Part 15A

5.7K 429 32
                                        

Dokter Han keluar dari ruang rawat inap Insoo dengan langkah yang begitu lemah. Wajahnya pucat pasi. Sejujurnya ia tidak siap menghadapi pria dan wanita di depan sana yang pasti kini tengah menunggu kabar putri mereka. Ia tahu, ini pasti sangat berat bagi pasangan suami istri itu. Namun ia tidak memiliki pilihan lain. Kabar buruk tetaplah kabar buruk. Mereka harus mengetahui dan menerimanya.

Ceklek

Dengan sangat hati-hati, Dokter Han membuka pintu ruangan itu. Dan detik berikutnya, ketika pintu bergeser, muncullah sepasang suami istri yang sudah berdiri di depan pintu itu.

"Ba-bagaimana keadaan putriku?" Kyuhyun langsung melontarkan pertanyaan penuh kekhawatiran pada Dokter Han. Bahkan suaranya pun terbata-bata. Sungguh pria itu tengah merasakan ketakutan yang begitu luar biasa.

Dokter Han tidak langsung menjawab, melainkan justru terdiam sejenak. Kedua bolanya menatap sedih ke arah Kyuhyun dan Ji Ahn secara bergantian. Lidahnya terasa kelu.

"Dia baik-baik saja, bukan?" Ji Ahn pun nampak tidak sabar menunggu jawaban dari Dokter Han. Mata wanita itu berkaca-kaca.

Dokter Han menghembuskan nafasnya pelan. "Tuan, Nyonya, aku sangat menyesal harus mengatakan ini." Lirihnya kemudian. Dengan menekan seluruh penyesalan yang bergumul di hatinya, pria itu memaksakan diri untuk mengatakan yang sebenarnya. Ini sudah menjadi tugasnya sebagai dokter.

"Apa maksudmu?" Geram Kyuhyun. Mata pria itu bahkan memerah karena menahan tangis. Rasa takutnya semakin menjadi-jadi.

"Maaf, Tuan Cho. Putrimu bahkan sudah tidak bernafas lagi sebelum aku datang." Dan dengan berat hati dan rasa menyesal yang luar biasa, fakta itu pun akhirnya terucap dari mulut Dokter Han.

Tubuh Kyuhyun dan Ji Ahn pun melemas seketika seiring dengan kata terakhir yang diucapkan oleh Dokter Han. Air mata yang sedari tadi mereka tahan pun meluncur begitu saja.

Mata Kyuhyun bahkan mulai menggelap. Oh, apa ini? Kepala pria itu pun menggeleng pelan. "Kau! Apa yang kau katakan, hah?" Teriak Kyuhyun pada Dokter Han. Sungguh, pria itu merasa seperti baru saja dijatuhkan dari langit tertinggi. Rasanya remuk, hancur, bahkan tidak berbentuk.

"Aku benar-benar minta maaf, Tuan Cho." Lirih Dokter Han untuk kesekian kalinya. Ia benar-benar tidak tahu harus seperti apa. Meskipun ia sudah berusaha sebaik mungkin, namun apalagi yang harus ia katakan jika Tuhan sudah berkehendak lain?

Kyuhyun mengepalkan kedua tangannya. Rasanya ingin berteriak dan marah. Dan tanpa banyak bicara lagi, pria itu pun segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam, menuju ke arah beberapa perawat yang saat ini tengah melepas selang-selang yang ada pada tubuh Insoo.

Sementara Ji Ahn, wanita itu masih mematung di tempatnya. Dadanya begitu sesak. Dan otaknya mendadak berhenti bekerja. Rasanya hampir sama ketika ia mendapat kabar bahwa kandungannya telah dikuret. Sangat sakit, bahkan hingga membuatnya tidak bisa bergerak dan hanya mengangis dalam diamnya.

"Nyonya, aku-"

"CHO INSOO, BUKA MATAMU!"

Perkataan Dokter Han terhenti seketika saat terdengar suara teriakan keras dari dalam ruangan di belakangnya. Ji Ahn pun tersentak dan sadar dari lamunannya. Matanya mengerjap sejenak. Ia seolah ditarik paksa ke kenyataan. Dan saat itu juga, ia pun menyadari jika di dalam sana, suaminya tengah sangat terpukul.

Ji Ahn pun bergegas masuk ke dalam serta meninggalkan Dokter Han sendirian di dekat pintu. Dan kemudian, langkah wanita itu terhenti, tepat di samping ranjang Insoo.

Di depan Ji Ahn, Kyuhyun yang begitu terpukul tengah mengguncang tubuh tak bernyawa putrinya. Pria itu menangis hebat. Nampaknya dia begitu menyesal akan apa yang sudah terjadi akhir-akhir ini. Karena bahkan ia hanya bisa menjenguk Insoo di saat-saat terakhir putrinya. Itupun karena dorongan dari Ji Ahn.

The Third Is The FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang