02.46 p.m
Wonwoo : Toko buku kuy!
Wonwoo : Woy balas dong!
Wonwoo : Joo, kau sibuk ya?
02.58 p.m
Astaga, jangan nyampah, please! Aku baru sampai rumah ini.
Wonwoo : Bodo, salah siapa tadi nggak mau aku tebengin? Pokoknya temenin aku ke toko buku. Lima belas menit lagi aku sampai rumahmu.
Lah kenapa nggak ajak si Chaeyeon sih?
Read.
Anjir, dibaca doang! Memang Chaeyeon sesibuk itu sampai nggak bisa menemani pacarnya jalan-jalan? Aku mendesah frustasi. Mau pura-pura mati sekalipun, si Wonwoo nggak bakal membatalkan ajakannya. Dia kan keras kepala.
⚫⚫⚫
Wonwoo segera pergi ke rak buku pelajaran, sedangkan aku ke rak novel. Kita berdua memang suka--ralat, sangat suka--pergi ke toko buku, beda dengan Chaeyeon yang anti setengah mati dengan toko buku. Mungkin ini salah satu alasan Wonwoo lebih suka mengajakku daripada Chaeyeon. Yah, selain fakta kalau Chaeyeon luar biasa sibuk.
Wonwoo bilang Me Before You salah satu novel favoritnya, dan dia menyuruhku untuk membacanya. Si Wonwoo sebenarnya punya novel itu, tapi dia ogah meminjamkannya padaku. Aneh kan?
"Permisi, ada yang bisa saya bantu?"
"Me Before You, apa novel itu a...da?"
Suaraku melemah tepat di kata terakhir. Tubuhku hampir saja oleng kalau tangan ini tidak segera memegang rak disisi kiriku.
"Me Before You? Kau beruntung. Masih ada satu. Aku akan mencarinya untukmu."
Terimakasih Tuhan aku masih sempat membaca nametag-nya sebelum dia pergi. Hong Jisoo. What the funk this store, kenapa mereka mempekerjakan laki-laki se-tampan dan se-hot dia?!
Hampir lima menit aku menunggu, Hong Jisoo kembali dengan sebuah novel di tangannya.
"Benar-benar ada!" pekikku setengah girang. Dia menyerahkannya padaku dan aku menerimanya dengan senang hati. "What the!"
Mataku hampir membulat. Gila, mahal banget sih! Mana nggak bawa uang lagi! Ck, begini nih. Giliran barangnya ada malah nggak bawa uang.
"Kenapa nona?"
Aku meringis lalu menyerahkan novel itu padanya. Dia menyerngit. "Kurasa aku tidak bisa beli sekarang. Uangku kurang."
Jisoo--astaga bibirku kelu saat mengeja namanya--tersenyum. Ya Lord, save me!
"Kau bisa pakai uangku dulu. Tidak masalah," katanya cepat, sebelum aku membuka mulutku untuk protes.
"Kau percaya padaku? Bagaimana kalau aku tidak mengembalikan uangmu?"
Lagi-lagi dia tersenyum. "Aku akan pergi ke sekolahmu."
Aku tertawa. Dia bercanda. Namaku saja tidak tahu, apalagi sekol--
"Han Joomi, SMA Seungwoo kelas 12-3. Kau anggota jurnalistik sekolah."
Aku terdiam. Oke, kenapa dia bisa tahu nama, sekolah bahkan kelas dan ekstrakurikulerku?
"K-Kau b-bagaimna b-bisa--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonwoo As
FanfictionDari bos sampe selingkuhan, jww bisa jadi apapun yang kalian mau.