Eunjin berjalan ke kemar Ji Ahn dengan sangat hati-hati. Kehamilannya yang sudah menginjak bulan ketujuh lumayan membuatnya kesulitan dalam melakukan apapun.
Sejenak wanita muda itu melongokkan kepalanya, melihat ke dalam kamar Ji Ahn yang terbuka. Jika ia tidak salah, tadi Ahra keluar dari rumah ini. Itu artinya kakak iparnya itu sudah tidak di kamar Ji Ahn.
“Ada apa?” Tegur Ji Ahn ketika melihat sosok Eunjin di depan pintu kamarnya.
Eunjin pun menggeleng pelan dan tersenyum. Ia masuk ke dalam kamar Ji Ahn dan duduk di ranjang wanita itu. “Tidak ada apa-apa. Aku hanya senang melihatmu di rumah. Kau tahu, aku merasa sedikit kesepian.”
Ji Ahn hanya menanggapi perkataan Eunjin dengan raut wajah datarnya. Dia sedang tidak ingin beramah tamah dengan siapapun, termasuk istri kedua suaminya ini.
“Bagaimana keadaanmu, Eonni?” Tanya Eunjin untuk berbasa-basi. Ia tahu jika Ji Ahn sedang tidak cukup sehat.
Ji Ahn hanya terdiam memandang Eunjin. “Apa kau benar-benar mencintai Kyuhyun?” Ia justru melontarkan pertanyaan pada Eunjin tanpa menjawab pertanyaan wanita muda itu.
Eunjin nampak melebarkan matanya. “A-apa?” Sebenarnya ia cukup paham dengan pertanyaan Ji Ahn. Hanya saja, ia takut salah mengira.
“Apa kau bisa tetap hidup dengan baik jika tanpa Kyuhyun?”
Nah, yang ini baru Eunjin benar-benar tidak paham. “A-apa maksudmu, Eonni?”
“Jawab saja!” Sentak Ji Ahn. Lama-lama jengah juga menghadapi Eunjin yang memiliki kapasitas berpikir cukup rendah.
“Aku tidak tahu.” Lirih Eunjin.
“Kau harus tahu. Istri Kyuhyun bukan hanya dirimu.” Ujar Ji Ahn yang seolah memperjelas posisi Eunjin.
Wajah Eunjin menunduk. Entah apa maksud Ji Ahn tiba-tiba berbicara seperti itu. Dia tak mengerti.
“Aku tahu kau lemah. Tapi tidak bodoh juga, bukan?”
“Aku sangat tahu posisiku, Eonni.” Ucap Eunjin dengan sangat pelan.
“Jika kau tahu, kenapa kau tidak berpikir?” Ji Ahn lumayan geram melihat Eunjin yang selalu nampak lemah. Tidakkah wanita itu sadar jika posisinyalah yang paling terancam? Dirinya atau bahkan Inbyul bisa saja menyingkirkannya dengan sangat mudah.
“Aku yakin Kyuhyun Oppa tidak akan pernah meninggalkanku meskipun dia tidak mencintaiku. Karena itu aku tidak pernah berpikir sampai ke titik itu.”
Ji Ahn mendengus pelan. Sangat naïf ternyata wanita di depannya ini. “Kim Eunjin, mulai sekarang berpikirlah dengan baik. Bahkan singa yang tangguh pun bisa jatuh kapan saja, apalagi jika hanya seekor kucing kecil yang lemah?” Entah kenapa ia merasa siapapun yang nanti bertahan di samping Kyuhyun, baik itu dirinya atau Inbyul, Eunjin tetaplah akan tersingkir secara perlahan. Apalagi jika Kyuhyun sudah terang-terangan menyampaikan maksud untuk meninggalkannya, Eunjin pasti hanya akan menunduk dan pasrah.
“Apa Kyuhyun Oppa akan menceraikanku?” Pertanyaan menyakitkan itupun akhirnya terlontar dari bibir Eunjin seiring dengan rasa takut yang semakin mencekiknya.
Ji Ahn menatap Eunjin lekat-lekat. Sejujurnya ia merasa sangat iba pada Eunjin. Hanya saja, dia tetaplah wanita biasa dengan ego yang sangat besar.
“Eunjin~ah..” Ji Ahn mengatur nafasnya sejenak. “Tidak pernah ada wanita yang benar-benar rela diduakan atau ditigakan. Tidak ada. Aku memang baik padamu. Aku bukan Inbyul yang akan tega memojokkan, bahkan berlaku kasar padamu. Tapi jika kau bertanya padaku, aku tetaplah wanita biasa yang ingin menjadi satu-satunya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Third Is The First
FanfictionMungkin istilah 'jodoh tidak kemana' memang begitu tepat untuk Kyuhyun dan Ji Ahn. Kyuhyun tidak pernah menyangka jika kekasih pertamanya, sekaligus cinta pertamanya yang sangat angkuh dan menyebalkan ternyata adalah calon istrinya. Ji Ahn pun juga...
