"harus ya mereka pegangan tangan? ",
Devian memasang wajah kesal sambil mengenggam tangannya,
"tosca berani lu maenin marcel",
Saat devian berdiri dan ingin menghampiri tosca, cyntia menghentikannya,
"jangan dev, sabar yaa, kita lihat lagi kedepannya, percaya ke gue, kalo lo gak ngehampiri tosca sekarang, kita bisa tau lebih banyak kabar",
Cyntia langsung menatap mata devian dengan tatapan harap, harapan yang besar agar devian menerima sugesti dari cyntia, lalu devian kembali duduk sambil mengacak ngacak rambutnya kesal,
"gue ga rela, dia giniin marcel, gue susah buat dia senyum gue susah buat dapetin cinta dia, tapi bangsat itu udah dapet semuanya dan dia hancurin gitu aja",
"gue pengen dia mati, sumpah gue pengen dia mati",
Cyntia hanya menatap wajah devian iba, sambil sesekali menepuk nepik pundak devian yang kini mulai meremdah, karna devian terus menundukkan wajahnya, sangat terlihat bahwa cinta devian ke marcel begitu besar, hingga devian merasa sangat jatuh.
•••
"gue bodoh banget yaa, jelas jelas peduli aja enggak dia sama gue, tapi gue masih aja peduli sama dia",
"tapi seenggaknya gue bisa jagain dia secara sembunyi sembunyi, sekarang ke ahlian gue ada dua, mencintai dia secara sembunyi sembunyi, dan ngejagain dia secara sembunyi sembunyi juga ",
Devian menatap mata cyntia haru, cyntia hanya membalas tatapan devian dengan tatapan iba, mereka di mobil hanya terdiam sunyi sepi, namun hanya ada satu yang mereka fikirkan, yaitu marcel,
"gimana kalo gue kasih tau ke marcel aja masalah ini, terserah dia mau percaya atau engga? ",
Cyntia membuka pertanyaan, lalu krmbali menatap wajah devian yang pucat,
"jangan, biar dia liat sendiri, nanti dia makin benci sama lo, eh maksudnya sama kita",
Ucap devian sambil menyetir mobil dengan tatapan terfokus ke depan, sangat terlihat bahwa ada hati yang remuk berkeping keping, dan tercermin dari tatapan devian.
"gue tau lo bisa kok dev ngelewatin ini",
Ucap cyntia dalam hati.
•••
Cuaca pagi ini sedikit mendung, sama seperti perasaan devian, apalagi pada saat pukul 07. 00 marcel belum juga datang ke sekolah,
Lalu devian mendatangi bangku cyntja,"marcel kemana? Kenapa dia belum dateng? ",
Devian menghampiri cyntia yang sejak tadi mencoret coret kertas gajelas, dan dilihatnya mimik muka cyntia sama, sama sama bingung dan khawatir,
"gue gatau kemana, mau gue hubungin tapi percuma, gabakal di bales",
"oke, gue harus tanya ke tosca, mungkin tosca tau",
Saat langkah devian perlahan menjauh dari cyntia, tepat didepan pintu terlihat gadis kecil gadis yang daru tadi ditunggu kehadirannya datang dan hanya melewatkannya, seakan akan tak melihat devian, dan mengacuhkan laki laki yang sangat menunggu kehadirannya, baju marcel basah dengan rambut yang basah pula, air seakan akan menetes berulang kali dari bawah rambut marcel, marcel seakan akan memeluk dirinya sendiri untuk melindungi dari hawa dingin yang sangat mencengkram ini,
Devian terdiam, tak tau mau apa sekarang, dilihatnya marcel menahan dingin air hujan dan duduk di mejanya, marcel dengan bibir pucat dan rambut basah, namun tetap cantik,
Lalu devian menghampiri cyntia, marcel tidak melihat, karna sejak masuk tai marcel langsung menyembunyikan wajah dinginnya dibalik lipatan tangan,"marcel kehujanan, kok bisa sih, gue harus ngelakuin sesuatu cyn",
Demi apapun, wajah devian sangat khawatir bukan main, bola matanya berkali kali melihat marcel yang sampai sekarang masih menyembunyikan wajahnya yang pucat,
"apapun itu gue harus ngelakuin sesuatu, gue mau balik ke mobil dulu, jaket gue di mobil nanti gue kesini lagi cyn",
Belum sempat cyntia menjawab pertanyaan tosca, tosca langsung berlari secepat kilat, padahal jarak dari kelaskela ke tempat parkir lumayan jauh, dan hujan semakin deras, hujan dan hawa dingin seakan akan tak membuat devian berhenti berlari,
"dev, segitunya lo sama marcel, padahal marcel udah nyampakin lo tapi lo masih aja gini, sampe ga peduli sama kesehatan lo sendiri",
Cyntia pun menatap wajah marcel yang masih tersembunyi dibalik lipatan tangannya,
"cel, gue harap lo baik baik aja ya".
•••
Langkah devian terhenti didepan pintu saat melihat,
"lagi lagi gue telat",
Devian berjalan lesu, lemah, dan langkahnya seakan akan tak mampu sampai ketempat tujuan, air hujan membasahi hampir seluruh seragam sekolah yang ia gunakan, rambunya turun karna hujan telah merusaknya, bibirnya lebih pucat dari bibir marcel, dan tangannya yang kini telah membiru sekarang mengenggam jaket nya dengan penuh rasa kesal, dan terlihat celana robek di dengkul devian,
Tosca sedang memasangkan jaket ke marcel, wajah marcel sangat bahagia saat ini, bibir pucatnya tersenyum dan tergambar senyum bahagia yang sangat tulus, dan devian tidak pernah mendapatkannya,
"gue telat cyn, seandainya tadi gue lari lebih kenceng lagi",
Devian malah menyalahkan dirinya sendiri, padahal ini mutlak bukan salah dia,
"lo ga salah kok, yang emang ga ditakdirin aja, udahlah lo gausah nyalahin diri lo gini",
Lalu wajah devian langsung berubah kesakitan sambil memegang kakinya,
"lo luka dev? ",
Cyntia sangat keget saat melihat celana devian robek dan darah yang semakin membanyak,
"luka biasa kok, tadi gue jayub kepeleset, salah gue sih, terlalu semangat, tapi gapapa kok, bentar lagi juga sembuh",
Tau apa yang di rasain cyntia,(?)
"dev, lo gausah sampe segitunya dev sama marcel, sampe lo nyiksa diri lo gini, lo ga seharusnya gini dev",
"sekarang gue baru percaya kalo cinta itu emang buta, karna yang orang nilai bodoh, ga terlihat bodoh buat gue, gue ga ngerasa bodoh udah hujan hujanan demi dia, gue ga ngerasa bodoh udah luka demi dia, asal dia bahagia, gue bakal berusaha buat bahagia, ngeliat dia senyum ada udah cukup kok buat ngobatin luka gue",
"liat tuh senyum marcel, manis banget kan, gue suka ngeliat dia senyum semanis itu walaupun bukan ke gue",
Lanjut devian.
Halloooo selamat berbaper riaaaa, sorry yaa baru update, terutama buat yang udah ngeline sama komen di sini suru ngelanjutin, maaf yaaa, sumpah carp kaliini gue nulisnya sambil baper, gatau kalo kalian yg baca baper atau kagak:", btw follow ig rifdah yaa @rifdahkhairunns, nanti comment aja biar di follback, jgn lupa vote sama komen, mwah😘
YOU ARE READING
Serendipity
Teen Fiction"Tosca ? Ohh jadi nama lo Tosca" , Gue berusaha menyembunyikan ke gugupan gue dengan senyum menggigit bibir , "Ya" , Jawabnya singkat kemudian pergi , "Apa dia gatau gue hampir mati sekarang" , Yaa , hal terlemah gue ialah saat gue nat...