Part 10A

6.4K 382 14
                                    

~~~ ^_^ ~~~

Hanya orang-orang yang tertekan sajalah yang akan mengkonsumsi obat semacam itu. Dan Ji Ahn tidak pernah mengkonsumsi yang seperti itu sebelumnya. Kata-kata itu terngiang di telinga Kyuhyun. Bukan hanya mengganggu jalan pikirannya saja, namun juga ketenangan hatinya.

Untuk saat ini, Kyuhyun tidak dapat mendefinisikan dengan jelas apa yang ia rasakan. Yang pasti, pria itu sangat kecewa pada dirinya sendiri. Kyuhyun kalut dan tidak dapat berpikir dengan benar. Dia sangat takut. Lagi, entah sudah keberapa kalinya dia membuat Ji Ahn kecewa, bahkan menyakiti wanita itu.

Kyuhyun menghela nafas beratnya. Matanya masih fokus memandang wajah damai Ji Ahn yang terlelap. Ya, sedari tadi wanita itu belum juga terbangun. Kyuhyun sendiri tak mengerti. Padahal dia sudah menggantikan pakaiannya, bahkan mengompres keningnya. Namun Ji Ahn tetap tak memberikan reaksi apapun. Tubuhnya tetap demam. Rasanya ingin sekali Kyuhyun menghubungi dokter Park dan memintanya untuk memeriksa Ji Ahn. Namun ini sudah malam. Dokter Park pasti juga sedang beristirahat. Sementara Siwon, ia tahu jika sahabat istrinya itu juga seorang dokter. Namun demi apapun Kyuhyun tidak akan pernah menghubungi dan meminta tolong pria itu. Biarlah dia sendiri saja yang merawat Ji Ahn.

Sejenak Kyuhyun tidak ingin mempercayai apa yang Siwon katakan. Benarkah Ji Ahn mengkonsumsi obat penenang? Benarkah jika wanita yang dicintainya itu stress berat?

Ya, Kyuhyun akui jika beberapa minggu ini dia sangat fokus pada perawatan Insoo. Dia tidak memperhatikan siapapun lagi selain gadis kecil itu. Bahkan ia juga tahu jika seluruh kewajibannya di kantor telah menjadi tanggung jawab Ji Ahn. Namun ia tidak menyangka jika Ji Ahn akan sampai seperti ini.

Kyuhyun memijit pelan kepalanya yang mendadak pusing. Jika dipikir-pikir lagi, benar juga perkataan Siwon. Jika ini hanya masalah perusahaan, Ji Ahn tidak akan sampai seperti ini. Istrinya itu wanita tangguh. Dia bahkan sanggup memimpin Yoon's Company selama 2 tahun terakhir ini. Padahal perusahaan raksasa itu juga menaungi banyak perusahaan di bawahnya. Namun Ji Ahn bisa menangani semuanya sendirian.

Kyuhyun menatap nanar wanita yang berbaring di ranjang itu. Tidak salah lagi. Nampaknya yang membuat Ji Ahn seperti itu adalah rumah tangga mereka.

Kyuhyun mengalihkan pandangannya. Matanya mulai berkaca-kaca. Ah, semua ini memang berawal darinya. Dialah yang sudah sangat menyakiti Ji Ahn. Dialah penyebab kesedihan wanita itu. Namun di sisi lain dia juga tidak ingin berpisah dari Ji Ahn. Dia tidak ingin hancur.

10 minutes later..

Kyuhyun telah menguap beberapa kali. Pria itu merasakan rasa kantuk yang sangat berat. Matanya sudah hampir tertutup. Namun ia bertahan. Ia tidak boleh tidur. Ia harus menjaga Ji Ahn. Siapa tahu istrinya itu akan-tiba-tiba terbangun.

Kyuhyun menegakkan tubuhnya. Matanya kembali memandang Ji Ahn yang masih terbaring di ranjang dengan posisi yang sama. Dan saat itu juga, pria itu mulai menangkap pergerakan kecil dari tubuh Ji Ahn. Tangan wanita itu nampak mengepal di sisi kanan dan kirinya. Tubuhnya juga menegang. Dan bibirnya bergetar. Hanya saja, matanya masih tertutup rapat.

Kyuhyun beranjak dari duduknya dan naik ke ranjang. "Ji~ya.." Ia menepuk pelan lengan Ji Ahn.

"Eomma..." Terdengar rintihan kecil dari mulut Ji Ahn. Sepertinya dia mengigau. Dan orang yang mengigau pasti bermimpi buruk.

"Ji~ya..." Kegelisahan Kyuhyun semakin bertambah ketika kepala Ji Ahn mulai ikut bergerak. Namun dengan mata yang masih terpejam.

"Eomma..." Ji Ahn kembali merintih, bahkan mengerang lebih keras. Sudut matanya meneteskan cairan bening.

"Ji~ya, bangunlah.." Kyuhyun menepuk lengan Ji Ahn dengan lebih keras. Tangannya mengusap keringat dingin yang bercucuran di pelipis wanita itu.

"Eomma..." Suara Ji Ahn berubah menjadi isak tangis.

The Third Is The FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang