-------
Aku langsung berlari keluar kelas menatap sana-sini mencari si pengirim. Berharap aku dapat menemukannya. Namun yang terlihat hanya koridor yang sepi, hanya ada petugas kebersihan di pojok ruangan.
Pantang menyerah, aku menghampiri petugas kebersihan tersebut. Pasti si pengirim melewati petugas kebersihan ini kan?
Karena jika ingin memasuki kelasku, semua murid pasti melewati jalan ini. Semoga saja Ahjussi itu mengetahuinya.
"Ahjussi, apa kau melihat seseorang yang memasuki kelas diujung sana pagi ini?"
Ahjussi yang sedang menyapu itu terlihat terkejut menatapku, lalu berhenti sebentar meletakkan sapunya.
"Um... sebentar." Ia terlihat berpikir. "Ah ya! seorang lelaki memasuki kelasmu sekitar 20 menit yang lalu."
"Jinjja??!! bagaimana ciri-cirinya?" Aku menatap ahjussi itu penuh harap.
"Entahlah, pakaiannya sedikit aneh karena sangat tertutup. Bahkan aku tak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Tapi yang pasti ia mempunyai badan yang tinggi." jelas ahjussi itu.
'Badan yang tinggi? disekolah ini banyak pria yang mempunyai badan yang tinggi.'
Aku terus bergumam dalam hati.
'Mingyu?'
Entah suara dari mana yang memasuki kepalaku menyebut nama sialan itu.
Tapi yang benar saja Mingyu yang mengirimnya... Rasanya sangat tidak mungkin.
Akupun berterima kasih pada petugas itu lalu berjalan balik masuk ke kelas.
Dari pada menduga-duga hal yang tak mingkin seperti ini, lebih baik aku kembali tidur dengan nyaman dikelas.
------
Ini sudah 3 hari semenjak adanya pengiriman bingkisan misterius itu. Dan sudah 3 hari itu pula Ji Han mencoba memecahkan misteri siapa dibalik pelaku pengiriman tersebut.
Padahal awalnya ia sudah bertekad untuk tidak memikirkannya, tapi sekarang yang ia lakukan malah bertentangan.
Seperti sekarang ini, ia sedang mengendap-endap berniat bolos dari kelas, untuk pertama kalinya setelah hampir 2 minggu ia tidak keluar kelas menyembunyikan diri.
Ji Han berencana untuk masuk ke kantor guru, melihat setiap tulisan tangan siswa-siswi yang ada di meja Park ssaem, hasil jawaban ulangan minggu lalu. Ji Han tahu Park ssaem sedang mengajar dikelasnya, jadi ia memutuskan untuk membolos dan mencari tahu siapa pengirim itu.
Masalahnya, Ke ruang guru harus melawati Diamond Class terlebih dahulu. Maka dari itu, Ji Han berjalan dengan sangat hati-hati menutupi diri demi menghindari seseorang.
Kelas itu tepat berada didepannya sekarang, dan ternyata kelas tersebut sedang ada pelajaran olahraga, Jadi semua siswa-siswi didalam kelas itu berada dilapangan.
Ji Han berjalan dengan senang ke kantor.
Tiba didepan ruang guru, ia segera memasukinya. Untung ruang guru sekarang sedang sepi. Ji Han pun bernapas dengan lega.
Ia segera menghampiri meja Park ssaem, lalu mulai mencoba mencocokan setiap tulisan dikertas ini, dengan note kecil ditangannya.
"Ya! apa yang sedang kau lakukan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL FIGHT
Teen Fiction"Dia tak akan menang dariku." Pria tinggi nan tampan yang dipuja-puji oleh siswi-siswi disekolah itu menampilkan senyum miring andalannya. "Aku tak akan kalah darinya." Seorang wanita sederhana yang terlihat kuat diluar, cuek dan pemberani itu juga...