-----
"M-Mingyu... k-kau---"
Setelah sekian lama bibirku kelu untuk berbicara akibat shock, akhirnya aku dapat membuka suaraku, walaupun terbata-bata.
Ini sudah 10 menit kami berdiri dengan ia yang masih terus mendekapku.Seperti ada sesuatu yang baru saja merasukinya, ia seakan tersadar akan perbuatannya.
Ia langsung melepaskan pelukannya seketika, memandang diriku sebentar, lalu berjalan pergi kearah mobil sambil mengacak rambutnya.
'Ada apa dengannya?'
Aku bergumam heran.
Jantungku masih saja berdegup dengan kencang. Entah apa aku jadinya jika Mingyu tak menolongku tadi.
Aku menatap kesebrang jalan, melihat Taeoh yang sedang bermain dengan anak-anak yang seumurannya disana.
Aku menghembuskan nafas lega.
Kali ini aku mencoba menyebrang dengan lebih hati-hati menengok kearah kanan dan kiriku.
Namun kejadian tadi seakan menghantuiku, membuatku takut-takut untuk menyebrang.
Aku sudah melangkahkan kaki kananku kedepan, namun entah kenapa kakiku seperti tertahan, sulit untukku terus melangkah maju.
Sudah 5 menit aku berdiri ditepi jalan ini.
Lagi, seseorang menarik tanganku.
Ia menyelipkan tangannya disela-sela jariku. Menggenggamnya erat.
Mingyu.
Aku terkejut atas kehadirannya lagi dan perlakuannya ini.
"Bodoh! Kau seharusnya bilang padaku jika ingin menyebrang!" ia membentakku dengan kasar lagi. Namun terlihat jelas ia masih mencemaskanku.
Aku memberanikan diriku menatapnya, bibirnya pucat. Tangannya pun dingin dan basah.
'Apa ia sebegitu mencemaskan diriku? Tapi... yang benar saja!'
Aku terus berperang dengan fikiranku.
Akhirnya jalanan sudah lumayan renggang, Mingyu menuntunku.
Ia menggeser tubuhku agar lebih rapat dengan tubuhnya, lalu merangkulku.
Dan jangan tanyakan bagaimana keadaan jantungku sekarang. Bahkan jantungku memompa lebih cepat dibanding saat mobil tadi hampir menabrakku.
Kurasa Mingyu memang sedang dirasuki sesuatu. Perbuatannya sangat aneh.
Setelah kami selesai menyebrang, ia masih menggenggam tangan kananku dan tangan kiriku yang memegang coklat Taeoh tadi.
Seakan-akan aku akan tertabrak sungguhan, meskipun kami sudah menyebrangi jalan.
Ia menghampiri Taeoh, lalu mengajak Taeoh untuk pulang. Awalnya Taeoh enggan, namun lama kelamaan ia menurut.
Mingyu menggendongnya dengan tangan satunya yang bebas, Lalu kami berjalan kembali kemobil.
Saat menyebrang ia kembali merapatkan tubuhku dengannya dan tautan eratnya yang tak lepas.
Setelah sampai dimobil barulah ia melepaskan tautan kami.
Aku menghembuskan nafas lega dan pernafasanku kembali normal.
Aku memasuki mobil. Mingyu mulai menjalankan mobilnya dengan Taeoh dipangkuanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL FIGHT
Teen Fiction"Dia tak akan menang dariku." Pria tinggi nan tampan yang dipuja-puji oleh siswi-siswi disekolah itu menampilkan senyum miring andalannya. "Aku tak akan kalah darinya." Seorang wanita sederhana yang terlihat kuat diluar, cuek dan pemberani itu juga...