Part 16B

7.1K 493 26
                                    

"Kalau begitu, aku akan tinggal dengan-" Injung menggantung kalimatnya sejenak. Kedua bola matanya pun mulai bergerak-gerak, memperhatikan Ji Ahn dan Inbyul secara bergantian. "Eomma..." Kini tatapan Injung benar-benar berhenti pada sosok Inbyul. "Bolehkah jika aku tinggal di sini saja? Aku suka di sini."

Air mata Inbyul pun menetes saat itu juga. Hatinya seolah hancur berkeping-keping ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan putrinya. Astaga, bukankah itu berarti Injung lebih memilih untuk tinggal bersama Ji Ahn dan Kyuhyun? Lalu kepala Inbyul pun mengangguk pelan, seiring dengan air matanya yang meluncur semakin deras.

Sementara di depan Injung, air mata Ji Ahn juga menetes. Sungguh ia tidak menyangka jika Injung akan lebih memilih untuk tinggal di sini, bersamanya. Ia bahagia, namun di sisi lain, rasa bersalahnya juga semakin menggunung. Saat ini ia bahkan tidak kuasa melihat wajah Inbyul, wanita itu pasti sangat terluka akan jawaban putrinya.

"Kenapa kalian menangis?" Dengan pertanyaan polosnya, Injung seolah kebingungan melihat dua wanita yang sama-sama meneteskan air mata itu. Ia pun kembali memandangi Ji Ahn dan Inbyul.

"Injung~ah!" Panggil Kyuhyun. Bibirnya pun ia dekatkan pada telinga putrinya. "Kau yakin ingin tinggal di sini? Maksud Appa, Eommamu akan pergi jauh. Apa tidak apa-apa?"

"Ya, Appa. Aku ingin tinggal dengan Eunjin, Halmeoni dan Harabeoji. Lagipula Ji Eomma sudahber janji kalau kami akan mengunjungi Eomma setiap minggu." Ujar Injung dengan sangat yakin. "Iya kan, Ji Eomma?"

Kepala Ji Ahn pun mengangguk pelan. Setetes air mata kembali meluncur dari pelupuk matanya. "Ya, sayang. Kita akan mengunjungi Eommamu setiap minggu."

"Nah kan..." Sahut Injung. Lalu ia kembali menoleh pada Inbyul. "Eomma, tidak apa-apa kan jika aku di sini saja?"

"Ten-tentu, Injung~ah." Ucap Inbyul dengan sedikit susah payah. Hidungnya pun berulang kali menghirup udara di sekitarnya, mencoba mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Lalu senyumnya pun ia paksakan di tengah sesak di dadanya.

"Eomma..." Injung beranjak dari pangkuan Kyuhyun. Gadis itu menghampiri ibunya. "Apa Eomma marah padaku karena aku memilih tinggal di sini?" Tanyanya. Nampaknya gadis itu dapat menangkap kesedihan di mata ibunya.

"Tentu tidak, sayang." Jawab Inbyul dengan cepat. Lalu ditariknya tubuh Injung. Ia pun memeluk putrinya itu dengan erat. "Untuk apa Eomma marah padamu? Justru Eomma bangga memiliki putri sepertimu, Nak."

Ji Ahn memejamkan matanya sejenak. Sungguh hatinya benar-benar ngilu ketika kembali merasakan rasa bersalah dalam dirinya. Astaga, bahkan ia hanya ibu tiri. Inbyul lah yang melahirkan dan membesarkan Injung. Namun justru dirinyalah yang diberi kemurahan hati oleh tuhan untuk memenangkan hati gadis kecil itu.

"Jangan menangis. Semua akan baik-baik saja." Ujar Kyuhyun yang merengkuh bahu Ji Ahn dengan lengan panjangnya. Pria itu tengah berusaha menenangkan Ji Ahn yang nampak masih terkejut dengan keputusan Injung. Namun di lubuk hatinya yang paling dalam, Kyuhyun benar-benar mersyukur karena Injung memilih untuk tinggal bersamanya.

~~~ *** ~~~

Hari minggu yang indah dan cerah telah tiba. Semua orang menyambutnya dengan suka cita. Namun tidak dengan Inbyul. Wanita yang telah mengemasi semua barangnya, juga menemani putrinya selama semalaman suntuk itu tengah menyeret koper besarnya.

Inbyul menyusuri rumah keluarga Yoon, berjalan dari kamar Injung menunggu ruang tamu. Karena di depan sana Ji Ahn, Kyuhyun, Injung serta Tuan dan Nyonya Yoon tengah menunggunya.

Sejenak Inbyul menghentikan langkahnya. Wanita itu tersenyum tipis melihat pemandangan yang tidak jauh darinya. Di sofa yang berada di ruang tamu, putrinya tengah bercanda tawa bersama Kyuhyun, Ji Ahn, serta Nyonya dan Tuan Yoon.

The Third Is The FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang