Carp fiftyseven

42 6 0
                                    

"yang sabar ya dev",

Cyntia menatap devian dengan tatapan berkaca kaca, bagaimana tidak, devian di skors dan devian pun masih meratapi apa yang sudah terjadi,

"santai aja kok cyn, seenggaknya gue lega, lo tolong jagain marcel ya, kalo si bego itu buat marcel nangis, lapor ke gue, gue titip marcel ya",

Devian berkata sambil membereskan bukunya, sesekali dilihatnya bangku marcel yang kosong, yaa marcel masih ada di uks buat nemenin tosca,


Saat itu juga marcel masuk ke kelas untuk mengambil sesuatu, marcel melihat devian yang sedang membereskan buku bukunya untuk segera pulang, namun marcel hanya buang muka dan memasang wajah tak peduli, seketika mata mereka bertemu, dan marcel langsung membuang pandangannya,

Beberapa detik kemudian marcel keluar kelas lagi, dan devian langsung duduk sejenak di mejanya,

"salah gue apasih cyn, tatapan marcel ke gue tadi buat gue sakit banget sumpah",

"udahlah, lama lama gue kesel juga sama tu anak",

Cyntia berkata kesal karna masih embayangkan tatapan marcel ke devian tadi,

"udah, sekarang lo gausah mikirin dia dulu, tangan lo masih sakit kan, bisa bawa mobil? Kalo gabisa nanti gue yang nyetirin, lo kalo nyetir gaboleh sambil kesel nanti yang ada lo malah kenapa kenapa",

Cyntia memasang wajah khawatir,

"jagoan marcel ga lemah dong hehe, bisa kok gue nyetir ndiri, makasih yaa udah baik sama gue",

Devian menepuk nepuk pundak cyntia, dan segera mendukjng tas nya sebelah dan berjalan keluar kelas, semua harus berhenti sejenak, tapi devian tidak pernah mensesali semuanya, karna walaupun sekarang marcel sudah membenci dia, seenggaknya dia bisa ngejaga marcel dari jauh, walaupun ga pernah di hargain.


Waktu silih kali berganti, devian hanya bisa melihat marcel di instagram, marcel selalu mengupload wajah bahagia bersama cowok beruntung sedunia, yaa tosca menurut gue cowok beruntung sedunia, dan gue gabakal bisa jadi dia,

Lamunan devian terhenti saat handphone devian berbunyi,


"nomor siapa ini? ",

Selang beberapa detik devian mengangkat telfonnya,

"ya? Siapa? ",

Ujar devian membuka pertanyaan,

"ini gue caecil, bisa ketemu bentar? ",

Betapa terkejutnya devian saat mengetahui bahwa itu caecil, dan lebij terkejut lagi pada saat caecil berkata ingin bertemu dengan devian,

"sekarang? ",

"iya sekarang, gue tunggu di cafe anggrek sekarang",

Devian langsung mematikan telfonnya, dan dilihatnya wajah wanita yang sangat cantik menjadi wallpaper handphonenya,

"gue harap ini gaada hubungannya sama lo ya cel, gue takut lo kenapa kenapa",

Lau devian langsung meletakkan handphonenya dan bergegas mandi dan bersiap siap.

•••

"ya ada apa? ",

Devian membuka pertanyaan saat mata mereka bertemu,

"lo di skors? ",

"ya gue di skors, kenapa? ",

Demiapapun caecil sangat cantik saat ini, dengan dress sedengkul berwarna pink soft dan rambut hang di gerai, rambut berwarna kecoklatan dan bola mata berwarna coklat muda, namjn tidak untuk devian, devian hanya melihatnya biasa, dengan tatapan biasa pula, berbeda dengan tatapan dia ke marcel,

"segitunya lo ke marcel dev, kalo lo emang sayang sama marcel gue berharap banget lo bisa jagain dia",

"lo bilang gitu? Karna lo mau ambil tosca dari dia kan, lo sebaiknya jujur ke gue, tosca tu kenapa tiba tiba gitu ke marcel, lo bilang ke gue sekarang, lo jahat banget, lo udah deketin tosca juga kan, padahal lo tau marcel udah sama tosca sekarang",

Kata kata "marcel udah sama tosca sekarang", seakan akan langsung membuat devian tertunduk, dan berhenti mengaduk minuman yang dari tadi tidak dia minum sedikitpun,


"gue bisa jelasin ke lo, tapi nanti, ga sekarang, lagian marcel juga bahagia kok sama tosca",

"bahagia dari mana hah! , mana ada cewek yang bahagia kalo liat pacar dia deket sama sahabatnya sendiri, sekarang marcel udah benci sama gue, apa aja yang gue lakuin ini buat dia, gue sayang sama dia, gue tau ini sakit, tapi bakal lebih sakit lagi kalo gue liat dia sama orang lain, gapapa dia ga ngehirauin gue, seenggaknya gue tau kalo keadaan dia baik baik aja, dia aman",

Caecil hanya terdiam, tak tau mau menjawab apa, dilihatnya mata devian dengan haru, devian sangat bersungguh sungguh dengan perkataanyaa, sangat terlihat wajah sakit hati dari ekspresi devian.





Lohaaaa, maafin typo yang sampah ini yaaa :"

SerendipityWhere stories live. Discover now