Apa ya?

12.2K 1.7K 61
                                    

Ini kemarin ada yg req. Rada ngakak sih but kyknya seru ugaa. Hepi reading deh:")

Btw ini rada panjang mwehehe


Akhirnya, hari yang aku tunggu datang. No tugas, no rapat, no kerja kelompok. Aku bebas. Yey! Mungkin setelah ini aku akan pulang lalu tidur dengan tenang. Kalau perlu sampai nanti malam. Haha.

"Ibu."

Aku sontak menghentikan langkahku. Tunggu. Sepertinya ada yang menarik ujung kaosku.

"Ibu."

Aku menunduk. What? Anak siapa ini? Kenapa memanggilku Ibu? Tunggu. Ibu?!

"Aku bukan Ibumu, dik. Mungkin kau salah orang," kataku sambil jongkok, berusaha menyamakan tinggi badanku dengannya.

"Bukan, kau Ibuku. Ayah bilang kau Ibuku."

"Ha?! Adik kecil, mungkin Ibumu memang ada disini, tapi yang jelas bukan aku orangnya. Bagaimana mungkin aku punya anak kalau aku masih per--"

Sial. Aku kelepasan. Masa iya aku bicara itu di depan anak kecil? Dia mungkin baru akan masuk TK. Ck.

"Tapi kau Ibuku. Ayah sendiri yang bilang."

Aku mendesah kesal. Sabar, sabar. "Kalau begitu tunjukkan foto Ibumu. Biar aku bantu cari," kataku. Anak laki-laki di depanku hanya menerjapkan matanya tanpa dosa.

"Kau Ibuku! Tanpa melihat foto pun aku yakin kalau kau Ibuku!"

Ha? Sumpah baru kali ini aku dibuat kesal oleh anak kecil bau ingus. Aku tidak bisa menahannya lagi!

"Kalau begitu mana Ayahmu? Biar aku bicara dengannya."

"Ibu mau bertemu Ayah? Asiik! Ayo ikut aku!"

Dan dia tiba-tiba saja menarik tanganku. Tenaganya tidak besar sih, tapi cukup buat aku kaget. Dan anehnya, kenapa aku mau saja ditarik bocah ini?!

"Ayaaaah, Ibu datang!"

Sial! Ini masih di area kampus dan bocah ini--dengan santai dan lantangnya--meneriakkan kalimat gila itu. Oh Tuhan, mau ditaruh mana mukaku?!

Langkahku terhenti tepat di depan seorang pria tinggi berkemeja putih. Pakaiannya sangat rapi--kurasa dia pekerja kantoran--dan wajahnya... Hm, lumayan sih.

Astaga, sadarlah!

Pria itu tersenyum tipis pada anaknya lalu menatapku cukup lama. Huft, kenapa dadaku tiba-tiba bergemuruh?

"Seowoo-ya, lain kali jangan berlari seperti itu. Buat Ayah takut saja," katanya sambil menggendong anaknya yang--ternyata--bernama Seowoo.

Tampan dan penyayang. Husband materi--Shit! Apa yang aku pikirkan?!

"Aku mencari Ibu. Kata Ayah dia Ibuku. Benar, kan?" tanya si Seowoo sambil menunjukku.

"Maaf adik kecil, tapi ak--"

"Benar, dia Ibumu."

Ha?! Apa-apaan sih! Mana mungkin aku punya anak sedangkan aku belum pernah hamil! Tidak, aku bahkan belum pernah membuatnya! Sial!

"Jogiyo, apa yang--"

"Seowoo-ya, belikan Ibu minum ya? Kau tau minimarket yang tadi, kan?"

Oh My God, aku hampir tidak bisa berkata-kata. Jangan-jangan dia orang jahat yang sedang menyamar? Pedofil? Tidak-tidak. Wajahnya tidak menyi--

"Sudah puas menatapku?"

"Ha?"

Kemana larinya bocah itu? Kenapa hanya ada aku dan Ayahnya?

"Aku senang Seowoo bisa menemukan Ibunya."

"HA?! Maaf sebelumnya, tapi ini masih siang dan kau sudah mabuk. Bagaimana mungkin aku Ibunya sedangkan aku belum pernah hamil? Aku bahkan tidak mengenalmu," jawabku sedikit lantang.

Dia tersenyum, menunjukkan deretan gigi putihnya. Dan sialnya aku terpana. Astaga, Kim Yoomi! Kenapa masih sempat-sempatnya sih? Harga diri tau!

"Kau memang bukan Ibu kandungnya. Tapi calon Ibu angkatnya. Dan kita pernah bertemu sebelumnya."

Siapapun, tolong bantu aku membaca situasi ini. Calon Ibu angkat katanya. Yang benar saja, aku masih semester enam. Usiaku baru 21 tahun dan--

"Namaku Jeon Wonwoo. Dan anakku Seowoo."

"Siapa peduli dengan namamu?! Siapa peduli dengan nama anakmu?! Siap--" Aku terdiam. Jeon Wonwoo. Tunggu. Sepertinya aku kenal. Jangan-jangan... "K-Kau Jeon Wonwoo? Kakaknya Jeon Somi?!"

"Hm. Akhirnya kau mengingatku."

What the! Jadi aku pernah bertemu dia dong? Tahun lalu aku pergi ke rumah Somi untuk merayakan ulang tahunnya. Tapi kenapa... Setahuku kakaknya belum menikah.

"Aku mengadopsi Seowoo beberapa bulan yang lalu. Dia bilang dia ingin punya Ibu. Jadi yah, aku mengajaknya kesini."

Aku menerjapkan mataku. Dia bicara apa sih? Jadi dia Ayah angkat Seowoo dan Seowoo ingin punya Ibu. Kesimpulannya Wonwoo harus menikah agar Seowoo punya I--

"Ha? T-Tapi k-kenapa S-Seowoo m-mengira a-aku I-Ibunya?" tanyaku susah payah. Aku bisa mendengar si Wonwoo mendesah pelan.

"Haah, otakmu memang lambat. Aku sudah melihatmu selama satu tahun ini, Kim Yoomi. Sejak pesta itu aku selalu memikirkanmu. Aku bahkan sering bertanya tentangmu pada Somi. Aku bersyukur saja kalau si Somi belum pernah membocorkan rahasia ini padamu."

Dan Jeon Wonwoo harus sujud syukur karena Somi belum pernah sekalipun mengatakan hal ini padaku. Bagaimana bisa... Boleh aku pingsan?

"L-Lalu bagaimana S-Seowoo tau aku? M-Maksudku--"

"Aku yang mengatakannya, sayang. Begitu kau keluar dari gedung fakultasmu, aku langsung mengatakan pada Seowoo kalau kau adalah Ibunya. Aku tidak menyangka kalau reaksinya secepat itu. Dia terlalu senang punya Ibu secantik dirimu."

My God, pipiku pasti memerah. Secantik aku. Secantik aku. Huaaa, kenapa aku harus sebahagia ini?

"Intinya kau adalah Ibu Seowoo. Dan juga istriku."

"Ha? T-Tapi a-aku m-masih k-kuliah, a-aku--"

"Kau bisa jadi Ibu angkat Seowoo dulu, sayang. Setelah itu jadilah Ibu kandung dari anak-anakku."

Dan kalian tau? Senyum itu benar-benar membuatku hampir mati.


***

Duh geje bgt jirrrr. Apa ye? Mungkin kalian kangen (ceilee padahal kaga) sama wonwoo as/mingyu as karena jrng update. Intinya yg sabar aja wkwk.

Oya. Besok hiphop mau ngerilis mixtape ya? Aku baru tau masa kalau mereka bakal kambek. Yalord berasa kudet *curhat*

Yaudah jgn lupa jejaknya. Gomawooooong~~~

Wonwoo AsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang