Part 8A

7.9K 361 4
                                        

~~~ ^_^ ~~~

Kau pikir aku peduli?

Ji Ahn tersenyum miring melihat satu baris kalimat yang ia ketik untuk membalas pesan pribadi Inbyul di akun SNS-nya.

Kau pikir aku peduli? Kau pikir aku tidak bisa menguasai Kyuhyun dan menyiksamu? Ah, sepertinya aku harus lebih sering memamerkan kemesraanku bersama Kyuhyun di depanmu, Lee Inbyul. Kau akan menyesal telah berani menentang seorang Yoon Ji Ahn. Gumam Ji Ahn dalam hati.

Ji Ahn segera menutup akun SNS-nya sebelum Inbyul kembali membalas pesannya. Ia tidak ingin suasana hatinya yang sedang berbunga ini kembali memburuk jika meladeni Inbyul.

Klik

Ji Ahn mengunci layar ponsel itu. Senyumnya tak juga turun dari bibirnya. Wanita itu bahagia dan merasa puas. Ia yakin jika saat ini Inbyul pasti sedang mencak-mencak tak karuan karena satu kalimat yang ia berikan untuk wanita itu. Ah, harusnya Ji Ahn melihat ekspresi wanita itu sekarang. Pasti wajahnya memerah, matanya melotot dan garis rahangnya mengeras. Ck! Sayang sekali sebenarnya jika melewatkan pemandangan seperti itu. Namun jika dipikir-pikir lagi, itu bukanlah hal yang penting. Karena yang paling penting sekarang adalah Inbyul pasti sudah mengetahui dimana dirinya dan Kyuhyun berada. Apalagi ponsel Kyuhyun juga tidak bisa dihubungi. Oh, rasanya Ji Ahn ingin sekali bersorak.

Kyuhyun yang berdiri tidak jauh dari Ji Ahn pun memiringkan kepalanya. Pria itu menatap dengan seksama setiap gerak-gerik istrinya. Ia terheran melihat wanita yang bahkan tersenyum sendiri hanya dengan melihat layar ponselnya itu.

Kyuhyun berjalan mendekati Ji Ahn. Pria itu melingkarkan lengannya di pinggang istrinya dan memeluknya dari belakang. "Sepertinya kau terlihat senang sekali."

Ji Ahn berjingkat ketika merasakan pergerakan lengan Kyuhyun di pinggangnya. Ia cukup terkejut. Lalu dengan cepat tangannya meletakkan ponselnya di atas meja yang ada di depannya. "Eoh, ka-kau mengagetkanku, Oppa." Sahut Ji Ahn dengan sedikit tergagap. Dia tidak menyangka jika Kyuhyun akan tiba-tiba menghampirinya. Wanita itu berharap jika Kyuhyun tidak akan bertanya lebih lanjut mengenai apa yang ada di ponsel itu.

Kyuhyun tersenyum lembut mendengar panggilan baru Ji Ahn yang disematkan untuk dirinya. Hatinya menghangat mendengar suara merdu itu memanggilnya dengan sebutan 'Oppa'. Sepertinya Ji Ahn benar-benar tipikal anak penurut. Buktinya dia mengikuti anjuran Eommanya untuk memanggil Kyuhyun dengan embel-embel 'Oppa'.

"Kenapa kau tersenyum sendiri? Apa ada hal yang lebih menarik di ponsel itu selain suamimu ini?"

Ji Ahn cukup tersentak dengan pertanyaan yang Kyuhyun ajukan. Namun dengan cepat ia menormalkan mimik mukanya. "Ah, ti-tidak." Ji Ahn memutar tubuhnya. Kini ia menghadap tubuh suaminya. Lengannya pun ia lingkarkan di leher pria itu. "Aku baru saja mengunggah fotoku yang kau ambil tadi pagi. Aku menulis jika suamiku yang mengambilnya. Dan sepertinya banyak teman-temanku yang tertarik dengan foto itu." Jelas Ji Ahn dengan penuh kebohongan. Seperti katamu, kita tidak perlu membahas masalah. Hanya ada kita berdua. Jadi kau tidak perlu tahu mengenai pesan istri sialanmu itu. Tambah Ji Ahn dalam hati.

Kyuhyun terkekeh pelan. "Apa foto itu bagus?"

"Hmm" Gumam Ji Ahn singkat seraya menganggukkan kepalanya. "Kau tahu, sepertinya kau lebih cocok menjadi fotografer daripada seorang pengusaha."

Kyuhyun menaikkan sebelah alisnya. "Eoh, benarkah?"

"Tentu saja, aku bahkan lebih hebat darimu dalam urusan bisnis." Ujar Ji Ahn membanggakan dirinya beserta kemampuan dan prestasinya dalam dunia bisnis.

Kyuhyun memajukan wajahnya. Hingga kini wajah tampan itu hanya berjarak sekitar 5 cm dari wajah Ji Ahn. "Tapi kau tidak lebih hebat dariku dalam urusan ranjang." Bisiknya tepat di hadapan Ji Ahn.

The Third Is The FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang