pergi lagi. Tempat ini sangat sepi. Suara Pak Jeon jadi terdengar semakin berat dan menakutkan.

"Berbaliklah," kata Pak Jeon setelah melepaskan tangannya dari puncak kepalaku. Ah, sudahlah. Mungkin hari ini memang jadi hari sialku.

Setelah menghela napas pelan, akupun segera membalikkan badan sesuai perintah Pak Jeon. Dan--

--damn! K-Kenapa Pak Jeon harus berdiri sedekat ini sih? Kalian pasti belum tau kan kalau Pak Jeon itu tinggi? Dan kalian pasti juga belum tau kalau tinggiku aku hanya sebatas dadanya.

Ugh, dadanya terlihat dua kali lebih bidang dari jarak sedekat ini. Mungkin hanya sejengkal? Astaga. Ini terlalu dekat.

"Ikut aku."

"Ha?"

"Belum bisa berenang, kan?" Aku menerjapkan mata lalu mengangguk. "Aku akan mengajarimu."

A-apa? D-diajari Pak Jeon? Disini? Berdua saja? Kok aku deg-degan gini sih?

"K-kenapa harus berdua?" tanyaku ragu.

"Karena hanya kau yang tidak bisa."

"A-aku bisa b-belajar sendiri."

Pak Jeon tertawa. Eh. Aku nggak salah mendeskripsikan, kan? Dia tertawa? Serius?

"Harus denganku."

"Kenapa?"

Pak Jeon tersenyum manis sambil menatapku teduh. Astaga. Pak Jeon salah makan ya? Kenapa dia suka terse--

"Karena aku yang mau. Aku bisa mengajarmu kapanpun di luar jam sekolah."

Aku menelan salivaku susah payah. Apa maksudnya? Ak--

"Sebagai pacar."

Aku menatapnya tepat di mata, dan dia lagi-lagi tersenyum. Pacar?

Pa...car?

***

Jgn ditiru ya teman-teman. Kalo guru kalian begini mending jgn diladeni😂😂😂😂

Cuma mau menginformasikan kalau...JENA NUNA UDA TERBIT YEYE. Emang ada yg nunggu? Heol, iyaya:'""

Yodah gitu aja. Jejakjejaaak jgn lupa:**

Wonwoo AsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang