marcel mulai meninggalkan bandara dengan isak tangis , langkah kakinya seakan akan sulit untuk dijelaskan , seperti mabuk tapi tidak sedang mabuk , wajah marcel mulai memerah mencari cari tempat parkir mobilnya , air matanya terus terusan menetes tiada henti ,
"maaf gue telat dev" ,
marcel mulai menyalakan mobil dan melihat pintu bandara yang mulai sepi karna banyak orang yang sudah berjalan ke arah pulang , meskipun masih ada beberapa orang disana , marcel mengendarai mobil dengan secepat mungkin , pada saat di persimpangan jalan , perjalanan marcel sempaat terhenti ,
"macet lagi ? , astaga jakarta" ,
yaa perjalanan marcel terhenti karna banyak mobil berbaris dan yaa sperti biasa macet membuat aktifitas terhambat , marcel masih saja menangis dan memutar lagu sendu di dalam mobilnya ,
"gue bodoh banget sumpah , sekarang dia udah pergi ninggalin gue , dan gue gabisa apa apa sekarang , seandainya gue lebih perasa, ini ga mungkin terjadi , gue bodoh , gue udah sia sia in orang yang tulus sayang sama gue cuma demi cowok yang mau minin perasaan gue" ,
tak lama kemudian marcel melihat mama devian di jalan , tangisan marcel berhenti , dan marcel langsung menghapus air matanya ,
"itukan mama devian ? kok ada disini " ,
marcel memandang wajah mama devian dari kejauhan ,
"pasti mamanya masih ga rela liat devian pergi , makanya nangis , tapi ngapain disini ? "
tak lama kemudian lamunan marcel terhenti saat handphonenya berbunyi,
cyntia memanggil...
dilihatnya layar handphone lalu marcel mulai mengangkat telfonnya ,
"ya cyn , ada apa?" ,
"kita bisa ketemu sekarang , gue mo ngomong sama lo" ,
"dimana ?"
"kafe bintang , sekarang yaa , gue udah disini" ,
"oh iya , oke" ,
kafe bintang berada di sekitaran bandara , dan marcel tinggal memutarkan mobilnya ,
"seenggaknya gue bisa ngehindari macet ini" ,
marcel langsung memutakna mobilnya dan melaju dengan sangat kencang , tak butuh beberapa menit marcel sampai di kafe bintang , saat macel melangkahkan kakinya , dilihatnya dua cewek yang sedang duduk di pojok dan langsung melambaikan tangan ke arahnya ,
"caecil ? , dia ikut?" ,
marcel lalu berjalan ke arah mereka berdua dengan langkah kaki yang sedikit malas dan dengan mata yang bengkak ,
"cel , gue bisa jelasin semunya ke lo" ,
caecil langsung berjalan menghampri macel yang bangkan belum sempat duduk ,
"ga perlu kok cil , gue juga udah maafin lo" ,
"gue tau lo sayang banget sama dia , makanya gue lakuin ini ke lo" ,
"ya itu dulu , sekarang gue baru sadar , cuma cewek bodoh yang bisa sayang sama cowok egois dan ga ada hati kayak tosca , dan itu ga termasuk gue lagi" ,
" seketika mereka bertiga diam , dan caecil llangsung meneteskan air matanya ,
Sorry yaa carp nya agak pendek gini hiks, bakalan cepet update dehh
YOU ARE READING
Serendipity
Teen Fiction"Tosca ? Ohh jadi nama lo Tosca" , Gue berusaha menyembunyikan ke gugupan gue dengan senyum menggigit bibir , "Ya" , Jawabnya singkat kemudian pergi , "Apa dia gatau gue hampir mati sekarang" , Yaa , hal terlemah gue ialah saat gue nat...