Part 12B

6.8K 396 27
                                    

"Eomma, itu rumah siapa?" Tanya Injung seraya mengikuti gerakan kepala eommanya yang tengah mengamati rumah megah disana.

"Kau akan tahu nanti." Sahut Inbyul asal.

Kini Inbyul bersama Injung tengah berada di dalam taksi yang terparkir tidak jauh dari rumah Ji Ahn. Kepala wanita itu sedikit menyembul keluar kaca jendela untuk mengamati rumah megah itu. Tidak hanya itu, ia pun tengah berpikir keras, mencoba mencari cara untuk bisa masuk kesana. Karena tempo hari eomma Ji Ahn telah bertemu dengannya juga di rumah Kyuhyun. Dan jika sekarang ia masuk kesana dan bertemu wanita itu, maka percayalah, hanya pengusiranlah yang akan ia dapatkan. Dan itu artinya semua akan sia-sia saja.

Inbyul sengaja ingin masuk ke rumah itu. Ia ingin bertemu Ji Ahn. Namun tujuannya bukanlah untuk berkelahi dengan istri ketiga suaminya itu. Bukan sama sekali. Inbyul memiliki niatan lain. Dan itu sengaja ia lakukan untuk putrinya. Untuk Insoo yang terbaring tak berdaya di ranjangnya.

Inbyul menarik kepalanya kembali ke dalam taksi. Lalu menoleh ke samping, tepat ke arah putrinya yang duduk di sampingnya. Sejenak ia tersenyum lembut melihat gadis kecil yang masih memakai seragam sekolah itu. "Injung~ah.." Panggilnya.

"Hmm" Gumam Injung singkat seraya mendongakkan kepalanya.

"Di dalam ada Ji Eomma. Apa kau merindukannya?"

Injung pun melebarkan matanya. "Ji Eomma?" Dan mata kecil itu mulai berbinar, membuat Inbyul menganggukkan kepalanya. "Ya, Eomma. Aku sangat merindukannya. Kalau begitu ayo kita masuk, Eomma." Ajak Injung dengan sangat antusias. "Pasti Ji Eomma akan senang melihatku. Dia pasti juga sangat merindukanku."

"Ya, sebentar lagi kita akan masuk. Tapi sekarang dengarkan Eomma baik-baik." Inbyul membingkai wajah putrinya. Kedua matanya berkaca-kaca tatkala mengingat apa yang akan ia ucapkan pada Ji Ahn nanti. "Maukah.. maukah kau tinggal bersama Ji Eomma?"

"Tentu saja, Eomma." Injung pun berlonjak kegirangan. Karena selain sangat merindukan Ji Ahn, gadis kecil itu juga sangat menyayangi Ji Ahn seperti eommanya sendiri. Tentu dia sangat bahagia jika bisa kembali tinggal bersama dengan wanita itu.

Cairan bening yang sedari tadi menggenang di mata Inbyul pun menetes melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah putrinya. Senyumnya ia paksakan disela kepahitan yang ia rasakan.

"Eomma, kenapa Eomma menangis?" Injung memandang Inbyul dengan tatapan tak mengerti.

Tak kuasa melihat putrinya, Inbyul pun menarik tubuh mungil itu dalam pelukannya. "Eomma bahagia, Nak." Bohongnya. Pelukannya dalam tubuh Injung pun semakin erat. "Berjanjilah pada Eomma. Kau tidak boleh nakal. Kau harus mematuhi Ji Eomma. Kau harus menjadi anak baik."

Meskipun tidak mengerti dengan maksud eommanya, Injung pun tetap mengangguk. Tanpa ia ketahui jika eommanya telah memiliki rencana lain dibalik setiap perkataannya.

"Cah.. sekarang, kita harus masuk kesana." Ujar Inbyul seraya melepaskan pelukannya.

~~~ *** ~~~

Inbyul menarik nafasnya berkali-kali. Wanita itu dan putri kecilnya sudah berdiri tepat di depan sebuah pintu pagar besar yang menjadi satu-satunya jalan untuk masuk ke dalam pekarangan rumah utama keluarga Yoon.

Inbyul kembali meyakinkan dirinya jika langkah yang ia ambil ini adalah yang terbaik. Tidak apa-apa. Ini demi Insoo. Selain itu, Inbyul juga sudah cukup lelah dengan keadaan ini. Semakin ia mencoba untuk memaksakan diri dan bertahan. Rasa sakit pun semakin menjadi-jadi juga. Semua permasalahan yang ia tak mengerti dari mana asal muaranya seolah terus datang seperti air mengalir. Semua begitu menyakitkan dan membuat sesak. Bahkan tak memberinya pilihan selain menyerah.

The Third Is The FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang