Part 4A

6.7K 457 39
                                        

"Maafkan putri kalian yang telah menjadi pembohong ini, Eomma, Appa."

"Kenapa kau berubah menjadi pembohong?"

Tubuh Ji Ahn menegang seketika ketika mendengar suara bass yang berasal dari belakang tubuhnya. Ia sedikit memutar tubuhnya dan menolehkan kepalanya ke belakang.

~~~ *** ~~~

Tubuh Ji Ahn membeku ketika melihat tubuh menjulang tinggi yang berdiri di belakangnya. Ia menelan salivanya dengan susah payah. "A-apa?" Tanyanya tergagap. Mendadak rasa gugup menderanya. Apa tadi dia mendengar semua pembicaraanku dengan Eomma? Aish.. Seharusnya tadi aku mencari tempat yang aman. Erang Ji Ahn dalam hati.

"Kenapa kau membohongi orang tuamu?" Tanya Kyuhyun lagi.

Ji Ahn mengerjapkan matanya sejenak. Lalu menormalkan mimik mukanya. Ia kembali memasang wajah angkuhnya dengan cepat. "Kau menguping?"

"Tidak. Hanya kebetulan mendengarnya saja." Jawab Kyuhyun dengan santai.

Ji Ahn tak menghiraukan perkataan Kyuhyun. Ia pun berdiri dari duduknya. Ia memutar matanya malas. Lalu mulai melangkahkan kakinya.

"Kenapa kau ber-"

Ji Ahn berjalan melewati Kyuhyun begitu saja. Hingga membuat Kyuhyun menghentikan kalimatnya.

"Ji~ya.." Kyuhyun mengikuti Ji Ahn yang berjalan ke arah kamarnya.

"Apa?" Sentak Ji Ahn ketika melihat Kyuhyun yang mengikutinya bahkan sampai ke kamar.

"Baiklah jika kau tidak mau menjawab pertanyaanku." Kyuhyun menghembuskan nafasnya pelan. "Sekarang ayo kita ke ruang makan. Kau belum makan, bukan?" Ajaknya. Ia berusaha untuk mengalah dan tidak mendebat Ji Ahn lebih jauh.

"Tidak."

"Bisakah kali ini kau tidak membantahku? Aku hanya ingin kau makan. Itu saja." Ucap Kyuhyun setengah memohon.

"AKU TIDAK MAU. AKU MUAK MELIHATMU DAN KELUARGAMU." Bentak Ji Ahn.

Sejenak Kyuhyun memejamkan matanya ketika melihat kobaran amarah di mata Ji Ahn. Lagi-lagi ia harus bersabar menghadapi wanita ini. "Kau boleh muak denganku dan kami semua. Kau juga boleh memakiku sesuka hatimu. Tapi kau harus memperhatikan kesehatanmu. Ayolah, Ji~ya."

"Tidak." Tolak Ji Ahn dengan tegas. "Kecuali jika kau menyingkirkan mereka semua dari rumah ini. Mungkin aku akan bersedia makan di meja makan itu." Ucap Ji Ahn dengan ketus.

Kyuhyun menatap Ji Ahn dengan tatapan tak percaya. Pengecualian yang diajukan Ji Ahn benar-benar tidak masuk akal baginya. "Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu? Mana mungkin aku menyingkirkan mereka semua pergi dari sini? Mereka-"

"Bisa." Ji Ahn memotong perkataan Kyuhyun dengan cepat. "Kau sangat bisa melakukannya jika kau mau. Itu pun jika aku memang berharga untukmu." Ia menatap tajam bola mata Kyuhyun.

"Kalian semua-"

"Ah, tapi mana mungkin kau melakukan hal itu." Potong Ji Ahn lagi. Seolah tak memberi Kyuhyun kesempatan untuk berbicara. Ia tersenyum miring. "Mana mungkin aku adalah wanita yang berharga bagimu. Aku hanya wanita yang selalu meremehkan bahkan merendahkanmu. Aku bukan mereka yang sangat patuh padamu, bahkan memberimu anak dan kebahagiaan." Volume suara Ji Ahn mulai menurun. Hatinya begitu teriris ketika saat mengatakan itu semua. Membuatnya tersadar jika dirinya bukanlah siapa-siapa Kyuhyun. Dia bukanlah wanita yang berharga bagi Kyuhyun. Tentu saja. Bahkan mereka menikah karena perjodohan yang ia yakini berdasarkan kebutuhan perusahaan Kyuhyun pada perusahaannya. "Ya, aku bukan siapa-siapa bagimu."

Hati Kyuhyun tertohok mendengar serentetan kalimat panjang Ji Ahn. Hati kecilnya membantah semua perkataan Ji Ahn. Itu semua tidak benar. Ji Ahn adalah istrinya. Ji Ahn adalah yang paling berharga. Hanya Ji Ahn yang benar-benar mampu memenuhi setiap sudut hatinya. Hanya saja, wanita itu memang tidak pernah menyadari semuanya.

The Third Is The FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang