Part 12A

6.5K 377 25
                                        

~~~ ^_^ ~~~

Kyuhyun menarik nafasnya dalam tatkala mematikan mesin mobilnya. Di depannya kini sudah nampak sebuah rumah besar. Rumah yang menjadi tempat Ji Ahn tinggal saat ini. Ya, rumah utama keluarga Yoon.

Kyuhyun terdiam sejenak. Pria itu nampak mempersiapkan diri, terutama hati. Karena ia yakin, tidak akan mudah baginya untuk merealisasikan tujuannya datang ke rumah itu. Tuan Yoon tidak akan dengan sukarela mengabulkan apa yang Kyuhyun inginkan. Bahkan sangat besar kemungkinan bagi Tuan Yoon untuk menghabisi Kyuhyun. Karena selain ini adalah kandangnya sendiri, pria tua itu juga sangat murka pada menantunya itu.

Kyuhyun melirik sekilas kakaknya yang duduk tepat di sebelahnya. Tubuh Ahra nampak mematung dengan menautkan kedua jemarinya. Ada kegelisahan yang tergambar jelas di wajah cantiknya. Membuat Kyuhyun menghela nafasnya sejenak. Sejujurnya dia pun hampir sama seperti kakanya itu. Ya, gelisah dan… takut. Bukan takut menghadapi orang-orang di dalam sana. Namun takut jika ia tidak akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Terutama jika itu adalah Ji Ahn.

Kyuhyun pun membuka pintu mobil di sampingnya. Pria itu berniat untuk beranjak dari mobil. Namun kemudian, kepalanya kembali menoleh ke arah kakaknya. Ahra masih terdiam di tempatnya. Posisinya masih sama seperti tadi. Termasuk matanya yang masih fokus menatap rumah besar di depan.

“Noona..” Erang Kyuhyun yang jengah melihat Ahra yang tak kunjung bergerak. “Ayolah!”

Ahra pun mengakhiri fokusnya pada rumah di depannya. Kini ia alihkan pandangannya pada adiknya yang tengah menatapnya dengan kesal. “Kau yakin?”

Kyuhyun menghembuskan nafas kasar mendengar pertanyaan kakaknya. Ia tidak habis pikir dengan kakaknya itu. Mereka sudah sampai dan tinggal masuk, namun Ahra masih saja menanyakan hal itu. Demi Tuhan, jika Ahra berniat mengajaknya kembali pulang, maka Kyuhyun tidak akan memperdulikannya dan nekat masuk ke rumah yang ada di depannya itu.

BLAM

Kyuhyun kembali menutup pintu mobilnya dengan kasar.

“Kau tidak berniat untuk kembali pulang tanpa masuk lebih dulu, bukan?” Tanya Kyuhyun dengan nada yang sangat kesal. “Noona, kita sudah membicarakan ini kemarin. Aku-“

“Bagaimana jika Tuan Yoon memberimu syarat? Sebuah pilihan mungkin.”

Kyuhyun mengusap wajahnya kasar. Syarat. Pilihan. Kyuhyun sangat tahu itu. Jangankan Tuan Yoon, Ji Ahn pun juga sering memberinya pilihan sulit untuk membayar segala sesuatu yang ia dapatkan.

“Dengarkan aku baik-baik.” Ahra menatap Kyuhyun dengan raut wajah serius. “Jika ini mengenai perusahaan, aku yakin mereka tidak terlalu membutuhkannya. Mereka hanya ingin memberimu pelajaran. Tapi jika mengenai Ji Ahn, aku yakin itu tidak akan pernah mudah. Bagaimana jika..” Ahra menggantung kalimatnya sejenak. Bukan karena ragu untuk menyampaikannya, namun ia ketar-ketir sendiri mendengar jawaban adiknya. “Bagaimana jika mereka memberimu syarat untuk menceraikan Inbyul dan Eunjin?” Dan Ahra pun mulai memasang telinganya baik-baik. Kalau Kyuhyun sampai menjawab tidak bisa lagi, maka bisa dipastikan jika detik itu juga Ahra akan meninggalkan Kyuhyun dan kembali pulang. Karena tanpa menceraikan kedua wanita itu, Ahra yakin, sampai kiamat pun Tuan Yoon tidak akan pernah mengijinkan Ji Ahn dan Kyuhyun tetap bersama.

Kyuhyun mengalihkan pandangannya. Matanya menatap lurus ke depan. Terdengar hembusan nafas lelah dari hidungnya. Lagi-lagi pilihan itu. Seperti tidak ada jalan keluar lain saja. Sesungguhnya jika bertanya pada hatinya yang paling dalam, tentu Kyuhyun tak keberatan untuk melakukan itu. Namun lagi-lagi bayangan kedua anaknya, oh tidak, tiga. Ya, tiga anaknya termasuk yang akan lahir. Mereka selalu berkeliaran di benak Kyuhyun. Membuat hati pria itu seakan goyah.

The Third Is The FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang