Ji Ahn dan Kyuhyun turun dari taksi yang mereka naiki. Senyum lebar Ji Ahn mengembang melihat pintu gerbang tinggi di depannya. Hampir 2 tahun ia tidak menginjakkan kakinya di rumah yang kini ada di hadapannya itu karena padatnya schedule sebagai CEO Yoon's Company.
"Ini rumah Hanjung Samchon?" Tanya Kyuhyun yang berdiri di samping Ji Ahn. "Besar sekali." Gumamnya yang memandang takjub rumah besar itu. Gerbangnya saja sangat besar dan tinggi, bagaimana dalamnya?
Ji Ahn mengangguk. "Hmm, ini rumahnya. Rumah ini memang sengaja dibangun sebesar ini. Karena ketika natal dan hari besar, seluruh keluarga besar akan berkumpul di rumah ini. Semacam sudah menjadi tradisi."
Kyuhyun menggut-manggut pertanda mengerti. "Lalu kapan kita akan masuk?"
"Ah, ya." Sahut Ji Ahn. Lalu ia berjalan ke sisi kanan gerbang.
Sedangkan Kyuhyun hanya mengamati Ji Ahn dari belakang. Istrinya itu nampak menekan sebuah tombol intercom.
"Samchon, ini aku. Buka gerbangnya!!" Teriak Ji Ahn pada pengeras suara kecil yang ada pada intercom itu.
Kyuhyun mengerutkan dahinya. Merasa heran dengan apa yang Ji Ahn lakukan. Lalu ia pun mendekati Ji Ahn. "Sayang, apa yang kau lakukan? Kenapa kau berteriak seperti itu?"
"Aku sedang meminta orang di dalam untuk menekan tombol pembuka gerbang ini. Dan kenapa aku berteriak? Karena aku yakin saat ini semua orang pasti sedang asyik bercengkrama. Mereka tidak akan mendengar jika aku tidak berteriak seperti itu."
"Eoh, begitu rupanya."
Beberapa saat kemudian, gerbang besar di depan Kyuhyun dan Ji Ahn pun perlahan terbuka. Setelah pintu gerbang terbuka lebar, Kyuhyun dan Ji Ahn pun melangkah masuk. Lalu tiba-tiba saja pintu gerbang di belakang mereka tertutup kembali.
Sejenak Kyuhyun berjingkat ketika pintu gerbang itu tertutup dan menghasilkan suara yang lumayan keras. Dia terheran. Padahal dirinya dan Ji Ahn belum melakukan apapun. Namun pintu itu sudah tertutup begitu saja.
Ji Ahn yang berdiri di samping Ji Ahn terkikik geli melihat reaksi Kyuhyun. "Kau lihat kamera cctv yang ada disitu? Disitu dan disitu juga." Ucap Ji Ahn sambil menunjuk tiga tempat yang berada di tidak jauh dari atasnya.
Kyuhyun menganggukkan kepalanya. Namun tidak mengurangi rasa herannya.
"Itu cctv yang terhubung ke dalam. Mereka bisa melihatnya dari sana. Lalu menekan tombol untuk menutup kembali pintu gerbang itu."
"Ah, begitu rupanya." Gumam Kyuhyun.
Kini pandangan Kyuhyun beralih pada halaman luas di depannya. Halaman itu sangat luas. Jaraknya dari pintu gerbang hingga pintu utama tidaklah dekat. Di kedua sisinya juga terdapat pepohonan rindang. Di sisi kanan Kyuhyun ada sebuah jalan yang sepertinya tembus hingga ke belakang yang Kyuhyun sendiri tidak tahu jalan itu berakhir dimana. Namun nampaknya itu adalah jalan khusus untuk memasukkan mobil ke dalam garasi. Lalu di sebelah kiri Kyuhyun ada sebuah taman buatan lengkap dengan air mancur di tengahnya.
Lagi-lagi Ji Ahn dibuat geli oleh Kyuhyun. Ia heran kenapa Kyuhyun sampai berekspresi seperti itu hanya dengan melihat rumah ini. Besar memang rumah pamannya ini. Namun bagi Ji Ahn tidaklah seistimewa rumah lamanya di Seoul.
Ji Ahn menarik lengan Kyuhyun dan menyeret pria itu ke sebuah lahan yang mirip lahan parkir sepeda. Disana terjajar 8 sepeda. Ji Ahn mengambil satu sepeda, kemudian menaikinya.
"Kyu!"
Panggilan Ji Ahn membuat Kyuhyun terkejut. Pria itu menoleh pada istrinya yang sudah bersiap di atas sepeda. Untuk kesekian kalinya pria itu terheran. "Untuk apa kau naik sepeda?" Tanyanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Third Is The First
FanfictionMungkin istilah 'jodoh tidak kemana' memang begitu tepat untuk Kyuhyun dan Ji Ahn. Kyuhyun tidak pernah menyangka jika kekasih pertamanya, sekaligus cinta pertamanya yang sangat angkuh dan menyebalkan ternyata adalah calon istrinya. Ji Ahn pun juga...