Astaga, akhirnya update. Rasanya lama bgt gak nulis wonu as wkwkwk. Happy reading:***
"Won, kita satu kelompok kan ya?"
Wonwoo menatapku sebentar lalu menunduk. Kesepuluh jari tangannya saling beradu, matanya menerjap pelan.
"I-iya."
Aku tertawa. "Ayo ke kedai Bibi Son. Kita kerja kelompok disana saja," ajakku sambil merangkul pundaknya.
Jeon Wonwoo hanya pasrah sambil mengikuti langkahku. Haha, senang sekali menggodanya seperti ini.
Wonwoo adalah teman sekelasku sejak kelas sebelas. Dia bukan nerd sih, tapi...entahlah. Dandanannya seperti nerd.
Poni (hampir) menutupi seluruh jidat, kacamata bundar dan suara gagap. Bukankah semua sudah menggambarkan sosok nerd yang sering kalian baca di novel? Seluruh teman di kelas sedikit canggung berteman dengannya. Yah, kecuali aku.
Menurutku dia baik kok. Awalnya agak canggung sih, tapi lama-lama asik juga. Bisa menggoda Jeon Wonwoo yang pemalu adalah kepuasan bagiku. Hihi.
"Won, nanti mau makan apa? Ada burger, pizza, es krim, hotdog."
"T-terserah s-saja."
Lagi-lagi aku tertawa. Kalau dipikir-pikir, Wonwoo bicara gagap hanya di depanku. Di depan orang lain dia cuma menunduk dengan wajah datar. Entahlah. Apa aku terlihat menyeramkan di matanya? Huhu.
"Y-young."
"Hm?"
"A-pa semua perempuan s-suka laki-laki tampan dan populer?" tanyanya masih sambil menunduk.
"Maksudmu si Mingyu? Ketua osis itu?"
Aku tertawa. Pertanyaan aneh. Apa jangan-jangan dia terobsesi agar bisa menjadi seperti Kim Mingyu? Astaga.
"M-mungkin?"
"Tidak juga sih. Aku tidak begitu tertarik padanya," jawabku jujur. Aku meliriknya dan tatapan kami bertemu. Sedetik saja, setelah itu dia menunduk lagi. "Kenapa tersenyum?"
Wonwoo menggeleng pelan. Apaan sih. Aku bisa lihat dengan jelas kok kalau dia tersenyum tipis. Kan, bahkan sekarang dia berani menunjukkan deretan gigi putihnya pada jalanan beraspal.
"Ih Wonwoo! Jangan ketawa sendiri dong. Aku kan takut jadinya."
Diapun langsung terdiam. Ckck, dasar aneh.
"Y-young."
"Apa lagi?"
Dia melepas rangkulanku lalu menjauhkan tubuhnya dari tubuhku. Wajahnya mendadak serius, asli. Dia kenapa sih?
"J-jangan rangkul a-aku lagi," katanya pelan.
Aku mengernyit. "Kenapa? Oh, apa karena aku pendek? Aku jelek? Ak--"
"Bukan itu!" potongnya cepat. Wonwoo menatapku dengan mata polosnya. "A-aku bisa mati."
"Ha?"
"D-Dadaku bergemuruh saat k-kau merangkulku, Young."
Satu detik.
Lima detik.
Tujuh detik.
Aku dan dia sama-sama terdiam. Bedanya dia masih menunduk, sedangkan aku masih setia menatapnya dengan alis mengernyit. Dia grogi dekat aku?
"T-Tapi Young..."
Wonwoo menggantungkan ucapannya. "Tapi apa?"
"K-Kau masih m-mau kan jadi t-temanku?"
Aku menejapkan mata lalu tertawa garing. "Tentu saja, Won. Kenapa ti--"
"T-Teman hidup m-maksudku."
Aku hanya diam saat Wonwoo tiba-tiba saja mengatakan kalimat gila itu sambil menatapku dalam.
Wonwoo memintaku jadi teman hidupnya. Astaga.
***
Wanjir absurd:)
Btw akhir2 ini slow update ya. Lagi males ngetik, biasanya buka watty cuma cek notif yalorrdd. Tumben banget😂😂Yodah jgn lupa jejaknya. Thenkyouu:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonwoo As
FanfictionDari bos sampe selingkuhan, jww bisa jadi apapun yang kalian mau.