Mantan

19.4K 2.3K 189
                                    

Soonyoung : Guys, hari ini jadi kan? Jadi dong!

Jihun : Kalau sampai gagal, mati kalian!

Hii, aku takuuut.

Jun : Pokoknya jam tujuh di kedai es krim langganan kita waktu SMA. Okay?

Seokmin : Iyaiya, santai bro!

Jihun : Yes, sir!

Soonyoung : Yoon, ikut kan? Wonwoo ikut juga loh.

Aku terhenyak. Wonwoo ikut? Dia sudah balik dari Jepang? Serius?

Seokmin : Ikut dong, Yoon. Dia kangen tuh.

Sok tahu!

Soonyoung : Lah, orang dia nge-line aku.

Seokmin : Aku malah ketemu dia tadi pagi. Gila, Wonwoo masih saja ganteng.

Shit. Kok aku jadi orang terakhir yang tahu sih? Jahat!

***

Seokmin, Jihoon, Soonyoung dan Jun sudah duduk manis di meja nomor tujuh saat aku memasuki kedai es krim ini. Lihat, mereka bahkan tidak menyadari kehadiranku. Terlalu asik ngobrol sih.

"Hei, aku datang," kataku sok kesal. Mereka menghentikan pembicaraan yang--kelihatannya--asik lalu menatapku dengan mata berbinar.

"Woaa, diva kita datang!"

Ucapan Soonyoung mau tidak mau membuatku ikut-ikutan tersenyum. Yah, gagal ngambek deh.

"Gitu, sangking asiknya sampai nggak sadar kalau aku datang," protesku lalu mengambil tempat duduk di samping Jun.

"Duh, kita sudah lima tahun nggak ngumpul, Yoon. Maklum dong," bela Seokmin.

Aku mengangguk pelan. Lima tahun? Hm, lama juga ya.

"By the way Yoonbi sama sekali tidak berubah ya. Masih saja pakai sneakers sama celana robek sana-sini. Padahal makin tua."

Sial, ejekan Jun berhasil buat tawa tiga laki-laki di depanku pecah. Okeoke, aku memang sudah 23 tahun. Ibu juga sering mencak-mencak lihat penampilanku yang kelewat boyish.

Katanya; siapa laki-laki yang mau melamar kalau penampilanmu masih kayak anak ingusan? Padahal jodoh datang bukan karena penampilan.

"Sekarang kerja dimana?"

Terima kasih Jihun sudah membawaku lari dari suasana menyebalkan ini. Mereka tiba-tiba saja menatapku serius.

"Aku jadi editor naskah novel di penerbit Hwadei."

"Hwadei? Penerbit yang terkenal itu?" teriak Soonyoung tak percaya. Aku mengangguk.

Aku bisa dengar decakan kagum mereka. Haha, akhirnya ada hal lain yang bisa kubanggakan selain--

"Maaf, aku terlambat."

Wonwoo AsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang