prologue

918 35 10
                                    

--------

Cahaya matahari pagi merambat masuk kecelah-celah Jendela kamar seorang Yeoja cantik yang masih terlelap dalam tidurnya.

Ia tak menyadari jam yang sudah menunjukan hampir jam 7 pagi. Ini bukanlah hal yang pertama kali bagi dirinya dalam situasi seperti ini, bisa dikatakan selalu, didalam sebuah rumah yang terbilang tidak mewah, dan tidak buruk pula, sederhana.

Jam weker terus saja berbunyi, namun tetap saja tak dapat menyadarkan yeoja ini.

hingga akhirnya seorang wanita paruh baya memasuki kamar yeoja itu.

"Yakk!! Park Ji Han!!! Kau tidak tau sekarang jam berapa, hah??!!."

Wanita paruh baya yang tidak lain adalah Eomma dari yeoja yang dipanggil Park Ji Han itu langsung menarik-narik rambut setengah ombre Ji Han.

Membuat tubuh tinggi semampainya berdiri setengah sadar.

"huahh'... aku masih sangat mengantuk." ucapnya sambil berjalan kearah kamar mandi, masih dengan pikiran melayang dan kesadaran yang belum datang sepenuhnya.

Setelah selesai mandi ia baru keluar kamar. Tapi mandi pun tetap saja tak membangunkan seorang Park Ji Han dari mimpinya, pikirannya masih melayang entah kemana.

Ia mematut dirinya di depan cermin, Merapikan rambut Ombre Hijau Toscanya.

Ia bergerak pelan, hingga ia menatap pantulan cermin yang memperlihatkan jam di belakangnya,
matanya terbuka sempurna.

Ia langsung bergegas membereskan semuanya.

Berbeda dengan seorang Namja Tampan berperawakan tinggi yang tinggal dilingkungan berada ini. Jetlag masih melanda dirinya setelah penerbangan yang cukup lama dari Kota New York, ke Seoul.

Pelayan dirumah mewah ini langsung memasuki kamar yang ditiduri Namja itu.

"Tuan, hari ini anda akan memulai sekolah anda, bergegaslah agar anda tidak terlambat tuan."

Pelayan itu terus membangunkan Namja itu di kasur king size-nya.

Setelah pelayan itu mencoba berulang kali untuk membangunkannya, barulah ia tersadar.

"Ah, kau mengganggu tidurku saja." ucapnya ketus dan langsung berjalan ke kamar mandi.

Pelayan itu hanya menghela napas, seakan hal tersebut sudah terbiasa terjadi, tapi itulah kebenarannya. Mereka sudah biasa dengan sikap tuannya itu.

Setelah selesai mandi, ia sarapan dengan kakeknya di meja makan. Ya, hanya berdua dirumah sebesar ini.

"Ku harap kau menyukai sekolahmu nanti, dan aku juga berharap kau dapat menjaga attitude-mu dengan baik." ucap kakeknya membuka pembicaraan setelah hening yang lama.

"Aku yang menjalankan, aku tau apa yang harus kulakukan." ucap Namja itu dengan sedikit ketus.

Ia langsung menyudahi sarapannya, bergegas pergi ke sekolah meninggalkan rumah setelah mengatakan "aku pergi". Kakeknya hanya dapat menghela napasnya.

Namja ini sudah membuat janji dengan teman satu gengnya untuk bertemu dan berangkat kesekolah bersama-sama.

----

♡♡♡♡

SCHOOL FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang