Suami (pt. 2)

20.3K 2.3K 325
                                    

makasi buat semangatnya sehingga saya bisa menulis bagian baru lagi:"""")

hehehe~~

Menikah. Kata sebagian orang menikah itu menyenangkan. Kalian berbagi suka dan duka bersama, saling memperhatikan, saling mencintai. Nyatanya? Hm, tidak seindah itu.

Contohnya? Aku.

Hari ini aku ada reuni SMA
Temenin ya♡

Aku berharap dia akan membalas pesanku dengan hal-hal manis, seperti, "jam berapa? Nanti aku jemput," atau "jangan! Disana pasti ada mantanmu. Aku tidak suka."

Pinginnya.

Mas Wonwoo : ok.
Mas Wonwoo : shareloc.
Mas Wonwoo : aku menyusul.

:)

Aku tersenyum. Jangan terlalu banyak berkhayal deh. Dia mau ikut aja udah keajaiban luar biasa.

Sip, nanti aku kirim
Thanks sayaaaang💋💋

Mas Wonwoo : jgn pk emoticon itu
Mas Wonwoo : geli

Yaya, perkenalkan, dialah suami super dingin--bahkan pada istrinya sendiri--yang sialnya sangat amat aku cintai. Jeon Wonwoo.

***

Pukul tujuh lebih sedikit aku sampai di tempat acara. Wonwoo bilang dia akan terlambat karena harus mengurus perusahaannya yang luar biasa sibuk itu.

Baiklah, aku bisa mengerti. Dia cari uang buat aku juga.

"Na!"

Aku tersentak mendengar suara di belakangku.

"Naraaaa!!"

Dan kami berpelukan. Ya Tuhan, sahabatku udah banyak berubah aja. Dia terlihat makin berisi dan--

"Kau hamil?" tanyaku. Dan dia mengangguk. "Aaaa, selamat!" jeritku lalu kembali memeluknya.

"Makasih. Sendiri? Suami kamu?" tanya dia. Aku tersenyum tipis.

"Dia akan menyusul. Hehe."

***


Atau tidak? Udah hampir jam sepuluh dan dia belum muncul. Pesanku tidak dia baca, teleponku juga tidak dia angkat.

Sumpah, aku kesal sekarang.

"Sendirian?"

Aku tersentak. Mataku sontak melebar melihat sosok laki-laki di depanku.

"K-Kak Dan!"

Aku hampir menjerit. Astaga, kak Daniel makin ganteng sumpah:""

"Hei, sebahagia itu melihatku?" tanyanya yang langsung aku balas dengan anggukan.

Mungkin aku gila, sedikit demi sedikit, rasa kesalku pada Wonwoo hilang entah kemana, digantikan rasa bahagia hanya karena bertemu kak Daniel yang notabene--

"Suami kamu mana?" tanyanya.

"Oh, katanya sih nyusul."

Katanya, tambahku dalam hati.

"Udah jam segini. Aku anterin pulang aja ya? Sekalian mengenang masa lalu."

Bingo! Dia mantan pacar aku waktu SMA. Kita beda dua tahun. Kak Daniel udah kelas dua belas waktu aku baru masuk SMA.

Duh jadi nostalgia:"

"Kak--"

"Cuma anterin pulang kok. Mana berani aku gangguin istri orang," potongnya.

Wonwoo AsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang