Kpop Idol' Love story [END]

#93 Eunwoo - Yerin

#93 Enwoo - Yerin
Sunbae
Kpop Idol’s Love Story
LeeHyunRa
Caramel Macchiato

Aku selalu memperhatikannya dalam diam. Memperhatikannya dari jauh – seolah semua gerak-gerik yang gadis itu ciptakan sangat menarik untuk kedua mataku.

Yerin – dialah gadis itu. Salah satu member GFRIEND yang tak lain adalah Sunbae-ku di dunia KPOP dan juga teman lamaku saat kami menjalani masa trainee dulu.

Meskipun Yerin lebih tua setahun dariku – tapi, lihatlah? Bukankah dia terlihat lebih menggemaskan dan juga lucu. Aku selalu suka sifat Yerin – sifat easy going dan ceria-nya. Sungguh, bagaimana bisa ada gadis semenarik dia di dunia ini?

Seperti hari ini – Minggu, hari dimana aku bersama member ASTRO yang lain akan melakukan masa promosi lagu terbaru kami di acara musik mingguan, Inkigayo. Dan siapa yang menyangka ternyata hari ini aku bertemu dengannya.

Ya. Saat ini kami – ASTRO dan GFRIEND melalui masa promosi yang bersamaan dan sungguh aku sangat bersyukur. Bagaimanapun, aku merindukan sosok teman lamaku – Yerin. Teman yang entah sejak kapan mulai berubah menjadi teman dalam artian lain di hatiku. Ini mungkin terdengar klise – tapi, inilah adanya.

Waktu berlalu dan tak terasa kini sampailah pada bagian closing acara. Dimana, seperti biasa MC akan membacakan juara tangga lagu untuk minggu ini.

Aku gugup. Oke, gugup bukan karena kami – ASTRO, menjadi salah satu nominasi pemenang hari ini. Tapi karena sosok itu – sosok teman lama itu, Yerin.

Gadis itu kini tepat berada didepanku – tengah memberikan speech kemenangan mereka. Tapi, Tunggu – Yerin menangis?

Entah mengapa melihat sosok Yerin yang menangis, mataku ini seolah tak mau berpaling dari sosoknya. Aku khawatir – ya. Aku tau – dibalik keceriaan seorang Yerin, gadis itu tetaplah seorang gadis biasa. Gadis yang cengeng layaknya gadis remaja lainnya.

Gadis itu semakin terisak akan kemenangannya. Ingin rasanya aku mengelus bahunya dan mengatakan “Uljjima….”. Tapi, itu tak mungkin. Terlalu banyak kamera disini.

Akan berbahaya jika aku melakukan itu semua. Jadi, apa yang aku lakukan? Aku hanya bisa memperhatikan Yerin dari tempatku berdiri kini dan berharap Yerin akan menghentikan aksi menangis nya itu.

Aku benci melihat Yerin menangis.

Entah itu tangis Yerin karena bahagia ataupun karena kesedihan.

Aku tetap tak suka. Aku suka melihat Yerin yang ceria yang selalu menampilkan tawa dan senyum cantiknya.

“Yerin-aa, berhentilah menangis” batinku memohon.

161001