~~~ ^_^ ~~~
Ji Ahn POV
“Baiklah.” Ucapnya. “Aku akan 1 minggu disana. Jaga dirimu baik-baik. Hubungi aku jika ada sesuatu.”
Dia keluar dari kamarku. Dia benar-benar keluar, lalu menutup pintu. Aku menatap nanar pintu coklat yang tertutup itu. Ya Tuhan, hanya begini saja? Dia menyerah? Dia tidak ingin membujukku lagi atau.. Ah, sepertinya dia memang benar-benar lelah menghadapiku yang sangat keras kepala ini.
Aku bukan tidak menghargainya atau tidak ingin merayakan natal bersama keluarga besarnya. Hanya saja, mengingat Imonya yang bahkan tidak mengirimkan apapun untukku sementara seluruh kedua istri dan anak Kyuhyun mendapatkannya, membuatku semakin mengerti dimana posisiku. Bukannya aku iri atau tidak bisa membeli yang lebih bagus dari itu. Namun, tidakkah mereka ingat jika istri Kyuhyun bertambah satu lagi? Oh, atau mereka memang tidak ingin mengingatnya? Atau memang seperti kata Inbyul? Aku hanya orang asing?
Sepertinya semua orang itu menganggap jika pernikahanku dan Kyuhyun memang hanya pernikahan bisnis. Pernikahan yang hanya berlandaskan pada kesepakatan bisnis dan kebutuhan Cho Group akan dana dari Yoon’s Company.
Ya Tuhan, tidakkah itu semua keterlaluan? Maksudku.. ah bagaimana ya. Orang tuaku, bahkan seluruh keluarga besar dan kerabatku begitu bahagia dan berharap banyak pada pernikahan ini. Mereka tidak pernah menganggap ini hanyalah pernikahan bisnis meskipun jelas-jelas berlandaskan kesepakatan bisnis. Mereka benar-benar menerima Kyuhyun dan keluarganya sebagai bagian dari keluarga mereka. Namun keluarga besar Kyuhyun? Bahkan mereka tidak seperti itu.
Hatiku sangat sakit ketika mengingat itu semua. Keluarga chaebol seperti keluargaku dapat dengan mudahnya ditipu dan dipermainkan oleh keluarga Kyuhyun. Ini karena keluarga kami yang begitu bodoh, atau memang keluarga mereka yang terlampau licik?
Aku turun dari ranjang. Saat aku menghadap jendela kaca di depanku, dapat kulihat disana kedua istri dan kedua anak Kyuhyun sudah menunggu pria itu di depan mobil. Lalu tak lama kemudian, Kyuhyun pun menghampiri mereka. Namun dia tidak langsung masuk ke dalam mobil. Nampak pandangannya tengah terarah pada tempatku berdiri saat ini. Dia tahu. Ya, dia pasti tahu jika aku berdiri disini.
Dari tempatku berdiri saat ini, aku dapat melihat tatapan mata Kyuhyun yang memancarkan kekecewaan. Mendadak hatiku nyeri melihat tatapan itu. Bukan hanya karena tatapannya, namun.. ah, haruskah aku mengakui ini? Tuhan, baiklah. Aku akui jika saat ini aku berharap dia akan kembali berlari masuk ke dalam rumah dan mengatakan jika dia akan memilih untuk menemaniku disini. Tapi mungkinkah? Oh, tapi bolehkah aku berdoa seperti itu, Tuhan? Bolehkah aku sedikit egois dan memintanya untuk tetap disini saja? Ini natal. Dan aku tidak pernah sendirian saat natal. Aku berbohong padanya. Jangankan saat natal, saat hari biasa pun aku sangat benci sendirian. Apalagi jika benar-benar seorang diri di rumah. Lalu apa yang harus kulakukan saat dia benar-benar pergi? Appa dan Eomma, aku tidak ingin mengganggu mereka. Yoonri dan Sehun, pasangan suami istri itu pasti sedang berkumpul dengan keluarga besar mereka. Lalu Siwon, dia pun juga sudah mengatakan jika dia akan pergi ke Canada untuk merayakan natal bersama keluarganya disana.
Mataku masih fokus menatap Kyuhyun diluar sana. Dan aku pun mulai menangkap pergerakan kaki pria itu yang berjalan masuk ke dalam mobil. Ya, benar-benar masuk dan akan pergi.
Aku menggeleng pelan. Hatiku sangat sesak. Aku merasa kesulitan untuk bernafas. Oh, sial! Kenapa mendadak nyeri itu berubah menjadi sakit yang luar biasa begini?
Tiba-tiba memori otakku kembali mengingat saat-saat dimana Kyuhyun mengungkapkan seluruh perasaannya padaku. “Kau mengatakan jika kau mencintaiku. Kau mengatakan jika aku berharga bagimu. Kau mengakui kebodohanmu karena mencintaiku. Tapi bahkan aku bukan prioritasmu.” Dan bibirku pun membentuk senyuman getir tatkala mengingat itu semua. Bohong. Dia bohong. Dia pasti berbohong. Iya kan, Tuhan? Dia berbohong, kan? Dia bahkan mengambil tindakan dan keputusan tanpa memikirkan perasaanku. “Setiap keputusan ataupun langkah yang kau ambil, selalu memberikan penilaian tersendiri dalam benakku. Dan kini kau semakin membuatku mengerti dimana posisiku. Haruskah aku tetap mempertahankan ini semua, Cho Kyuhyun? Kau bahkan tak memberiku alasan yang kuat untuk tetap disampingmu.” Gumamku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Third Is The First
FanfictionMungkin istilah 'jodoh tidak kemana' memang begitu tepat untuk Kyuhyun dan Ji Ahn. Kyuhyun tidak pernah menyangka jika kekasih pertamanya, sekaligus cinta pertamanya yang sangat angkuh dan menyebalkan ternyata adalah calon istrinya. Ji Ahn pun juga...