-----
"Ya! sampai kapan kau akan terus bergelung dengan kasurmu itu!?" Ucap eomma diikuti desahan frustasi dari mulutnya.
"Sudah kubilang aku sedang tak enak badan eomma!"
"Aku tau kau berbohong!"
"Aku tidak berbohong.. pegang keningku." Pintaku pada eomma seraya menarik tangannya kearah keningku.
Ia menyentuh keningku.
Namun selanjutnya yang kurasakan malah jentikkan dikeningku.
"Akhh... appo.." Aku mengusap keningku.
"Keningmu tidak panas, jangan coba-coba untuk membodohiku!"
"Huahh.. terserah" ucapku sambil kembali membalutkan tubuhku dengan selimut. "Yang jelas aku tidak ingin masuk hari ini eomma.. izinkan aku kali ini saja kumohon." ucapku sambil menyatukan kedua telapak tanganku memohon.
Eomma ku mendesah frustasi untuk yang kesekian kalianya, kurasa ia mulai menyerah.. Karena yang kurasakan setelah itu adalah pintu kamar yang tertutup dengan sedikit kencang.
Aku mendesah lega.
Lalu membenarkan posisi tidurku dengan benar, pikiranku melayang pada kejadian semalam.
Malam itu untuk yang pertama kalinya didalam hidupku, aku merasakan hal-hal yang aneh, segala macam perasaan yang asing berkecamuk dibenakku kala itu.
Berlebihan? memang.
Karena sebelumnya aku belun pernah merasakan hal ini.
Untuk pertama kalinya aku jatuh cinta.
Dan sialnya, aku jatuh cinta pada orang yang salah. Pada orang yang jelas-jelas membenciku dan tidak akan membalas perasaanku.
Saat pertama kalinya aku merasakan yang namanya 'cinta', saat itupula sebuah fakta menamparku bahwa aku tidak mungkin memilikinya.
Sedih, patah hati. Itulah yang kurasakan setelahnya.
Mungkin kalian mengataiku wanita pesimis dan negatif thinking.
Tapi digambaran dikepalaku hanya bagaimana perilaku buruk Mingyu kepadaku, dan betapa bencinya ia padaku.
Kurasa itu cukup untuk menjawab semuanya.
Tapi memang, perlakuan manisnya selama ini dan ciumannya semalam benar-benar diluar akal sehatku.
Terkadang aku berfikir bahwa aku masih memiliki 'kesempatan', tapi entahlah..
Kata 'galau' memang cocok untuk keadaanku sekarang.
Maka dari itu rasanya aku sangat tidak ingin sekolah hari ini, Aku belum siap bertemu Mingyu setelah kejadian semalam, dan dengan 'keadaan' diriku yang sekarang.
Drrtt...drtttt
Sebuah panggilan masuk muncul di ponselku yang tergeletak diatas nakas.
Aku meraihnya dengan malas.
Ternyata dari Na Na.
"Ha---""
"Ji Han-ah kenapa kau tidak masuk hari ini?! Apa kau baik-baik saja? Apa kau sakit??" Ucap Na Na memotongku dengan hebohnya.
Aku memutar bola mataku. 'Kebiasaan'
"Ya begitulah hanya sedikit tak enak badan." ucapku.
"Ah begitu.. tapi tidak ada yang terjadi kan semalam saat kau bertemu dengan keluarga Kim?"
Aku sedikit terkejut mendengar pertanyaan Na Na, seakan-akan ia dapat mengetahui apa yang terjadi padaku.
"A-aniya.. semalam baik-baik saja." ucapku sambil membersihkan kerongkonganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL FIGHT
Teen Fiction"Dia tak akan menang dariku." Pria tinggi nan tampan yang dipuja-puji oleh siswi-siswi disekolah itu menampilkan senyum miring andalannya. "Aku tak akan kalah darinya." Seorang wanita sederhana yang terlihat kuat diluar, cuek dan pemberani itu juga...