#39 Vernon-Dahyun

886 72 4
                                    

Jealous
Vernon-Dahyun
©LeeHyunRa
Caramel Macchiato

Vernon bukanlah tipe pria pencemburu, Vernon pun tak pernah mengekang sang kekasih untuk dekat dengan pria lain. Karena Vernon tau, hanya dialah pria yang selalu ada di mata dan hati sang kekasih. Tapi, entah mengapa, kejadian yang beberapa jam lalu ia saksikan – membuat sosok bocah pencemburu didalam dirinya bangkit tanpa ia sadari. Dan harus ia akui, sepertinya ia memang cemburu dengan sang kekasih.

---

Terhitung ini adalah hari ketiga Vernon sengaja tak menghubungi sang kekasih, baik itu melalui pesan singkat ataupun panggilan telepon yang biasanya selalu ia lakukan 3 kali sehari – layaknya minum obat. Bukan tanpa alasan, mengapa Vernon melakukan aksi demo-nya ini. Beberapa hari yang lalu, saat ia menonton acara TV, tak disangka ia menyaksikan sang kekasih yang tanpa ragu menyuapi sesosok pria yang sepertinya pernah ia lihat saat ia menemani Wonwoo dan Hoshi hyung menonton drama DotS Favorit mereka. Mata Vernon pun semakin membulat tak percaya saat ia menyadari bahwa pipi sang gadis tiba-tiba merona saat memberikan suapan pada sosok tersebut. Apa ia sangat menikmati momen itu? menyebalkan.

---

Di tempat lain, Dahyun sendiri pun tengah gundah dan tak mengerti mengapa sang kekasih hingga detik ini tak kunjung menghubunginya. Apa sang kekasih tengah sibuk dengan jadwal grupnya atau ia sengaja melupakanku? Kurang lebih itulah beberapa dugaan yang kini berkecambuk dalam pikiran Dahyun. Karena penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi, Dahyun pun langsung menghubungi nomor sang kekasih dan ternyata – tersambung. Butuh beberapa menit hingga sang kekasih menjawab panggilannya itu dan ini sungguh tak biasa, karena biasanya Vernon selalu mengangkat panggilannya secara cepat tanpa harus repot repot menunggu.

“Halo, Hansol-aa. Kenapa kau baru mengangkatnya?” cecar Dahyun saat panggilannya diangkat oleh sang lawan bicara.

“I’m busy. Why?” balas Vernon lengkap dengan aksen amerika yang sungguh wow. Dahyun pun menyadari bahwa ada yang salah disini, tak biasanya sang kekasih menggunakan bahasa inggris saat berbicara dengannya. Apa ia tengah kesal dengannya? Tapi kenapa?

“What’s wrong?”

“Kau, -- bisakah kau berbicara dengan bahasa yang ku mengerti?”

Sejenak Dahyun dapat mendengar sang kekasih yang tengah menghembuskan nafas beratnya sebelum ia kembali membuka suara – dan Dahyun berharap bahwa kata-kata yang akan ia dengar adalah kata-kata yang ia kenal dengan baik. “Ada apa? Kau masih mengingatku? Aku pikir kau telah melupakanku”

“Aa-apa? Apa maksudmu? Bukankah kau yang melupakanku? Bahkan kau tak pernah menghubungiku selama tiga hari. Apa kau sesibuk itu?”

“Aku melihatnya” jawab Vernon yang membuat Dahyun mengerutkan keningnya tak mengerti – bukannya menjawab deretan pertanyaan sang kekasih, Vernon malah melontarkan kalimat yang membuatnya tak paham. ‘melihat? Melihat apa?’

“Apa maksudmu?”

“Acara itu – sepertinya kau menikmatinya bahkan kau menyuapinya. Apa itu sangat menyenangkan?” sinis Vernon yang berhasil membuat Dahyun paham, ke arah mana pembicaraan ini dituju.

“Hey, jangan bilang kau marah karena kejadian itu. Astaga, itu kan hanya script”

“Script? Tapi, kau terlihat sangat menikmatinya. Apa kau senang dekat dengan oppa itu?” tanya Vernon tak mau kalah dan dengan sengaja menekan kata Oppa – agar Dahyun sadar bahwa disini ia memang salah dan hey, mengapa ia tiba-tiba membahas script.

“Hansol-a, itu kan hanya script. Sudahlah untuk apa kita membahasnya”

“Tapi kau menyuapinya – aku saja tak pernah kau suapi” lirih Vernon yang semakin membuat Dahyun merasa bersalah ditempatnya.

Diam – entah mengapa, setelah mendapat serangan Vernon yang seperti itu, Dahyun tiba-tiba diam seribu bahasa dan ia sendiri bingung apa yang harus ia katakan pada sang kekasih. Dahyun sadar bahwa disini Vernon berhak untuk marah karena beberapa minggu yang lalu – Vernon selalu meminta agar ia menyuapinya saat mereka makan bersama kelak, Tapi, apa yang ia lakukan? Ia malah menyupi pria lain dan melupakan keinginan sang kekasih. Disini, sepertinya memang Dahyun lah yang salah. Tapi, haruskah ia mengakui kesalahannya? Bukankah itu sedikit memalukan? Emm, atau haruskah ia berpura-pura lupa dengan janjinya itu?

“Kenapa diam? Kenapa kau tak menjawab pertanyaanku?”

“It- itu, Hansol – kau tau buk-“

“Itu hanya script? Begitu?”

“Itu kau tau, lalu – kau kan tak ha- tut tut tut – halo? Halo? Yakkk, Hansol-a?” dengan sepihak panggilan sepasang anak manusia ini pun terputus dan meninggalkan rasa bersalah Dahyun yang semakin menjadi.

“Sepertinya dia marah, sangat.”

“Lalu, apa yang harus aku lakukan? Argghhhh.. kau membuatku gila Hansol-aaaa”

END.

Kpop Idol' Love story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang