Ji Ahn naik ke lantai atas dengan langkah yang terkesan sangat hati-hati. Sejak ia pulang dari kantor tadi, ia belum melihat sama sekali wanita berbisa yang selalu mengajaknya perang. Karena itu ia sedikit waspada. Karena di lantai atas ini ada kamar wanita itu juga, beserta dengan Injung dan Insoo. Tidak lucu bukan jika kedua anak-anak yang masih kecil itu melihat dua orang wanita dewasa berperang.
Langkah Ji Ahn berhenti sejenak di tangga paling atas. Ada 3 kamar di depannya. Sebelah paling kanan, ada nama Injung dan Insoo di pintunya. Ah, itu pasti kamar mereka. Di tengah, entahlah, pintunya tertutup rapat. Lalu di ujung kiri, Ji Ahn menebak jika itu pasti kamar Eunjin. Eoh, sepertinya pintunya sedikit terbuka. Bagus, Ji Ahn bisa sedikit mengintip untuk memastikan sebelum masuk.
Ji Ahn melangkah mendekati pintu itu. Setelah sampai di depan pintu, kepala Ji Ahn melongok ke dalam. Mencoba mencari tahu kamar siapa.
"Eonni!"
Ji Ahn terlonjak kaget karena suara Eunjin. Ia pun menoleh pada wanita hamil itu dan nyengir kuda.
"Masuklah, Eonni. Kenapa kau di depan pintu seperti itu?"
Ji Ahn pun menuruti perkataan Eunjin untuk masuk. "Aku hanya ingin memastikan apakah ini kamarmu atau bukan."
Eunjin mengangguk mengerti. "Eoh, seperti itu. Yang di tengah itu kamar Inbyul Eonni. Lalu yang di sebelahnya lagi kamar Injung dan Insoo."
Ji Ahn mendengus pelan. "Hmm"
Sejenak Ji Ahn terpaku melihat kamar Eunjin. Matanya menelisik penjuru kamar itu dengan seksama. Dan ia menyadari, kamar ini luas. Lebih luas dari kamarnya. 2 kalinya mungkin. Pandangannya beralih pada dua pintu di sebelah kanan. Pintu yang ia yakini adalah pintu kamar mandi dan walk in closet. Karena di ruangan ini tidak ada lemari besar seperti di kamarnya. Design interiornya pun bagus. Setidaknya terlihat lebih indah dan nyaman. Tidak terlihat seperti kamar tamu.
Hati Ji Ahn mencelos melihat kamar Eunjin. Ia meringis. Rasanya ingin sekali menertawakan dirinya yang hanya mendapatkan kamar tamu. Ia kira semua istri Kyuhyun juga mendapatkan kamar seperti dirinya. Namun ia salah. Dan ia yakin, dua kamar lainnya juga pasti tidak jauh beda dengan kamar ini. Ah, tapi bukankah ia memang seorang tamu? Apakah Kyuhyun benar-benar menganggapnya seorang istri? Sepertinya tidak. Heol. Malang sekali nasibmu, Yoon Ji Ahn.
Ji Ahn mendesah pelan. Ia menarik nafasnya. Kemarin-kemarin ia menutup mata akan ketidakadilan yang ia dapatkan sebagai istri Kyuhyun. Ia benar-benar tidak ingin tahu. Namun sekarang? Ketidakadilan itu muncul dengan sendirinya. Dan di hadapan Ji Ahn. Rasa kesal pun menyelip begitu saja ke dalam relung hati Ji Ahn. Bukan hanya kesal, namun apa ya, semacam marah dan kecewa. Bahkan dia yang menyelamatkan Cho Group dan membuat keluarga ini tetap merasakan kemewahan. Namun dia sendiri justru tidak mendapatkan kemewahan. Dia justru... tersisihkan.
"Ada apa, Eonni?"
Ji Ahn terkesiap. Ia seolah kembali dihadapkan pada kenyataan yang tidak indah sama sekali di depannya. "Eoh, ti-tidak. Tidak ada apa-apa."
Ji Ahn menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan raut wajah terkejutnya. Lalu ia kembali mendongakkannya. Sekali lagi ia edarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar.
"Seharusnya kamar ini menjadi milikmu." Ucap Eunjin tiba-tiba. Dia dapat menangkap dengan baik arti dari pancaran mata Ji Ahn meskipun wanita itu berusaha menyembunyikannya.
"A-apa yang kau katakan?"
Eunjin tersenyum miris. Wanita ini benar-benar tidak suka memperlihatkan sisi lemahnya. Bahkan dia lebih memilih memendam semuanya sendiri.
"Kau.." Eunjin menggantung perkataannya sejenak. "Jika dipikir-pikir lagi, kaulah yang memiliki kedudukan tertinggi, Eonni. Tidak hanya atas Cho Group, tapi juga di rumah ini dan.. hati Kyuhyun Oppa."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Third Is The First
FanfictionMungkin istilah 'jodoh tidak kemana' memang begitu tepat untuk Kyuhyun dan Ji Ahn. Kyuhyun tidak pernah menyangka jika kekasih pertamanya, sekaligus cinta pertamanya yang sangat angkuh dan menyebalkan ternyata adalah calon istrinya. Ji Ahn pun juga...