Keesokan harinya, Kyuhyun dan Ji Ahn kembali pada rencana awal mereka ke Hongkong. Yaitu berbulan madu. Mereka mulai mengunjungi beberapa tempat menarik di sana.
Seperti saat ini, Kyuhyun dan Ji Ahn tengah berada di Tsim Tsa Shui Promenade. Tepatnya di bagian depan promenade. Dimana terdapat sebuah bangunan jam besar setinggi sekitar 44 meter yang dibangun menggunakan gabungan batu bata dan granit berwarna merah juga krem yang memiliki konsep yang sama seperti Big Ben. Bangunan itu adalah peninggalan colonial Inggris, yang memang dulunya pernah menduduki Hongkong. Dan bangunan itu biasa disebut dengan The Clock Tower.
Kyuhyun dan Ji Ahn tengah duduk di sebuah bangku panjang di taman sekitar The Clock Tower. Dari tempatnya duduk saat ini, Kyuhyun dan Ji Ahn disuguhi pemandangan indah dari air mancur yang mengucur indah tidak jauh di depan mereka. Tidak hanya itu, kerlap-kerlip lampu warna-warni yang menghiasi The Clock Tower juga mempunyai pesona tersendiri. Semakin menambah keindahan kawasan heritage tersebut.
Kyuhyun mengeratkan pelukannya di tubuh Ji Ahn. "Apa kau kedinginan, sayang?" Tanyanya. Meskipun Ji Ahn sudah memakai jaket tebal, namun hal itu tak membuat rasa cemasnya berkurang. Pasalnya udara Hongkong benar-benar dingin. Pria itu tidak ingin istrinya merasa kedinginan.
Ji Ahn menggeleng pelan seraya semakin mendekatkan tubuhnya pada Kyuhyun. "Kau sudah memelukku dengan sangat erat, Oppa. Mana berani angin-angin kencang itu membuatku kedinginan."
Kyuhyun terkekeh pelan. Dicubitnya pipi Ji Ahn. "Tetaplah menjadi istriku yang seperti ini, sayang. Kau terlihat sangat manis."
"Apakah aku lebih manis daripada gula?" Ji Ahn tersenyum seraya memamerkan deretan giginya yang tertata rapi.
"Tentu saja. Bahkan gula iri padamu." Puji Kyuhyun. Bukan hanya sekedar pujian biasa, namun itu adalah ketulusan yang muncul dari dalam hatinya.
"Eoh, Oppa. Kau lihat mereka?" Ji Ahn menunjuk beberapa anak yang tengah bermain dan berlarian di depan mereka. Tidak hanya itu, disana juga nampak beberapa keluarga yang juga sepertinya tengah menikmati malam dan menunggu kembang api seperti mereka.
Kyuhyun pun mengangguk.
"Suatu hari nanti, kita juga harus membawa anak-anak kita kesini. Kita akan bermain bersama. Lalu anak-anak kita juga ha-"
Tiba-tiba perkataan Ji Ahn terhenti begitu saja. Ada suatu hal yang mengusik pikirannya. Anak? Ah, sepertinya dia mulai mengharapkan sesuatu yang tidak-tidak. Akankah dia dan Kyuhyun memiliki anak-anak seperti dalam angan-angannya itu?
Kyuhyun yang terheran pun mengerutkan dahinya, merasa heran sekaligus bingung kenapa Ji Ahn menghentikan perkataannya begitu saja. "Hey, ada apa? Anak-anak kita harus apa?"
Ji Ahn menggeleng pelan. Bibirnya membentuk sebuah senyuman getir. "Ti-tidak. Tidak apa-apa. Maksudku, suatu hari nanti kau juga harus mengajak Injung dan Insoo jalan-jalan kesini." Ucapnya dengan penuh dusta.
Kyuhyun memejamkan matanya sejenak. Bukan. Bukan itu yang seharusnya Ji Ahn katakan. Dia sangat paham apa yang istrinya katakan sebelumnya. Bukan Injung dan Insoo yang dia maksud. Bukan mereka. Namun anak-anak mereka lah yang wanita itu maksud. Ya, anak-anak mereka yang lahir dari rahim Ji Ahn.
Kyuhyun mengecup kening Ji Ahn. Lalu ia mendekatkan bibirnya pada telinga Ji Ahn. "Aku ingin setidaknya tiga anak yang akan lahir dari rahimmu. Aku akan memberi mereka nama Cho Jaehyun, Cho Junhyun dan Cho Jihyun. Cho Jaehyun akan memimpin Yoon Company, Cho Junhyun akan memimpin Cho Group dan Cho Jihyun, dia akan menjadi wanita hebat sepertimu." Kyuhyun membisikkan impian dan harapannya tepat di telinga Ji Ahn. Benaknya menerawang jauh. Berharap apa yang dia katakan barusan akan di dengar oleh Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Third Is The First
Fiksi PenggemarMungkin istilah 'jodoh tidak kemana' memang begitu tepat untuk Kyuhyun dan Ji Ahn. Kyuhyun tidak pernah menyangka jika kekasih pertamanya, sekaligus cinta pertamanya yang sangat angkuh dan menyebalkan ternyata adalah calon istrinya. Ji Ahn pun juga...