Entah sudah berapa teman sekolah yang sudah menjenguk Lyra. Semuanya mendoakan Lyra agar cepat sembuh dan menghiburnya. Padahal baru berapa jam ia di rumah sakit. Tapi yang membuatnya miris, Ayahnya belum menjenguknya. Bahkan, orang tua Yoongi sudah menjenguknya tadi sore.
Mungkin Ayah sedang sangat sibuk. Hanya itu yang ada di kepala Lyra.
Malam ini, ia sendiri, karena yang lain sudah ia suruh pulang. Hanya ada satu pengawal yang menjaganya di luar ruangan. Itu bukan Chansung, karena Chansung belum kembali dari yang ia katakan mengurus stylist Park yang diduga meracuninya.
Ceklek. Pintu terbuka.
"Agasshi, apa Agasshi mengenal Jung Taek Woon?"Tanya Pengawal.
"Ne, dia temanku. Apa ia datang?"Tanya Lyra.
"Nde, Agasshi"Jawab Pengawal itu.
lalu ia berbalik.
"Silahkan masuk"Ucap Pengawal itu.
Lalu masuklah seorang lelaki yang memakai hoodie hitam dengan menggunakan masker dan topi.
"Oppa, kau tahu aku sakit?"Tanya Lyra setelah Taek Woon masuk ke kamarnya.
"Tentu saja, tadi siang Hongbin menghubungiku. Tadinya aku ingin sekali langsung kesini, jika aku sedang tidak ada kerjaan"Jawab Taek Woon.
"Ini untukmu"Ucap Taek Woon sambil menyerahkan sebuket bunga mawar merah.
"Sebaiknya jangan kemari Oppa, jika membuatmu lelah. Aigoo kau tidak sedang menyatakan perasaanmu kan?"Tanya Lyra setelah mengambil pemberian Taek Woon.
"Kau ini"Ucap Taek Woon.
Lalu ia duduk di kursi di sisi ranjang.
"Apa kau sudah lebih baik? Kata Hongbin, kau alergi udang hingga sesak napas?"Tanya Taek Woon.
"Ne, sudah sangat baik. Seharusnya aku sudah boleh pulang tadi. Hanya saja tiba-tiba aku muntah dan jadi lemas. Uisa bilang aku harus istirahat disini paling tidak sampai besok"Jawab Lyra lalu mengerucutkan bibirnya.
Taek Woon sampai gemas melihatnya, ingin sekali ia mencium gadis cantik didepannya ini.
"Yasudah, sebaiknya kau istirahat saja"Ucap Taek Woon.
"Kau baru datang, kenapa menyuruhku istirahat?"Tanya Lyra.
"Karena kau harus cepat sembuh. Jadi aku bisa mengajakmu pergi"Jawab Taek Woon.
"Mwo? Apa maksudmu kau mau mengajakku kencan Oppa?"Tanya Lyra.
"Ani. Sudah rebahkan tubuhmu dan istirahatlah, aku akan menjagamu disini"Jawab Taek Woon.
"Tapi aku belum...."
Hoaaamm......
"Kata siapa kau tidak perlu istirahat? Kau sudah menguap seperti itu"Ucap Taek Woon.
"Haish ini pasti pengaruh obat sialan itu"Ucap Lyra.
Padahal aku masih ingin berlama-lama dengannya. Tambah Lyra dalam hati.
Lyra pun membaringkan tubuhnya di ranjang, Taek Woon menarik selimut sampai menutupi leher Lyra.
"Apa Oppa tidak perform hari ini?"Tanya Lyra.
"Aniyo. Apa kau maunya aku sibuk?"Goda Taek Woon
"An..aniyo"Jawab Lyra.
"Sudahlah sebaiknya kau tidur"Balas Taek Woon.
Lalu ia mengecup kening Lyra. Semburat merah langsung menjalar di kedua pipinya, bahkan sampai ke telinganya.
"Kau kenapa?"Tanya Taek Woon.
Well, siapa sih yang yang tidak tahu jika seseorang merona karena apa? Karena malu dan salah tingkah.
"No, Im Okay"Jawab Lyra.
Lalu ia menutupi wajahnya dengan selimut.
Beberapa menit kemudian Lyra sudah tertidur. Mungkin efek dari obat yang Uisa berikan. Sehingga ia cepat mengantuk dan tertidur. Taek Woon masih setia menemani Lyra.
Sedari tadi ia hanya memandangi wajah innocent Lyra. Sungguh polos ketika tertidur. Hembusan napasnya yang teratur, bibirnya yang terkadang menguntai senyum, yang entah ia mungkin sedang bermimpi indah. Semakin membuat Taek Woon gemas.
Kali ini Taek Woon berperan sebagai Pangeran tampan yang memandangi si Puteri Tidur.
Taek Woon bangkit dari duduknya.
Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Lyra. Jemarinya menelusuri wajah cantik yang ia tatap itu. Sesekali membelai rambut hitam Lyra. Lyra bahkan masih sangat cantik saat sakit seperti ini. Yang menandakan wajahnya polos tanpa make up sedikit pun.
Chu
Satu kecupan lembut mendarat mulus di bibir Lyra, tepat disaat tanpa sadar Lyra tersenyum dalam tidurnya. Tenang, Taek Woon tak berniat menjadi seorang Pangeran yang mencium agar Snow White bangun.
"Good night Nae Princess"Bisik Taek Woon.**********
Dua pasang kaki sedang melangkah di suatu koridor Rumah Sakit. Mereka berdua nampak sangat fashionist, tapi sayangnya wajahnya tertutup masker dan kacamata.
Mereka terus berjalan hingga sampai di sebuah kamar VIP, dengan seorang Pria berbadan tegap berpakaian ala Pengawal di depan kamarnya.
"Hyung aku mau membeli cemilan dulu. Aku yakin Lyra akan butuh cemilan"Ucap salah satu dari mereka.
"Arasseo. Tapi jangan lama-lama Yoongi-ya"Jawabnya.
"Okay"
"Emmm kau Pengawal juga ne? kau tahu kan aku sepupu Lyra?"Tanya Yoongi.
"Nde, Tuan muda"Jawab Pengawal itu.
"Ya! Tidak perlu memanggil Tuan Muda. Emm, apa Chansung-ssi sudah kembali?"Tanya Yoongi.
"Belum. Mungkin sebentar lagi ia sampai. Tadi ia sudah menuju kemari"Jawab Pengawal itu.
"Yasudah, lelaki ini temanku. Biarkan ia masuk, aku pergi Cafetaria Rumah Sakit dulu"Balas Yoongi.
Pengawal itu menunduk mengiyakan.
Yoongi pun melangkahkan kaki meninggalkan ruangan itu.
"Apa Lyra sedang istirahat?"Tanya lelaki itu.
"Aniyo Tuan, Agasshi sedang kedatangan tamu yang menjenguknya"Jawab Pengawal itu.
"Tamu? Apa temannya juga?"Tanya lelaki itu.
"Nde"Jawab Pengawal itu.
Lelaki itu pun memutuskan masuk. Ia membuka pintu secara perlahan dan masuk.
Betapa terkejutnya lelaki itu melihat pemandangan di hadapannya. Seorang lelaki yang ia kenal sedang mencuri ciuman Lyra saat ia sedang terpejam. Tidak salah lagi, itu Jung Taek Woon.
"Good Night Nae Princess"
Lelaki itu menyeringai sinis mendengar bisikan Taek Woon untuk Lyra.
"Apa kau tak berani melakukannya saat ia tersadar?"Tanya lelaki itu.
Taek Woon seketika berbalik.
"Apa maksudmu Seok Jin Ah?"Tanya Taek Woon.
"Oh, mungkin kau berniat membangunkan Snow White?"Tanya Jin lagi.
"Wae? Apa kau iri?"Tanya Taek Woon.
"Mwo? Kau harus tahu apa yang sudah kulakukan padanya. Kau tahu kan aku bertemu dengannya lebih dahulu?"Tanya Jin.
Taek Woon mengepalkannya tangannya.
"Kau membutuhkan jawaban? Tapi kusarankan jangan disini. Aku tidak mau Nae Princess terbangun"Tanya Jin.
Shit! Rutuk Taek Woon dalam hati.
Ia lalu keluar ruangan tanpa sepatah kata pun. Jin juga mengikutinya karena ia tahu maksud Taek Woon keluar ruangan.
Taek Woon melangkahkan kakinya hingga sampai di suatu sudut koridor yang sepi.
"Apa maumu?"Tanya Taek Woon dengan tangan yang masih terkepal.
"Aku hanya mengasihanimu saja. Karena kau hanya bisa mencuri ciumannya saat ia tertidur. Apa kau berharap itu ciuman pertamanya? Jika iya, kau harus kecewa"Ucap Jin dengan tenang.
"To the point"Ucap Taek Woon.
"Well, aku yang mencuri ciuman pertamanya. Ah tidak, bukan mencuri. Karena dia dalam keadaan sangat sadar"Jawab Jin.
Jika Taek Woon seorang singa, mungkin ia sudah mengaum seperti serigala. Jika Taek Woon adalah vampire, maka ia sudah mengeluarkan taringnya dan mengubah warna matanya menjadi merah. Gotcha! Jin berhasil membuat amarah Taek Woon meluap.
"Mianhaeyo Sunbaenim. Tapi, aku tidak sesabar dulu saat kau terus menudingku sebagai perebut gadismu. Asal kau tahu, ia sendiri yang datang padaku. Aku juga tidak tahu apa alasannya memilihku yang bahkan tak pernah menyatakan cinta untuknya"Ucap Jin.
Jin meninggalkan Taek Woon yang masih menyala-nyala itu.
Bruakk..
Taek Woon meninju dinding dengan tangan kanannya. Mulai saat ini ia semakin membenci Jin. Perang dingin sebelumnya, kini menjadi perang sesungguhnya. Dulu ia pernah gagal mendapatkan hati seorang gadis. Sekarang, ia tak akan membiarkannya lari lagi. Ia harus menyatakannya segera. Secepatnya!
Aku harus mendapatkannya! Mungkin sekarang kau yang lebih cepat. Tapi dia menyukaiku itu menjadi keuntunganku. Kau tak akan bisa lagi merebut apa yang seharusnya kumiliki, gumam Taek Woon dengan seringaiannya.********
Chansung terkejut mendengar apa yang dikatakan Jin dengan Taek Woon. Kali ini ia kembali menjadi penguntit sejati. Terbukti, saat menuju ruangan tempat Lyra dirawat, ia melihat Taek Woon keluar dari ruangan dengan ekspresi marah tertahan. Yang membuatnya terkejut, sosok Jin yang mengekori Taek Woon.
Mungkin akan berkelahi. Itulah kalimat yang pertama muncul di benak Chansung.
Dan saat itu ia memutuskan untuk mengikuti keduanya. Mereka berhenti di suatu sudut lorong. Chansung bersembunyi tak jauh dari mereka di balik tembok.
Disitulah, ia mengetahui alasan keduanya bersikap dingin.
But what? He kiss the Princess. Rasanya Chansung ingin meninju Taek Woon. Tidak, keduanya lebih tepatnya. Tapi mengingat Jin dekat dan dipercaya oleh Yoongi. Ia memikir dua kali. Entah mengapa, Chansung benar-benar seperti.... tidak rela? dengan ucapan kedua lelaki itu yang sudah mencuri ciuman dari Lyra.
Lalu ia berbalik dan menuju tujuannya semula. Tempat Lyra berada.
"Yoongi-ssi"Panggilnya ketika melihat Yoongi berjalan dengan menenteng seplastik yang terlihat seperti cemilan.
"Oh, Chansung-ssi. Kau sudah kembali?"Tanya Yoongi.
"Nde. Aku sudah menyelesaikannya"Jawab Chansung.
"Bagaimana pelakunya?"Tanya Yoongi.
"Sudah dipastikan dan terbukti, semua ini ulah wanita itu, Park Ryu Min. Sudah dari awal aku dan bahkan Agasshi sendiri tak menyukainya. Agasshi sudah bisa menebak wanita itu punya maksud lain. Agasshi selalu mengerjai wanita itu agar ia tak berhasil dengan rencananya. Mungkin kali ini adalah pembalasan dendamnya yang membuat Agasshi hampir kehilangan oksigen dan tak tertolong dengan membuat makanan dari Lobster yang ia buat dengan campuran ayam, sehingga Agasshi mengira ia memakan ayam. Duta Besar yang mengetahui kebenaran langsung memanggil dan memecatnya. Beruntung ia tak dilaporkan ke polisi. Tapi menurutku Duta Besar terlalu baik"Jelas Chansung.
"Seharusnya biarkan saja wanita itu di penjara"Balas Yoongi.
"Ehmm Yoongi-ssi, aku ingin menanyakan hal yang sedikit privasi padamu. Mungkin kau mengetahuinya. Karena ini demi kebaikan Agasshi juga"Ucap Chansung.
"Nde, apa yang ingin kau bicarakan?"Tanya Yoongi.
"Apa kau tahu masalah diantara Jung Taek Woon dan Jin?"Tanya Chansung.
Yoongi terkejut.
"Kau tahu?"Tanya Yoongi.
"Aku beberapa kali melihat mereka bersiteru. Aku tidak suka mereka begitu berambisi pada Agasshi"Jawab Chansung.
"Mereka bersiteru karena masalah Yeoja. Dulu sewaktu di Senior High School, Jin yang baru kelas 1 dekat dengan Taek Woon yang sudah kelas 3. Mereka satu club basket. Mereka juga sama-sama menjadi teman seorang gadis bernama Ji Hyun yang duduk dikelas 2. Tapi suatu ketika Taek Woon mengatakan perasaannya pada Ji Hyun. Ji Hyun menolaknya dengan alasan menyukai Jin, yang tak lain Hoobaenya. Dari sana, Taek Woon merasa dikhianati oleh Jin"Jelas Yoongi.
"Hanya itu yang Jin pernah ceritakan. Oh, ada tambahan, Jin bilang ada alasan Ji Hyun menolak Taek Woon. Kurasa ada suatu hal pada Taek Woon. Sebagai lelaki, aku bisa merasakan auranya juga tidak baik untuk Lyra. Tapi untuk Jin, kau tenang saja. Dia dalam pengawasanku dan aku jamin dia tak seperti Taek Woon walaupun belum tentu juga ia yang terbaik untuk Lyra"Lanjut Yoongi.
"Aku semakin khawatir dengan Agasshi"Balas Chansung.
"Aku akan menasehati Jin. Kau tak perlu khawatir, aku mengenal Jin. Dia tidak mungkin menyakiti Lyra. Tapi yang kutahu, sepertinya Agasshi lebih menyukai Taek Woon daripada Jin"Jawab Yoongi.
Justru hal itu yang kutakuti. Sepertinya Taek Woon lebih berbahaya. Sama sepertimu, sebagai lelaki tentu aku tahu bagaimana sikap Taek Woon nanti jika dia benar-benar berkencan dengan Lyra. Gumam Chansung dalam hati.
"Aku akan berusaha menjaga Agasshi dengan baik"Ucap Chansung.
"Aku percaya padamu, tapi kau harus waspada dengan sikap pemberontak Lyra"Balas Yoongi.
Ya, walaupun tujuanku sedikit melenceng karena awalnya aku berniat hanya untuk mendapatkan uang. Tapi, yasudahlah, menjaganya dari setiap lelaki yang ingin memilikinya juga salah satu tugas Pengawal bukan? Ucap Chansung dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) A Princess
FanfictionTentang seorang gadis berumur 17 tahun, yang hidupnya tidak pernah menetap di suatu Negara. Namun, kehilangan ibu membuat ia harus menuruti permintaan Ayahnya untuk tinggal satu Negara dengan Ayahnya yang seorang Duta Besar di Korea Selatan. Mulai...