Jgn lupa tinggalkan jejaak:**
Line!
Aku meraih ponselku yang tergeletak di atas meja lalu membaca pesan masuk yang ternyata dari-- "Dia lagi?" gumamku.
Nu : Tutup bukumu lalu pulang. Sudah larut.
Kepalaku reflek bergerak ke kanan dan ke kiri mencari dia. Sebenarnya dia siapa sih? Nu ini siapa? Sudah seminggu aku terus dapat pesan aneh dari si Nu gila ini.
Stalker? Nggak salah lagi. Jelas dia stalker. Dia selalu mengikutiku kemanapun aku pergi, termasuk malam ini. Harusnya sih aku bisa mencarinya di dalam perpustakaan kota yang sepi ini, tapi aku yakin seratus persen kalau cuma ada aku disini. Masa petugas perpus sih? Yang benar saja.
Aku mendesah pelan. Aku harus pulang nih. Ngeri juga diikutin manusia nggak jelas.
Setelah mengembalikan buku yang aku pinjam ke rak, akupun bergegas pergi dari tempat itu. Ah, dasar Nu sialan!
Line!
Aku menghentikan langkah kakiku yang hampir saja masuk ke dalam gang sepi. Duh, jangan bilang si Nu lagi!
Nu : Jangan lewat sana. Banyak orang mabuk.
Aku membalikkan tubuhku dan nihil. Nggak ada seorangpun disini selain aku. Eh, kok mendadak horor sih? Cuma aku? Sendirian? Di tempat gelap ini? Sial, aku baru sadar!
"Masa bodo ah! Males putar balik," gumamku pelan. Setelah mengumpulkan segala keberanian, aku memutuskan untuk menelusuri gang gelap yang sepi dan mencekam ini dengan langkah cepat.
Sepuluh, sebelas, duabelas, tig--
"Wah, ada cewek nih bos!"
Laah, baru langkah ke-tigabelas juga. Astaga, aku sial banget sih!
"Sendirian nona cantik? Kami temani ya?"
Dua pria bertubuh besar itu mendekatiku. Ya Tuhan, lebih baik putar balik deh daripada berurusan sama orang mabuk.
Aku ikut mundur seiring dengan tubuh mereka yang mendekat. Siapa saja bantu aku! Aku moh--
"Jangan ganggu dia."
Aku hampir memekik saat seseorang menarik tanganku lalu menyembunyikan aku dibalik punggungnya yang lebar. Terima kasih, terima kasih.
"Apa masalahmu? Dasar anak ingusan!"
"Pergi sebelum aku membangunkanmu."
Aku bergidik. Suaranya sumpah sangat berat dan menakutkan. Dia orang baik atau jahat sih?
Eh tunggu. Jangan bilang dia...
"Kenapa? Bangunkan saja aku, bang--"
Bugh! Salah satu dari pria mabuk itu tersungkur ke tanah. Aku mendelik. Gila, ini gila.
"Sudah bangun, kan? Sekarang pergi."
"Sial!"
Dan mereka pergi. Sudah? Segitu saja? Mereka pergi hanya dengan sebuah pukulan? Ck, nggak lucu! Tau gitu aku pukul dia dari ta--
"Kau bodoh? Sudah kubilang jangan lewat sini!"
What the! Apa dia bilang? Bodoh? Sial!
"Ya! Kalau nggak ikhlas mending--"
Aku langsung terdiam saat mata kami bertemu. Aku pasti salah lihat. Disini gelap kan ya? Iya kan?
"Terus apa kalau bukan bodoh? Udah dikasih tau juga! Nggak bisa baca?"
Aku meneguk salivaku. Jadi dia stalker sialan itu? Dia orang yang selalu menguntitku?
Dia menghela napas pelan lalu menggandeng tanganku super erat. "Aku antar pulang," katanya sambil menarik tubuhku.
Tunggu. Jadi Nu si tukang stalking itu Jeon Wonwoo? J-Jeon Wonwoo?! Kakak kelasku yang super duper populer itu? Aku belum buta kan? Iya kan?!
Wah, kurasa aku mulai gila.
⚫⚫⚫
Nggak ngerti lagi:') padahal reqnya stalker psikopat(?) gituuu tp aku gasuka psikopsiko dan gatega bayangin wonu psiko. Buat yg req maap kalo gejee dan maap bikinnya telat bgt yawla:'
pdhl tadinya uda niat berenti lanjutin wonwoo as, eeh masih ada yg req. Seneng sih mwehehe😊😊
Buat yg nunggu (emang ada?) Mingyu as, entar yaa aku selesein om mingyu duluu. By the way numpang promosi yaah wkwk. Geje sih tp mampir kuuy😊😊
Thankyouu:***
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonwoo As
FanfictionDari bos sampe selingkuhan, jww bisa jadi apapun yang kalian mau.