-----
Babak kedua akan dimulai sekitar 10 menit lagi setelah break selesai.
Di babak kedua ini, kedua squad akan berdiri berhadapan lalu maju satu per-satu untung saling battle dance.
Kami sedang mengistirahatkan tubuh kami dan meminum minuman yang sudah diberi oleh crew yang bertugas disini.
"Aku tidak yakin kita akan menang setelah ini." Jungkook membuka suaranya tiba-tiba sambil menghela napasnya mengintruksi kami semua yang sedang mendudukan tubuh kami dilantai.
So Raa dan Min Ah menganggukan kepala mereka.
"Kalian tahukan tadi kita membuat kesalahan yang lumayan. Kurasa itu akan mengurangi point kita untuk menang." So Raa menambahkan.
Kali ini Minghao dan Dino yang menganggukan kepala mereka.
Aku hanya berdiam diri mendengarkan perkataan mereka. Dalam hati aku membenarkan perkataan mereka.
"Aku berharap Hoshi ada bersama kita." Na Na memelankan suaranya diakhir kata, memangku kepalanya dilutut yang ia tekuk.
Kami semua hanya dapat menghela napas kami bersamaan.
Suara ketukan sepatu dan lantai kayu yang bertabrakan cukup riuh membuat kami menegakkan kepala kami melihat siapa yang datang.
Saat itu juga aku menyesali sudah membuang-buang tenagaku untuk menegakkan kepalaku menengadah keatas.
Mingyu dan teman-temannya berjalan kearah kami dengan senyum congkaknya.
"Bagaimana menurut kalian? apa kami terlihat buruk? masih mau berpikiran bahwa kami tidak bisa apa-apa?" Mingyu berkata langsung saat sudah berdiri didepan kami. Ia menatapku tajam.
Aku membalasnya pula.
"Tunggu, aku baru menyadari kalian tidak selengkap biasanya." Jun membuka suaranya sambil melipat tangannya didepan dada.
"Ah, kurasa si mata sipit yang menghilang. Padahal dia center dari squad kalian." Jeonghan mencibir kami.
Kami hanya diam sambil terus menatap tajam kearah mereka. Kami sedang tidak ingin membuang-buang tenaga kami untuk nanti.
Melihat kami yang tidak merespon mereka sama sekali membuat mereka jengah.
"Kuharap kalian dapat melakukannya dengan baik sampai akhir." Seungcheol tersenyum remeh kearah kami lalu beranjak pergi diikuti yang lain.
Aku memicingkan mataku menatap sinis kearah mereka.
"Mereka benar-benar membuatku ingin membunuh mereka sekarang juga." Min Ah mengepalkan kedua tangannya.
Namun belum sempat kami menenangkan Min Ah yang sedang 'membara', panggilan dari MC mengintruksi kami semua untuk kembali kepanggung.
Kamipun segera beranjak.
Suara riuh penonton kembali terdengar dengan kerasnya. Kata-kata 'Seventeen' terdengar sangat mendominasi disini.
Kamipun berdiri bersejajar dengan mereka.
Aku berdiri ditengah dibarisan squad-ku, dan sialnya si congkak Mingyu juga berdiri dihadapanku.
Tatapan tajam saling kami lontarkan begitu mata kami bertemu.
Jika saja tatapan memang dapat membunuh seseorang, mungkin diriku dan Mingyu sudah mati sedari tadi.
MC menghitung mundur, lalu suara musik kembali terdengar pertanda babak kedua sekaligus yang terakhir, dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL FIGHT
Genç Kurgu"Dia tak akan menang dariku." Pria tinggi nan tampan yang dipuja-puji oleh siswi-siswi disekolah itu menampilkan senyum miring andalannya. "Aku tak akan kalah darinya." Seorang wanita sederhana yang terlihat kuat diluar, cuek dan pemberani itu juga...