~~~ *** ~~~
Inbyul mendelik mendengar perkataan Kyuhyun. Matanya menatap tajam suaminya yang kini duduk dengan santai di kursi. Ia merasa ada banyak batu besar yang kini jatuh menimpa dirinya. Kyuhyun tidur di kamar Ji Ahn? Seketika itu juga kemarahan yang bercampur dengan ketakutan yang luar biasa menyelimuti hati Inbyul.
Sedangkan Eunjin, wanita hamil itu nampak menunjukkan reaksi yang biasa saja. Meskipun tak dapat dipungkiri jika kesedihan dan ketakutan juga menyelimuti hatinya. Ia tahu jika cepat atau lambat hal itu akan terjadi. Toh dia juga yang menyarankan pada Kyuhyun untuk bersikap adil pada Ji Ahn. Namun Eunjin benar-benar tak menyangka jika tiba-tiba hatinya akan sesak seperti ini saat mendengar apa yang baru saja dikatakan Kyuhyun.
Di sisi dapur, Ji Ahn terlihat memejamkan matanya. Lagi-lagi ia harus berusaha menguatkan mentalnya. Karena ia tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Ya, perang akan dimulai. Jadi Ji Ahn juga harus menyiapkan diri dan senjata. Tapi berbicara mengenai senjata, dalam hati kecilnya, Ji Ahn tersenyum licik. Karena ia sudah mulai menyiapkan senjata yang ampuh untuk memberi pelajaran istri pertama Kyuhyun yang sialan beraninya menantang dirinya itu.
"Kenapa reaksimu seperti itu?" Kyuhyun nampak tak suka dengan reaksi berlebihan Inbyul. "Dia juga istriku."
Darah Inbyul semakin mendidih mendengar kata 'istriku' yang keluar dari mulut Kyuhyun. "Tapi kau menikahinya hanya karena perusahaan. Kau ingat?"
Mata Kyuhyun melotot. "Tutup mulutmu." Desisnya pada Inbyul. Sudut matanya melirik sosok Ji Ahn yang berdiri tidak jauh dari mereka. Ia tidak ingin wanita itu mendengarnya. Meskipun karena perusahaan, namun ia mencintai wanita itu dengan tulus.
Inbyul mengikuti arah pandang mata Kyuhyun. Ia tersenyum sinis. "Benar bukan yang kukatakan?"
Ji Ahn menarik nafasnya. Ia tidak tuli. Sekecil apapun suara Kyuhyun dan Inbyul, telinganya masih cukup baik untuk mendengar suara-suara itu. Namun Ji Ahn diam. Karena perkataan Inbyul memang sedikit benar. Dan lagipula, ia masih enggan meladeni perkataan berbisa wanita itu.
Ji Ahn melangkah dengan tenang menghampiri meja makan. Ia meletakkan kopi Kyuhyun dan susu Eunjin di depan masing-masing. Lalu duduk di samping Kyuhyun.
"Kau yang memasak ini semua?" Kyuhyun nampak senang melihat Ji Ahn memasak pagi ini. Sejak masih berkencan dulu, Kyuhyun memang sudah tahu jika Ji Ahn suka memasak. Tak jarang wanita itu juga sering memaksa Kyuhyun untuk mencoba makanan hasil eksperimennya.
"Terlihat enak kan, Oppa?" Timpal Eunjin. Wanita itu juga terlihat senang, meskipun harus menekan hatinya sendiri.
"Ya, tiba-tiba saja aku merindukan peralatan dapur." Sahut Ji Ahn pelan.
Inbyul mendengus pelan. "Kau senang, Yoon Ji Ahn? Bagaimana rasanya tidur dengan ditemani Kyuhyun Oppa?" Tiba-tiba wanita itu melancarkan aksinya untuk menyerang istri ketiga suaminya.
Ji Ahn memutar matanya malas. Ular berbisa itu telah mengibarkan bendera perang rupanya, batin Ji Ahn. "Kenapa kau bertanya mengenai hal itu? Apa dia tidak pernah menemanimu tidur?"
Inbyul menggeram. Kedua tangannya mengepal di atas meja. "Tentu saja dia selalu menemaniku tidur. Jika tidak, mana mungkin kami bisa menghasilkan 2 anak."
Kyuhyun menatap was-was kedua istrinya. Ucapan mereka memang tidak menggebu. Namun tetap saja membuat Kyuhyun ketar-ketir.
Ji Ahn tersenyum miring mendengar ucapan Inbyul. "Jika memang begitu, lalu kenapa kau masih bertanya, eh? Dasar wanita bodoh!" Cibirnya.
"Kau!" Inbyul beranjak dari duduknya. Sorot matanya menatap sengit Ji Ahn. Ia tidak terima Ji AHn mengatainya bodoh. "Jika aku wanita bodoh, lalu kau apa, hah? Kau wanita kaya yang hanya bisa menjadi benalu di rumah tangga orang. Lalu apa bedanya kau dengan jalang? Kau wanita-"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Third Is The First
FanficMungkin istilah 'jodoh tidak kemana' memang begitu tepat untuk Kyuhyun dan Ji Ahn. Kyuhyun tidak pernah menyangka jika kekasih pertamanya, sekaligus cinta pertamanya yang sangat angkuh dan menyebalkan ternyata adalah calon istrinya. Ji Ahn pun juga...