Part 14C

6.3K 413 33
                                        

~~~ *** ~~~

Ji Ahn dan Inbyul duduk bersebelahan di ruang tunggu. Kedua wanita itu menatap lurus ke depan.

"Terima kasih sudah membawa Injung ke sini." Inbyul membuka pembicaraan antara dirinya dan Ji Ahn.

"Aku hanya melakukan apa yang putriku inginkan."

Inbyul menundukkan wajahnya. Mendengar Ji Ahn menyebut Injung dengan kata 'putriku', ia tidak ragu lagi jika istri ketiga suaminya itu memang sangat menyayangi putrinya. Ah, bahkan wanita itu juga merawat putrinya selama ia fokus pada perawatan Insoo. "Terima kasih sudah menganggap Injung seperti putrimu sendiri."

Ji Ahn menghela nafasnya sejenak. Mendadak sangat sulit baginya untuk berbicara pada Inbyul. Akhir-akhir ini hatinya selalu goyah dan mendadak nyeri. "Apa yang kau katakan? Semua putri suamiku adalah putriku juga. Tidak peduli dia Injung, Insoo atau Eunjin."

Inbyul tersenyum tipis mendengar perkataan Ji Ahn. Ya, dia tahu itu. Karena jika tidak, tidak mungkin bukan saat ini Ji Ahn bersusah payah mengasuh putrinya dan putri Eunjin. "Apapun yang kau katakan, aku tetap berterima kasih. Dan mengenai perceraianku dengan Kyuhyun Oppa, bulan depan aku akan mengurusnya."

Ji Ahn memejamkan matanya sejenak. Kini ia terlihat seperti wanita yang begitu jahat, bukan? "Kau tidak perlu mengkhawatirkannya. Fokuslah pada perawatan Insoo dulu."

"Tapi aku sudah berjanji padamu. Dan aku akan menepatinya dengan segera." Ujar Inbyul yang nampak mencoba untuk menguatkan hatinya.

"Terserah." Dan senyum getir pun terukir di bibir Ji Ahn. "Apa yang akan kau lakukan setelah bercerai dari Kyuhyun Oppa nanti?"

"Entahlah, aku sudah tidak memiliki orang tua. Mungkin aku akan kembali ke Daegu saja. Aku memiliki beberapa kerabat di sana." Inbyul pun mulai menerawang jauh. Mencoba merangkai rencana pahitnya. "Dan mengenai anak-anak, aku akan membaginya. Injung bisa bersamamu dan Kyuhyun Oppa. Sedangkan Insoo akan bersamaku. Karena dia lebih membutuhkanku."

"Tidak." Tolak Ji Ahn dengan tegas. "Anak-anak bukanlah barang yang bisa dibagi. Jadi biarkan mereka yang memilih. Entah itu bersamamu atau bersama aku dan Kyuhyun Oppa. Itu adalah hak mereka."

Inbyul mendongakkan kepalanya dengan cepat. Ditatapnya Ji Ahn dengan seksama. "Bahkan jika Injung dan Insoo ingin bersamaku, kau tidak keberatan?"

Ji Ahn menoleh ke arah Inbyul dengan cepat. "Kenapa kau melontarkan pertanyaan bodoh seperti itu? Untuk apa aku keberatan? Kau yang melahirkan mereka. Kau ibu mereka." Sentak Ji Ahn.

Inbyul mengangguk pelan. Ji Ahn masih sama rupanya. Wanita itu masih tegas. Namun Inbyul juga menyadari satu hal, Ji Ahn tidak pernah benar-benar egois. Wanita itu bahkan sangat memikirkan anak-anaknya. Oh, tapi tentu saja. Jika Ji Ahn egois, sudah sejak awal dia akan memonopoli Kyuhyun dan rumah tangga mereka, bukan? Namun Ji Ahn tidak melakukannya. Ji Ahn tetap membiarkan istri dan anak-anak Kyuhyun yang lain mendapatkan masing-masing haknya.

"Bagaimana keadaan Insoo sekarang?" Lirih Ji Ahn kemudian. Pandangannya pun kembali ia alihkan ke depan.

"Kondisinya tidak bisa dibilang baik. Bakteri difteri membuat komplikasi di bagian pernafasan, bahkan hingga jantung. Tapi putriku adalah gadis yang kuat. Dia masih bisa bertahan hingga hari ini." Jelas Inbyul dengan setengah terisak.

Ji Ahn menghembuskan nafasnya pelan. Ia dapat merasakan kesedihan luar biasa yang menyelubungi Inbyul. Karena dirinya sendiri pun juga seperti itu. Rasa sayangnya pada Insoo membuatnya tak bisa menutupi rasa sedihnya. "Aku ingin melihatnya."

"Ya, tapi tidak untuk Injung. Aku tidak ingin dia tertular."

"Tentu, aku akan meminta perawat untuk menemani Injung selagi kita melihat Insoo." Sahut Ji Ahn.

The Third Is The FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang