"Han Chanri-ssi? Kau sakit lagi?"
Aku mengangguk pelan sambil memegang perutku. Uh, sudah berapa kali aku pergi ke rumah sakit ini? Bu Jung yang notabene perawat dokter Jeon sampai hafal padaku. Astaga.
"Sini, duduk dulu." Bu Jung menuntunku menuju kursi tunggu. Gila, perutku! "Kau masuk setelah anak kecil itu ya. Bersabarlah."
Aku menatap anak kecil diseberangku. Badannya berbalut jaket tebal, wajahnya pucat. Kasihan, usianya mungkin masih sepuluh tahun. Aku jadi tidak tega.
"Baik terima kasih perawat Jung," jawabku pelan.
Tak sampai lima menit anak itu masuk bersama dengan ibunya. Sambil menahan rasa sakit, aku kembali berpikir.
Sudah berapa kali aku kesini dalam sebulan? Dua kali? Ani, ini yang ketiga kurasa. Dan keluhannya masih sama. Maag sialan!
"Han Chanri-ssi, giliranmu."
Aku berjalan pelan menuju ruangan dokter Jeon. Untung saja disini sepi. Kalau tidak, mungkin orang-orang akan mengira kalau aku sedang hamil. Ckck.
"Oh, Han Chanri!"
Dokter Jeon menuntunku menuju ranjang. Astaga, dia selalu memanggilku sok akrab. Buat tidak nyaman saja.
"Dokter--"
"Maag lagi? Kenapa? Apa temanmu memasukkan bubuk cabe lagi ke makananmu? Atau kau terlalu banyak makan jeruk?"
Aku menggigit bibirku. Astaga, kok dia masih ingat sih? Aku saja lupa kalau Mingyu pernah memasukkan bubuk cabe ke tteokbokki-ku. Ingatannya kuat juga.
"Aku lembur beberapa hari ini," jawabku pelan. Dokter Jeon meletakkan stetoskopnya di perut dan dadaku.
"Jadi kau telat makan?"
"Ne--aargh! Dokter sakit!" aku merintih--lebih tepatnya berteriak--ketika dia menekan perut bagian atasku. Gila, dia mau membunuhku?
"Ternyata ulu hati," gumamnya. Tsk, mau ulu hati kek, ulu jantung kek, dia menyebalkan! "Turunlah, akan kubuatkan resep."
Aku turun dari ranjang lalu duduk di hadapannya. Dia segera menulis resep dengan wajah serius dan tampannya.
Tampan? Memang iya sih. Si Mijoo saja sering pura-pura sakit agar bisa ke sini. Dia termasuk dokter populer di kantorku.
Kalian pasti bertanya; apa aku termasuk sekutu si Mijoo? Yang benar saja! Mana ada sih orang yang mau pergi ke rumah sakit? Aku kesini karena memang sakit, dan ini rumah sakit terdekat dari kantorku. Jadi yah, apa boleh buat.
"Bagaimana, dok? Tambah parah ya?"
"Eo! Kemarin lambungmu luka, sekarang ulu hatimu ikut-ikutan sakit. Tsk, sudah tahu punya maag, masih saja sok kuat. Lembur sampai lupa makan."
Aku mendelik. "Ne?"
"Aku sih senang bisa sering bertemu denganmu, tapi jangan karena sakit. Pokoknya jangan sampai telat makan. Ini perintahku sebagai Jeon Wonwoo, bukan dokter Jeon."
"Jogiyo, kita baru bertemu tiga kali seingatku. Kenapa kau sudah bicara banmal? Maaf, tapi itu tidak sopan," kataku sedikit kesal.
"Aku selalu bicara banmal pada orang yang aku suka," jawabnya terdengar santai ditelingaku.
"Ha?"
Dokter Jeon menyerahkan kertas berisi resep itu lalu tersenyum. Astaga, dia seribu kali lebih tampan. Eh? Duh, sadarlah Han Chanri!
"Kalau sakit lagi, aku akan pesankan kamar untuk rawat inapmu. Lumayan kan, kita bisa bertemu tiap hari."
Aku bergidik. Dia benar Jeon Wonwoo si dokter tampan yang terkenal itu kan? Sejak kapan dia jadi tukang gombal?
"K-kalau begitu aku pergi."
Aku segera menyandarkan tubuhku begitu pintu itu tertutup. Ya Han Chanri! Kenapa kau harus gugup? Aish, dasar Jeon Wonwoo! Dokter gila!
Aku meraba perutku yang entah sejak kapan sudah membaik. Tidak sesakit tadi. Apa ini karena--Tidak tidak. Kau sudah gila Han Chanri!
"Aku harus menebus obatku. Iya, harus."
Kedua tanganku membuka resep dari dokter Jeon. Oh Tuhan, bahkan kertasnya sudah kucel karena remasanku. Tidak beres, semua tidak beres.
"Jadi obatnya--"
Mataku membulat. Tidak, apalagi ini? Otakku menyuruhku untuk masuk ke dalam lalu menamparnya, tapi kok hatiku menuntunku untuk melakukan apa yang ia tulis? Apa yang harus kulakukan? Tolong jawab aku!
"Sialan kau Jeon Wonwoo!"
Setelah itu aku pergi. Ya, kuakui hatiku menang karena sebuah resep bertulis;
Antasida cair, jangan yang tablet. Konsumsi 60 menit setelah makan dan sebelum tidur sebanyak 1-2 sendok makan.
PS : jangan terlalu bekerja keras, toh nanti aku yang jadi tulang punggungmu. Besok aku jemput ya, kita makan malam. Dandan yang cantik. Cepat sembuh❤
dari Jeon Wonwoo. Jadi...haruskah aku bersiap-siap untuk besok?
***
Q : Apa kalian bosen sama cerita wonwoo as ini? Soalnya menurutku wonwoo-nya gitu2 aja. Selalu cheesy dan alay(?) Mohon kritik dan sarannya ya😊
Astagaa, gak bisa bayangin si wonwoo alay kek gini😂😂
Oya, btw makasih buat kalian yg slama ini uda baca, komen trus vote 🙇 jgn bosen2 ya. Kucinta kaliaan:**
Kunjungi wattyku buat baca tsundere dan carat's imagination. Gomawooong😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonwoo As
FanfictionDari bos sampe selingkuhan, jww bisa jadi apapun yang kalian mau.